BERITA DUKA DARI KALIMANTAN TENGAH
Untuk disiarkan segera 23 November 2009
Palangkaraya (22/11), Keluarga besar WWF-Indonesia berkabung. Hendra Ramdan Purnama (30 tahun), staf WWF-Indonesia Kalimantan Tengah, meninggal dunia akibat kecelakaan perahu. Jenazah Hendra berhasil dievakuasi Sabtu (21/11) pagi dari Desa Tumbang Jojang, Kecamatan Seribu Riam, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, oleh Tim SAR Gabungan dari Polres setempat, TNI, BASARNASDA Kalsel, WWF-Indonesia dan masyarakat di sekitar lokasi kejadian, setelah sebelumnya Tim SAR melakukan upaya pencarian selama 7 hari.
""Kecelakaan terjadi pada Sabtu (14/11) sore sekitar pukul 15.00 WIB di Sungai Jojang, Kecamatan Seribu Riam, Kabupaten Murung Raya,"" jelas Rosenda Chandra Kasih (Sendy), Site Koordinator WWF-Indonesia Kalimantan Tengah. Proses pencarian cukup lama karena kondisi alam dan hujan yang turun setiap hari mengakibatkan permukaan air naik dan arus bertambah kuat, lanjut Sendy. Korban lain, staf BLH Murung Raya, Riskanul Yakin, staf PPS-KT dan aktivis Mapala Sylva Unpar, Susanti, dan motoris kelotok, Roman, berhasil selamat dan sekarang dalam masa pemulihan.
Orangtua almarhum, H. Heri Ponadi, dan adik iparnya, Juhardi, ikut melakukan pencarian selama 3 hari dan kembali ke Palangka Raya pada hari Jumat (20/11) lalu. ""Tim SAR yang terdiri dari 32 orang ini dibagi dalam 4 regu melakukan pencarian jenazah Hendra di 4 lokasi berbeda,"" tutur Dr. Hendrik Segah dari WWF-Indonesia. Kelompok I mencari di lokasi Balai Riam, Kelompok II menyusuri jalur Tumbang Jojang-Desa Takun, dan Kelompok III menyusuri jalur Desa Takun-Tumbang Jojang, dan Kelompok IV menyusuri Sungai Busang.
""Jalur-jalur pencarian dibuat berdasarkan data lokasi kejadian LU 00.09338 dan BT 113.94706 di Sungai Jojang,"" tambah Metarius, salah satu staff WWF-Indonesia. Jenazah Hendra akhirnya bisa ditemukan di Sungai Busang, 5-6 km dari lokasi kecelakaan, setelah sebelumnya Tim SAR mendapat informasi dari nelayan penduduk kampung.
""Tim ini dalam perjalanan dari Desa Tumbang Jojang menuju Desa Takun usai melakukan kegiatan kajian sosial ekonomi masyarakat dan pemetaan partisipatif di desa-desa kawasan Pegunungan Muller,"" jelas Sendy. ""Sejak kecelakaan terjadi sampai dengan proses evakuasi ke Palangka Raya, kami mendapat dukungan penuh dan bantuan dari Pemkab Murung Raya, juga masyarakat di sekitar lokasi,"" ujar Direktur Operasi WWF-Indonesia, Mohammad Syafril, yang selama pencarian berkoordinasi dengan Pemkab Murung Raya di Puruk Cahu.
Pencarian korban kecelakaan yang dilakukan menjadi prioritas Pemda Kabupaten dan dipimpin langsung oleh Assisten II Kabupaten Murung Raya, Drs. Krisno Smeth, dan mendirikan Posko Informasi di kantor BLH Murung Raya di Puruk Cahu.
Hendra Ramdan bergabung dengan WWF-Indonesia Kalteng pada Juni 2009, meninggalkan seorang isteri, Dian Safitri (29 tahun) dan 3 putri, Safrina Hayati (3 tahun), Tsania Marani (2 tahun), dan Reisa Hadiyati (1 tahun). Almarhum memulai karirnya di bidang konservasi setelah lulus sarjana Manajemen Hutan dari Universitas Winaya Mukti Bandung dan bekerja di Orangutan Foundation International (OFI). Kemahirannya berbahasa Dayak dan Banjar diperoleh sejak bekerja dan mengabdikan diri pada dunia konservasi Orangutan dan habitatnya mulai 2005 di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Kegiatan studi kajian sosial ekonomi dan pemetaan partisipatif yang dilakukan Hendra Ramdan ini dimulai sejak tanggal 8 November 2009. Sebanyak 19 orang fasilitator dari LSM yang berbasis di Palangka Raya berangkat menuju Kabupaten Murung Raya untuk melakukan kajian di 6 desa. Sebelum menuju desa pertama, Desa Tumbang Tujang, Kecamatan Uut Murung, Kabupaten Murung Raya, tim yang dipimpin Hendra sempat melakukan koordinasi dan konsultasi kegiatan dengan Kepala BLH Murung Raya dan Sekda Kabupaten Murung Raya.
