SUATU HARI DALAM HIDUP RASHIDAH MAQBOOL REHMAN
Seperti kebanyakan karyawan WWF lainnya, keinginan terbesar Rashidah dalam melestarikan bumi sudah dimulai sejak dini.
“Sejak kecil, saya selalu tertarik dengan kehidupan hewan dan alam sekitar. Ketika saya masih anak-anak, ada sebuah hutan di bukit yang dekat dengan rumah saya. Disana saya bersama dengan teman-teman senang memanjat pohon sambil mencari serangga dan tumbuhan yang unik. Saya sangat menyukai pemandangan indah tersebut, namun sayangnya saat ini pemandangan tersebut sudah hilang karena adanya pembangunan. Itulah mengapa saya melakukan pekerjaan ini sekarang”.
Rasa keinginan untuk melindungi hutan di Malaysia terlihat dari pencapaiannya menyelesaikan Diploma di Fakultas Kehutanan, Universiti Putra Malaysia. Pada tahun 2007, beliau bergabung dengan WWF Malaysia kantor cabang Sabah sebagai staff Kehutanan, dan setelah itu beliau menjadi staff Kawasan Lindung yang bertugas di garis terdepan untuk memerangi aktivitas pembalakkan liar yang terus berlangsung. Disamping itu, beliau juga meningkatkan perlindungan di Kawasan Lindung di Heart of Borneo dengan menerapkan sistem perlindungan hutan dan pengelolaan air bersih.
Sebelumnya, Rashidah bekerja di perusahaan kayu yang bertugas untuk membantu perusahaan dalam mencapai sertifikasi dalam program WWF bagian Kehutanan dan Jaringan Perdagangan Global. Beliau juga membantu mereka untuk melakukan pengerjaan dalam Penilaian Tertinggi Konservasi Hutan sebagai bentuk timbal balik perusahaan.
WWF bagian kehutanan dan Jaringan Perdagangan Global merupakan sebuah inisiatif global dari WWF untuk memerangi pembalakan liar dengan mempromosikan pengelolaan bertanggung jawab bagi hutan yang berharga dan terancam, tidak hanya di kawasan Heart of Borneo namun juga di Amazon, Congo Basin dan daerah lain di mana hutan-hutan tersebut terancam keberadaannya. GFTN membantu perusahaan dalam mengevaluasi pengadaan dan melaksanakan rencana tindakan yang tepat untuk menjamin pasokan yang berkelanjutan
Istilah seperti Amazon, Congo Basin dan Heart of Borneo-lah yang dapat membangkitkan kesan alami dan sebuah petualangan yang menarik. Selain itu, Rashidah mengakui bahwa kebanyakan pekerjaannya menghabiskan banyak waktu di kantor hanya untuk merekam, mengawasi dan melaporkan segala penemuannya. Beliau juga bernegosiasi dengan pengusaha kayu dan mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi.
“Hal seperti itu dapat memakan waktu seharian hanya duduk di meja kerja sepanjang hari, namun bagi saya itu semua adalah hal yang sebanding. Ketika kita melihat hasil kerja keras kita diakui, diterima dan diaplikasikan dalam komunitas, pemerintahan dan semacamnya, tidak ada yang dapat menandingi rasa puas tersebut” Kata Rashidah
Salah satu hal yang paling berharga bagi Rashidah adalah perannya dalam membantu pelatihan dan meningkatkan kemampuan polisi hutan lokal untuk mengelola kawasan konservasi secara berkelanjutan.
“Belakangan ini kami mengadakan pelatihan bagi polisi hutan dengan memberikan pengetahuan mengenai navigasi dan kemampuan membaca peta GPS di Teluk Sabah Maliau, yang dipilih sebagai nominasi warisan dunia bersama dengan Lembah Danum dan Area Konservasi Tebing Imbak.
