SOSIALISASI KONSERVASI DUYUNG DAN LAMUN KHAS DESA TELUK BOGAM
Oleh: Idham Farsha (Marine Species Site Coordinator Kobar)
Bebagai macam atraksi kesenian daerah, kostum, dan kendaraan hias dari sejumlah Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD), organisasi kemasyarakatan, kelompok masyarakat, mahasiswa, dan pelajar digelar dalam Pawai Nasi Adab dalam memeriahkan HUT Kabupaten Kotawaringin Barat pada Rabu (4/10) di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Dalam kegiatan ini, masyarakat Desa Teluk Bogam memperkenalkan dugong atau duyung sebagai tema atraksi mereka.
M. Syairani selaku Budayawan Kobar menjelaskan bahwa kegiatan Nasi Adab sendiri berasal dari budaya Kerajaan Banjar yang dibawa oleh anak Sultan Banjar ke-empat, Pangeran Adipati Anta-Kusuma, pada abad ke-16 yang menjadikan Kotawaringin Barat sebagai pusat pemerintahannya. Kegiatan Nasi Adab merupakan persembahan masyarakat terhadap pemerintahan kerajaan, berupa nasi tumpeng dengan menggunakan beras ketan untuk dibawa ke Istana. Sejak Indonesia merdeka dan terbentuknya Pangkalan Bun menjadi sebuah kabupaten, salah satu budaya yang diangkat dan tetap dipertahankan dalam memperingati hari jadi adalah Nasi Adab tersebut.
Ini adalah kali pertama masyarakat Desa Teluk Bogam mengangkat duyung sebagai tema kegiatan mereka di dalam Pawai Nasi Adab. Hal ini tidak terlepas usulan dari Idham Farsha site coordinator WWF-Indonesia yang menjadikan Desa Teluk Bogam sebagai salah satu pilot site di antara tiga desa lainnya, yaitu Desa Kubu, Sungai Bakau, dan Keraya dalam implementasi program Dugong and Seagrass Conservation Project (DSCP) Indonesia.
Mobil iringan dari Desa Teluk Bogam dihiasi gambar duyung, dan salah satu mobil menampilkan spanduk “Stop Perburuan Dugong/Duyung” dengan semboyan “Duyung Lestari, Lamun Terjaga, Ikan Berlimpah, Masyarakat Sejahtera”.
Dimulai dari Markas Kodim 1014 Pangkalan Bun di Jalan Pangeran Antasari, peserta pawai bergerak melewati panggung utama di depan rumah mantan jabatan Bupati Kobar. Di panggung utama, dibacakan juga teks bahwa “Dugong/duyung sering ditemukan dan terlihat di perairan Teluk Bogam. Duyung merupakan salah satu satwa langka yang dilindungi dengan ketentuan perundangan. Duyung bagian penting dalam siklus rantai makanan ekosistem laut, Jaga dan Sayangi Duyung Supaya Ekosistem Laut Terjaga”.
Menurut Jurham Efendy, Sekertaris Desa Teluk Bogam, Pawai Nasi Adab adalah salah satu momen terbaik di akhir tahun 2017 untuk melakukan sosialisasi tentang perlindungan duyung dan lamun ke masyarakat luas, menimbang selama ini sosialisasi baru diadakan di kalangan masyarakat Desa Teluk Bogam saja. Selain itu, melalui partisipasi masyarakat Desa Teluk Bogam di dalam Pawai Nasi Adab ini, diharapkan adanya perubahan pada pandangan masyarakat tentang Desa Teluk Bogam dari yang dulunya dikenal sebagai pusat perburuan duyung menjadi pelindung duyung.
“Kita berharap dengan sosialisasi ini masyarakat Kobar, khususnya masyarakat Desa Teluk Bogam menjadi sadar betul untuk tidak lagi melakukan aktifitas perburan dan memanfaatkan apapun dari bagian tubuh dari duyung,” ujar Jurham