BUKAN SEKEDAR BERAS
Oleh: Cristina Eghenter
Produk Green&Fair dan agro-biodiversitas dari Dataran Tinggi Krayan
Dataran Tinggi Heart of Borneo menawarkan beberapa pemandangan mempesona. Pemandangan yang khas adalah salah satu lembah yang luas dengan hamparan sawah, pohon bambu dan pohon buah-buahan yang disekelilingnya terdapat lereng tertutup hutan lebat. Pemandangannya sangat indah. Masyarakat lokal dan alam tampaknya telah bekerja sama dengan baik untuk membentuk lanskap dengan cara yang indah dan berkelanjutan bagi kehidupan mendatang.
Beras adalah produk yang paling populer dan signifikan dari dataran tinggi di kawasan Heart of Borneo. Selama berabad-abad, masyarakat adat setempat telah mengubah bagian bawah lembah di sawah dan menciptakan siklus pertanian yang mandiri terintegrasi dengan kerbau peternakan. Cara-cara tradisional dapat memenuhi kebutuhan hidup dan menghasilkan surplus perdagangan beras melintasi perbatasan ke Sarawak. Produk ini merupakan sebuah produk organik "tradisional".
Beras Adan merupakan yang terbaik di antara varietas padi lokal yang hingga saat ini masih dibudidayakan di Krayan dan di bagian lain dari dataran tinggi. Muncul dalam tiga varietas yang berbeda: putih, merah dan hitam. Beras ini terkenal dengan butirannya yang kecil dan memiliki tekstur halus,serta rasa yang enak. Pemerintah Indonesia telah menetapkan jenis varietas beras yang putih dengan sertifikat Indikasi Geografis (GI) pada tahun 2012 sebagai ‘Beras Adan Krayan’.
Jenis beras hitam memiliki aroma manis. Serupa dengan beberapa varietas lokal lainnya, beras hitam perlahan-lahan digantikan oleh varietas baru dan tinggi - unggul selama bertahun-tahun. Namun, meningkatnya minat pasar dalam varietas ini membalikkan nasib beras hitam di Krayan. Nasi adalah makanan pokok. Masakan lokal telah mengembangkan berbagai cara memasak nasi beras lunak (luba laya); nasi bubur seperti; kue beras; risotto - seperti piring nasi (penggigit) dicampur dengan segala macam sayuran atau ikan atau tunas kelapa atau bunga jahe.
Jika kita memperbesar lanskap mosaik dari dataran tinggi, sedangkan sawah tetap menjadi fitur yang dominan, medan disana menunjukkan agro – biodiversitas yang lebih banyak, yang merupakan karakteristik dari sebuah sistem tradisonal yang sehat dan alami. Sebagian besar merupakan produk pengembangan argoforestry, pengayaan lokal dan eksperimentasi, serta pengetahuan tradisional masyarakat setempat.
Di sepanjang tepi sawah, sorgum (dele arur) masih dibudidayakan. Hamparan sawah berbukit yang diselingi dengan bercak millet (benamud), semakin dihargai oleh pembeli yang berada di Sarawak dan Brunei. Sepanjang tepi Sungai Krayan, pohon buah-buahan tropis, dengan yang utama adalah buah durian yang memiliki jumlah terbesar dari varietas lokal.
Agrobiodiversitas, keragaman dan lokalitas kultivar dan sumber daya genetik, telah menjadi cara untuk membangun ketahanan, kemampuan beradaptasi, serta mengurangi kerentanan terhadap perubahan musiman dan iklim di dataran tinggi Krayan dari waktu ke waktu. Dan sementara di agro - biodiversitas masa lalu adalah dasar untuk produksi dan konsumsi sistem lokal, yang semakin berpengaruh terhadap kepentingan pasar dan kebangkitan budaya nampaknya tetap menjadi sebuah varietas tradisional tertentu yang akan terus hidup, dan yang terakhir menjadi lebih tergantung pada nilai-nilai ekonomi.
Saat ini, tantangannya adalah bagaimana menggunakan mekanisme pasar dengan cara-cara untuk menghargai dan mempertahankan keragaman hayati lokal. Inisiatif seperti Green&Fair Products, Slow Food dan Ark of Taste, permintaan produk organik dan alami, masalah kesehatan, pendidikan, dan beberapa cara lain mencoba untuk 'memutar ' pasar dan mendorong minat konsumen untuk produk-produk lokal yang membantu menjaga agro biodiversitas dan juga melestarikan berkelanjutan bagi kawasan Heart of Borneo.