“Ini mungkin tidak terdengar seperti masalah besar bagi banyak orang, namun kemampuan ini sangat penting jika kita ingin efisien dalam pengelolaan hutan dan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melindungi daerah yang paling terancam di Sabah dan Sarawak secara signifikan. Ketika kami melihat para polisi hutan tersebut berkembang menjadi konservasionis yang lebih baik, hal tersebut benar-benar bermanfaat.” Beliau menambahkan dengan penuh semangat.
Pekerjaan Rashidah tidak hanya melibatkan perlindungan hutan dari Sabah namun juga difokuskan pada pengelolaan strategi air tawar untuk resapan air di daerah Tambunan, Sabah.
“Kami berusaha untuk melindungi ekosistem sungai dan satwa liar di perairan Tambunan, sementara pada saat yang sama juga membantu masyarakat untuk mengembangkan pendapatan yang berkelanjutan, yang tidak mengeksploitasi alam. Sejauh ini kami telah berhasil mendapatkan salah satu sekolah di wilayah proyek untuk didaftarkan dalam program Eco-Sekolah. Eco-Sekolah merupakan sebuah inisiatif internasional yang dirancang untuk memandu sekolah dalam menerapkan pendekatan seluruh sekolah terhadap pendidikan lingkungan yang berkelanjutan. Itu hal yang menyeluruh, pendekatan secara partisipatif, dengan kombinasi pembelajaran dan tindakan yang membuatnya menjadi cara yang ideal bagi sekolah untuk memulai perbaikan lingkungan di daerah mereka. Kami juga telah melakukan sebuah Ekspedisi ilmiah selama 4 hari di daerah Liwagu. Ekspedisi yang berfokus pada 5 topik penelitian utama (kualitas air, masyarakat, serangga air, ikan dan keanekaragaman daun kumbang). Penemuan tersebut menunjukkan bahwa daerah tersebut masih dalam kondisi yang alami,” kata Rashidah.
Tantangan Terbesar
Anda akan berpikir bahwa tekanan bekerja di lokasi yang terpencil, berurusan dengan pengusaha kayu, anggota masyarakat dan bernegosiasi dengan semua tingkat pemerintahan akan menjadi bagian yang paling menantang dari pekerjaan Rashidah, namun hal tersebut bukanlah tantangan utama. Tantangan yang utama adalah tinggal jauh dari rumah.
""Berurusan dengan pemangku kepentingan yang bervariasi yang berfokus pada isu-isu lingkungan membuat saya harus tinggal jauh dari keluarga. Ketika baru menikah, hal itu benar-benar sesuatu yang sangat menantang bagi saya. Saya tidak ingin suami saya merasa sendiri dalam sebagian besar waktunya (beliau menambahkan sambil tertawa), namun untungnya dia sangat memahami dan mendukung pekerjaan saya, dan itu telah membuat hidup dan pekerjaan ini menjadi lebih mudah"".
Rashidah berharap di masa yang akan datang bumi ini tidak akan hilang meskipun begitu banyak tantangan yang akan dan sudah beliau hadapi sejak bergabung dengan WWF.
“Alam dan konservasi selalu menjadi bagian dalam pekerjaan saya dan saya selalu ingin terlibat di dalamya. Saat kuliah, saya masih ingat salah satu kasus dari perburuan liar harimau Malaysia di Kelantan. Pihak berwenang menemukan mayat harimau tersebut dipotong-potong di salah satu peti es masyarakat setempat. Ini merupakan suatu kejutan besar dan mendapat banyak perhatian media dan kemarahan publik. Saya menulis kepada WWF-Malaysia, menyampaikan pandangan saya dan apa yang saya rasakan dan harapkan akan keberadaan harimau di masa mendatang. Dan coba tebak? WWF membalas surat saya dan itu seperti hari terbaik yang pernah saya miliki!
“WWF merupakan daftar teratas dimana saya memutuskan untuk bekerja dan kemudian.....beruntungnya saya! Saya bekerja bagi WWF Malaysia dan setelah 5 tahun berlalu, saya masih bersemangat dalam pekerjaan dan konservasi lingkungan dengan dukungan dari para donatur dan pemangku kepentingan yang ada”.