PENGUATAN KAPASITAS PEMERINTAH DAERAH DALAM INVENTARISASI GAS RUMAH KACA UNTUK DUKUNG PENCAPAIAN TARGET PENURUNAN EMISI INDONESIA
Jakarta, 17 Mei 2024 – Empat organisasi masyarakat sipil dan lembaga nirlaba, yaitu WWF-Indonesia, ICLEI-Indonesia, CDP, dan Koaksi Indonesia, berkolaborasi melaksanakan pelatihan inventarisasi gas rumah kaca (GRK) kepada 71 perwakilan pemerintah dari 35 daerah setingkat provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Penguatan kapasitas bertujuan untuk mendukung pemerintah daerah melakukan mitigasi perubahan iklim, sekaligus menjadi acuan perumusan kebijakan di daerah masing-masing.
Kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 14 hingga 17 Mei 2024 di Jakarta ini merupakan bagian dari program One Planet City Challenge (OPCC) bagi pemerintah subnasional peserta kompetisi dan telah mengunggah data rencana dan aksi iklim ke Platform CDP-ICLEI Track tahun 2023.
Dewi Lestari Yani Rizki, Direktur Konservasi WWF-Indonesia mengatakan, ”Penting bagi pemerintah daerah atau kota untuk berkontribusi aktif dalam menurunkan emisi sesuai target pemerintah Indonesia, sebab pemerintah kota atau wilayah perkotaan menghasilkan 70% emisi GRK global.” Dewi melanjutkan bahwa, "Pelatihan ini menjadi penting untuk bersama-sama kita menghitung potensi penurunan GRK di masing-masing kota dan kabupaten, dan kegiatan atau kebijakan apa saja yang dapat mengakselerasinya.”
Aria Nagasastra, Direktur Eksekutif Koaksi Indonesia mengatakan “Kini era Global Warming bergerak ke era yg lebih buruk lagi, yaitu Global Boiling. Sinergi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang efektif sungguh penting dalam menetapkan target dan perencanaan aksi iklim bertahap yang sesuai. Melakukan inventarisasi GRK adalah entry point untuk mengukur dan menjaga arah pembangunan ekonomi yang berkelanjutan tetap pada jalurnya.”
Arif Wibowo, Country Manager ICLEI Indonesia mengatakan “Peningkatan kapasitas dalam IGRK penting bagi pemerintah daerah untuk membangun baseline dan menyediakan data akurat tentang sumber emisi lokal. Disamping itu, IGRK ini mendukung pemenuhan kewajiban pelaporan nasional, internasional dan mengakses potensi pendanaan iklim.” Arif menambahkan, “Dalam upaya memfasilitasi akses pendanaan iklim, ICLEI-TAP (Transformation Action Program) diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam membangun proposal dan merancang strategi yang relevan dan berdampak sebagai inisiatif aksi iklim lokal.”
Kegiatan ini mengundang 71 peserta perwakilan dari 35 kota/kabupaten/provinsi yang bidang pekerjaan dan kewenangannya terkait dengan perubahan iklim utamanya dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Lingkungan Hidup.
Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Paris. Dalam Global Stocktake Report—sebagai laporan progres dari perjanjian tersebut—yang diluncurkan pada pertemuan di Persatuan Emirat Arab pada akhir tahun lalu, pemerintah daerah secara global turut dapat berkontribusi menurunkan emisi GRK sebesar 20 Gt CO2e pada tahun 2030. Oleh karena itu, menjadi krusial agar pemerintah daerah memainkan peranannya agar selaras dengan target penurunan emisi GRK global dan nasional.
Peserta pelatihan inventarisasi GRK mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung dari para ahli di bidangnya serta berdiskusi mengenai kasus-kasus nyata yang dihadapi dalam pemerintahan sehari-hari. Selain itu, pelatihan ini juga mencakup sesi interaktif dan simulasi untuk memastikan pemahaman yang mendalam dan aplikasi praktis dari materi yang disampaikan.
Pelatihan ini diharapkan dapat mendukung pemerintah daerah di setiap kabupaten/kota untuk memperkuat rencana dan aksi mitigasi perubahan iklim, yang tentunya dapat berkontribusi dalam mencapai target penurunan emisi pemerintah Indonesia sebesar 31,89% dengan upaya sendiri atau 43,20% dengan dukungan internasional.
