SUPORTER WWF PEMENANG TIKET "B4E FOREST DIALOGUE" BERBAGI CERITA
Oleh: Masayu Yulien Vinanda
Jakarta (11/01)-Tiga suporter WWF-Indonesia pemenang kompetisi karya  tulis tentang aksi penyelamatan hutan, Minggu (09/01), menghadiri “Business for Environment (B4E) Forest Dialogue,” di Hotel Shangrila, Jakarta. Diskusi yang dikemas dalam sebuah gala dinner tersebut menghadirkan Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat dan peraih Nobel Perdamaian 2007, Al Gore sebagai pembicara utama.
Sebelumnya, pada akhir Desember 2010 lalu, Divisi Membership WWF-Indonesia menggelar kompetisi karya tulis khusus untuk para Suporter WWF-Indonesia. Tiga orang suporter yang beruntung mendapatkan tiket ""B4E Forest Dialogue"" dan menyaksikan langsung pidato eksklusif Al Gore adalah Julia Ahadiah, Suzan Oktaria, dan Septi Suwandia.
“Saya sudah mendengar bahaya perubahan iklim beberapa tahun yang lalu, dan juga telah membaca tanggapan kaum skeptic  tentang hal ini, namun menarik apa yang di sampaikan oleh Al Gore tadi, yaitu apa yang akan terjadi jika ia benar, dan mereka salah, maka apa yang akan di alami oleh anak cucu kita? Namun diatas semua perdebatan itu, saya rasa kita smua sudah mulai merasakan secara perlahan dari pemanasan global,” jelas Septi.
Menurut Septi, untuk menyelamatkan bumi diperlukan peran aktif semua orang. Tidak hanya pengusaha, pemerintah atau LSM, tetapi juga seluruh umat manusia harus bergandengan tangan dan senantiasa berkomitmen dan berorientasi pada falsafah “go green.”
“Kita mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita dan untuk diteruskan pada anak-cucu kita. Kita sebenarnya seperti cuma mewarisi tongkat estafet untuk kita teruskan pada generasi selanjutnya. Kita tidak punya hak untuk menguras isinya secara berlebih atau merusaknya,” imbuhnya.
Sementara itu, Susan berharap setelah dialog bersama Al-Gore yang dihadiri oleh para pelaku usaha, pemerintahan, dan penggiat konservasi itu, akan menguatkan komitmen bersama untuk melakukan aksi nyata menyelamtkan hutan.
“Setelah mendengar langsung pidato Al Gore, saya berharap kita semua akan memaksimalkan usaha bersama untuk menyelamatkan warisan yang berharga itu, yaitu hutan. Satu pohon yang kita tanam itu tidak senilai dengan satu pohon yang kita tebang,” jelasnya.
Senada dengan Susan, pemenang tiket gala dinner bersama Al Gore lainnya, Julia, menggarisbawahi pentingnya seluruh elemen masyarakat untuk melakukan tindakan nyata sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing di lingkungan sosial mereka.
“Sebagai ibu rumah tangga, saya berusaha untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan di keluarga dengan menerapkan aturan-aturan domestik yang ramah lingkungan.  Misalnya dengan mengurangi penggunaan kertas, tissue, serta mengajak keluarga untuk menanam pohon di lingkungan rumah. Banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan sekarang yang tanpa kita sadari sebetulnya merupakan kontribusi penting bagi kelestarian lingkungan kita,” pungkasnya.
 
       
 
 
 
