WUJUDKAN KEBERSAMAAN KELOMPOK MELALUI TEBAR BENIH UDANG WINDU SECARA SERENTAK
Oleh: Said Rahmad Annesva (Fasilitator Lokal Aquaculture Improvement Program (AIP) di Aceh dan SUMUT)
Kegiatan tebar benih udang windu yang serentak dilakukan oleh kelompok Jak Ue Neuhun/JUN di Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, menjadi modal penting untuk menjaga kebersamaan antar pembudidaya. Udang windu yang merupakan plasma nutfah di Aceh saat ini keberadaannya mulai terancam dengan hadirnya spesies introduksi, terutama udang vannamei yang masif dibudidayakan. Namun, kelompok yang diketuai oleh Junaidi tersebut tetap pada komitmen untuk tetap membudidayakan udang windu dengan melakukan tebar secara bersama-sama di siklus pertama tahun 2016 ini.
Persiapan tebar benih telah dilakukan oleh kelompok JUN sejak pertengahan Februari 2016 dengan BMP Udang Windu sebagai panduan di bagian persiapan lahan yaitu tahap pengeringan lahan, perbaikan tanggul, pengolahan lahan dasar dan persiapan air untuk tebar. Disela-sela kegiatan, Fasilitator Lokal AIP di Aceh bersama dengan pengurus kelompok mencari sumber benur terpercaya melalui bantuan dari Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Ujong Batee. Pihak BBAP Ujong Batee kemudian mengkoneksikan kelompok dengan hatchery Munir dan pendederan H. Leuk yang merupakan mitra binaan BBAP itu sendiri.
Kegiatan tebar yang dilakukan di Kecamatan Blang Mangat pada tanggal 15 dan 16 Maret ini menggunakan benih udang sebanyak total 259.000 ekor benur dengan melibatkan 26 anggota Kelompok JUN yang berasal dari lima desa. Para anggota yang terlibat menunjukan rasa kebersamaan satu sama lain dengan tidak menunjukan perbedaan posisi. Saat benur tiba di areal tambak milik kelompok, para pembudidaya langsung melakukan upacara adat atau disebut juga dengan istilah peusijuk dalam bahasa Aceh agar benur yang ditebar membawa manfaat kebaikan serta proses budidayanya berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
Tebar benih tersebut diterapkan menggunakan BMP Budidaya Udang Windu agar dapat merubah perilaku pembudidaya anggota Kelompok JUN ke arah praktik budidaya yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Junaidi, mengharapkan kegiatan tebar bersama ini dapat terus dilakukan, dengan tujuan untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan terlebih lagi mampu menjaga habitat mangrove di sekitar tambak budidaya. Selain itu Junaidi, berharap hasil panen dari kegiatan tebar bersama ini meningkatkan jumlah panen sehingga meningkatkan kesejahteraan anggota Kelompok JUN.
Mengubah Cara Praktik Budidaya yang Lestari
Azhar, selaku penasihat Kelompok JUN, menyampaikan bahwa selama 4 tahun WWF-Indonesia melakukan pedampingan pada kelompok, banyak hal positif yang diberikan terkait praktik budidaya udang windu di Lhokseumawe, “Kami telah mengubah cara budidaya udang windu, terutama dalam pengadaan benur windu yang berkualitas. Sebelumnya, kami tidak pernah melakukan pemeriksaan kualitas benur ke laboratorium sampai mengukur salinitas dan Ph air. Sudah sepatutnya kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada WWF-Indonesia yang telah membuka cara pendang terhadap budidaya yang berkelanjutan.”
Hal senada juga disampaikan oleh Ramli, selaku bendahara dari Kelompok JUN, bahwa kegiatan tebar yang telah dilakukan secara serentak harus berdampak kepada persatuan dan kesatuan. Karena menurut Ramli, kelompok yang melakukan kegiatan tebar benih ini belum tentu dilakukan di tempat lainnya selain di Aceh. Maka sudah sepatutnya pembudidaya yang tergabung bisa berbangga dan berbesar hati untuk terus melakukan kegiatan ini secara bersama.
Abdul Rauf, wakil ketua Kelompok JUN, juga mengungkapkan bahwa keberhasilan yang selama ini mereka dapatkan tidaklah mudah. Ada banyak permasalahan yang harus mereka hadapi di dalam kelompok, tetapi tebar secara serentak yang dikawal langsung oleh WWF-Indonesia memberikan kekuatan pada pembudidaya untuk terus melakukan inovasi ke arah yang lebih baik.
“Anggota kelompok juga telah menunjukan kepada instasi pemerintahan apa yang telah kami lakukan selama ini dengan menerapkan tebar serentak yang sesuai dengan BMP’s. Harapannya tebar serentak dapat menjadi filter terhadap penyebaran penyakit WSSV yang selama ini telah menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi kalangan pembudidaya udang windu,” jelas Abdul Rauf.
Sampai saat ini WWF-Indonesia masih mengawal kegiatan harian para anggota kelompok dalam menekankan pencatatan kegiatan di tambak. Selain hal-hal yang berkaitan dengan budidaya, aktivitas penguatan kelompok juga menjadi penekanan utama agar pemerintah daerah Lhokseumawe mengakui aktivitas lestari yang dilakukan oleh Kelompok JUN.