FAUZI BOWO: “EARTH HOUR” BANGUN BUDAYA HEMAT ENERGI
Oleh: Masayu Yulien Vinanda
Jakarta (17/03)-Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menyatakan komitmennya untuk kembali menyelenggarakan kampanye global untuk perubahan iklim “Earth Hour” untuk yang ketiga kalinya. Earth Hour 2011 diharapkannya tidak hanya menjadi perayaan akbar satu harian, tetapi mampu meningkatkan kesadaran warga Jakarta untuk bersahabat dengan lingkungan serta berperilaku hemat energi dalam rangka upaya bersama membangun suatu budaya baru yang ramah lingkungan.
Hal tersebut dikemukakannya pada konferensi pers Earth Hour 2011 yang diselenggarakan WWF-Indonesia, Rabu (16/03), di Hotel J.W. Marriot, Jakarta Selatan. Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Eksekutif WWF-Indonesia Dr. Efransjah, Ketua Dewan Penyantun WWF-Indonesia Pia Alisjahbana, jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta sejumlah mitra korporasi pendukung Earth Hour 2011.
Gerakan mematikan lampu dan peralatan elektronik secara sukarela selama satu jam tersebut akan dilakukan secara serempak pada Sabtu 26 Maret 2011, pukul 20.30-21.30. Sebagai tuan rumah Earth Hour di tanah air, Pemerintah Provinsi Jakarta siap memadamkan bangunan ciri khas ibukota yakni Monumen Nasional, Bundaran Hotel Indonesia, Balaikota, Istana Negara, Patung Arjuna Wiwaha, dan Patung Pemuda.
“Selain bangunan ikon kota Jakarta, saya juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat dan komunitas yang ada di sekitar jalan-jalan protokol seperti Sudirman, Thamrin, Gatot Subroto, dan HR. Rasuna Said untuk mengikuti himbauan pemerintah,” ungkap Fauzi Bowo.
Tidak hanya itu, sebagai ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Gubernur juga berusaha untuk menjangkau lebih banyak kota lagi untuk berpartisipasi.
“Selain mengajak pemerintah kota-kota lain untuk berpartisipasi dalam Earth Hour 26 Maret nanti, saya juga berusaha untuk memberikan pengertian dan pemahaman bahwa aksi ini adalah sesuatu yang harus dilakukan bersama-sama untuk generasi mendatang, demi kepentingan seluruh warga dunia,” imbuhnya.
Tahun ini, tidak hanya Jakarta yang berpartisipasi, tetapi juga empat kota besar lainnya yaitu Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.
Menurut Direktur Eksekutif WWF-Indonesia, Dr. Efransjah, pesan penting yang ingin disampaikan kampanye Earth Hour 2011 adalah mendorong perilaku hemat energi sebagai bagian dari gaya hidup.
“Kampanye Earth Hour 2011 mengajak Anda untuk bersama-sama mengingat bahwa setelah 1 jam, jadikan gaya hidup. Tahun ini, logo Earth Hour sedikit berbeda. Ada tanpa plus yang mendampingi angka 60. Simbol ini merepresentasikan pentingnya menindaklanjuti aksi mematikan lampu selama satu jam dengan aksi-aksi ramah lingkungan lainnya. Earth Hour merupakan titik awal komitmen kita untuk berbuat lebih bagi bumi,” ungkapnya.
Ditambahkannya, sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab solusi energi WWF kepada masyarakat, WWF menggunakan momentum Earth Hour untuk mengembangkan energi terbarukan di salah satu wilayah terpencil yang belum mendapat akses tenaga listrik.
“Dengan dukungan OSO Group, kami membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di desa Harowu, Kalimantan tengah. Dengan kapasitas 15 KW, pembangkit ini diharapkan akan mampu memberikan daya listrik untuk 60 KK di desa tersebut, “ pungkas Efransjah.