***
Narahubung:
Karina Lestiarsi, Communication Officer
Email: klestiarsi@wwf.id
Mobile: +62 85218161683
Fitrianti Sofyan, Manajer Komunikasi dan Kampanye Koaksi Indonesia
Email: fitrianti.sofyan@coaction.id
Mobile: +62 82156688263
Juniarti Elisabeth, Membership and Communication ICLEI Indonesia
Email: fitrianti.sofyan@coaction.id
Mobile: +62 82156688263
Catatan untuk Editor:
Provinsi, Kabupaten, Kota yang menjadi peserta pelatihan adalah:
Provinsi 1. Jakarta |
|
|
Kabupaten 2. Dharmasraya 3. Gorontalo 4. Limapuluh Kota 5. Minahasa Utara 6. Pasaman 7. Sanggau 8. Sumbawa |
9. Tambrauw 10. Trenggalek 11.Sintang 12.Siak 13.Sigi 14.Musi Banyuasin |
|
Kota 15. Ambon 16. Balikpapan 17. Banda Aceh 18. Bekasi 19. Blitar 20. Bogor 21. Bontang
|
22. Tanjungpinang 23. Denpasar 24. Tangerang 25. Yogyakarta 26. Jambi 27. Langsa 28. Mataram
|
29. Medan 30. Padang 31. Pontianak 32. Probolinggo 33. Semarang 34. Sukabumi 35. Tarakan
|
Tentang Yayasan WWF Indonesia
Yayasan WWF Indonesia adalah organisasi masyarakat madani berbadan hukum Indonesia yang bergerak di bidang konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan, dengan dukungan lebih dari 100.000 suporter. Misi Yayasan WWF Indonesia adalah untuk menghentikan penurunan kualitas lingkungan hidup dan membangun masa depan di mana manusia hidup selaras dengan alam, melalui pelestarian keanekaragaman hayati dunia, pemanfaatan sumber daya alam terbarukan yang berkelanjutan, serta dukungan pengurangan polusi dan konsumsi berlebihan.
Untuk informasi terbaru, kunjungi www.wwf.id dan ikuti kami di Twitter @WWF_id | Instagram @wwf_id | Facebook WWF-Indonesia | Youtube WWF-Indonesia
Tentang ICLEI-Indonesia
ICLEI-Indonesia merupakan kantor perwakilkan Indonesia dari ICLEI-Local Governments for Sustainability sebuah asosiasi global pemerintah daerah yang memberikan dukungan pada pemerintah daerah di seluruh dunia untuk mewujudkan pembangunan yang rendah karbon (low carbon), berketahanan iklim (resilient), adil dan berpusat pada manusia (euqitable and people-centered), bebasis pada eksosistem (nature-based), dan berorientasi ekonomi sirkular (circular economy).
Tentang CDP
CDP adalah organisasi nirlaba global yang menjalankan sistem pengungkapan lingkungan hidup di dunia untuk perusahaan, kota, negara bagian, dan wilayah. Didirikan pada tahun 2000 dan bekerja sama dengan lebih dari 740 lembaga keuangan dengan aset lebih dari $136 triliun, CDP memelopori penggunaan pasar modal dan pengadaan korporat untuk memotivasi perusahaan dalam mengungkapkan dampak lingkungannya, serta mengurangi emisi gas rumah kaca, menjaga sumber daya air, dan melindungi hutan. Hampir 24.000 organisasi di seluruh dunia mengungkapkan data melalui CDP pada tahun 2023, termasuk lebih dari 23.000 perusahaan yang bernilai dua pertiga dari kapitalisasi pasar global, dan lebih dari 1.100 kota, negara bagian, dan wilayah. Selaras dengan TCFD, CDP memiliki basis data lingkungan terbesar di dunia, dan skor CDP digunakan secara luas untuk mendorong keputusan investasi dan pengadaan menuju ekonomi tanpa karbon, berkelanjutan, dan tangguh. CDP adalah anggota pendiri inisiatif Science Based Targets, We Mean Business Coalition, The Investor Agenda, dan inisiatif
Tentang Coaction Indonesia atau Yayasan Koaksi Indonesia
Coaction Indonesia atau Yayasan Koaksi Indonesia, adalah organisasi nirlaba yang berperan sebagai simpul jejaring dan simpul pembelajaran bagi solusi dan aksi inovatif yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di seluruh wilayah Nusantara. Kami melakukan kerja advokasi kebijakan, penyadartahuan masyarakat atau kampanye publik, dan pengembangan kolaborasi strategis dengan berbagai mitra multipihak, seperti pembuat kebijakan, sektor swasta, lembaga riset/kampus dan akademisi, organisasi masyarakat sipil (civil society organizations/CSOs), komunitas (community-based organizations/CBOs), dan penggerak orang muda. Koaksi Indonesia mendorong transisi berkeadilan dan akselerasi pengembangan energi terbarukan (ET) yang menjadi pendorong sektor-sektor strategis pembangunan berkelanjutan lainnya, yaitu hutan dan lahan, transportasi, limbah, dan industri. Untuk informasi terbaru, kunjungi www.coaction.id