Usai melakukan kegiatan di desa pertama, tim langsung berangkat ke desa kedua dan melakukan kegiatan pada 13 November 2009 di Desa Tumbang Jojang. Sebelum berangkat ke Desa Tumbang Jojang, Hendra yang dikenal rekan kerjanya selalu bersikap optimis dan senang bergurau ini, sempat melaporkan progres kegiatan ke kantor WWF-Palangka Raya, pada 12 November 2009.
Keluarga yang ditinggalkan, terutama isteri dan orangtua Hendra Ramdan Purnama, menerima musibah ini dengan pasrah dan penuh ikhlas. Putra tunggal dari H. Heri Ponadi dan Hj. Iie Samsiah ini diterbangkan dari bandara Puruk Cahu menggunakan pesawat charter menuju Palangka Raya hari Minggu pagi. Setelah disholatkan di pendopo pengajian keluarga, jenazah langsung diikuburkan pada hari yang sama di Pemakaman Umum Muslim di Jl.Tjilik Riwut KM 2 Palangka Raya.
""WWF-Indonesia di Kalimantan Tengah berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah yang terjadi pada rekan kami Hendra. Semangat dan hasil kerja kerasnya akan menjadi motivasi bagi kami yang ditinggalkan. Kami sangat kehilangan, demikian juga dengan keluarga besar Hendra Ramdan Purnama,"" ujar Sendy.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
- Rosenda Chandra Kasih, Site Coordinator, WWF-Indonesia, Kalimantan Tengah, rkasih@wwf.or.id, hp: 0811529533
- Nina Nuraisyiah, Communication Manager, WWF-Indonesia, Kalimantan Tengah, nnuraisyiah@wwf.or.id , hp: 0811525356
Catatan untuk Editor:
Tentang Heart of Borneo
Heart of Borneo adalah sebuah inisiatif pemerintah tiga negara Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia yang didukung oleh banyak pihak, dirancang sebagai program pemanfaatan berkelanjutan dan konservasi yang bertujuan mempertahankan keberlanjutan manfaat salah satu hutan terbaik yang masih tersisa di Borneo bagi kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang. Cakupan wilayah kerja Heart of Borneo membentang pada rangkaian dataran tinggi Borneo yang terhubung secara langsung dengan dataran rendah di bawahnya.
Di Indonesia kawasan Heart of Borneo mencakup 3 provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Ada 10 kabupaten yang termasuk dalam kawasan Jantung Kalimantan yaitu Kab. Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu di Kalimantan Barat; Kab. Katingan, Gunung Mas, Barito Utara dan Murung Raya di Kalimantan Tengah; Kab. Malinau, Nunukan dan Kutai Barat di Kalimantan Timur.
Lima Kelompok Kerja (Pokja) telah dibentuk yaitu Pokja Nasional (lintas sektor), Pokja Kehutanan (di Departemen Kehutanan) dan 3 Pokja Provinsi (di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur). Kelompok Kerja ini bertanggung jawab memfasilitasi penyusunan Rencana Aksi Nasional yang merupakan mandat dari Deklarasi HoB. Rencana aksi ini bersinergi dengan Rencana Aksi Strategis tiga negara dan rencana aksi masing-masing provinsi serta aspirasi daerah.
Tentang WWF
WWF adalah organisasi konservasi global yang mandiri dan didirikan pada tahun 1961 di Swiss, dengan hampir 5 juta supporter dan memiliki jaringan yang aktif di lebih dari 100 negara dan di Indonesia bergiat di lebih dari 25 wilayah kerja lapangan dan 17 provinsi. Misi WWF-Indonesia adalah menyelamatkan keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak ekologis aktivitas manusia melalui: Mempromosikan etika konservasi yang kuat, kesadartahuan dan upaya-upaya konservasi di kalangan masyarakat Indonesia; Memfasilitasi upaya multi-pihak untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan proses-proses ekologis pada skala ekoregion; Melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakan hukum yang mendukung konservasi, dan; Menggalakkan konservasi untuk kesejahteraan manusia, melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Selebihnya tentang WWF-Indonesia, silakan kunjungi website utama organisasi ini di www.panda.org; situs lokal di www.wwf.or.id dan situs keanggotaan WWF-Indonesia di www.supporterwwf.org.
WWF-Indonesia dan Heart of Borneo: www.wwf.or.id/hob atau www.wwf.or.id/JantungKalimantan
** SELESAI**