PEMETAAN CEPAT POTENSI PULAU SEIRA, MALUKU TENGGARA BARAT, BERSAMA MASYARAKAT
Oleh: Frederik Peter Alan Batkormbawa (Yamdena MPA Site Representative WWF-Indonesia Inner Banda Arc Subseascape)
Pagi itu, Selasa (15/8/2017) Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKP), WWF-Indonesia Inner Banda Arc Subseascape (IBAS), Dinas Kelautan & Perikanan Provinsi (DKP) Maluku melakukan pemetaan cepat bersama di Pulau Seira, Kecamatan Wermaktian, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).
Pemetaan cepat bersama ini merupakan sebuah proses pengambilan data dan informasi yang melibatkan partisipasi aktif warga sebagai pemberi informasi. Tak sekedar dokumentasi visual maupun tertulis, pemetaan ini bertujuan untuk mendukung data – data analisis sebuah peta kawasan dari daerah tersebut.
Pemetaan cepat bersama di Pulau Seira memiliki tujuan yang lebih besar lagi, yaitu sebagai langkah dalam menentukan rencana pengelolaan dan zonasi Kawasan Konservasi Perairan dan Pulau – Pulau Kecil (KKP3K) Taman Pulau Kecil (TPK) Maluku Tenggara Barat.
Pulau Seira adalah bagian dari Kecamatan Wermaktian – selain Desa Wermatang, Batu Putih, Desa Marantutul dan gugusan pulau – pulau seperti Pulau Selu, Wuliaru, Yeyaru, Kiswu, Pulau Nusnitu, dan beberapa pulau lainnya. Pulau Seira memiliki 5 desa yaitu Desa Weratan, Temin, Rumah Salu, Welutu, dan Desa Kamatubun. Letak kelima desa ini berdekatan di pesisir utara pulau.
Mayoritas masyarakat bekerja sebegai petani dan nelayan. “Kalau musim angin barat, masyarakat memilih berkebun saja, tetapi kalau musim timur, masyarakat kembali melaut,” terang salah satu penduduk Desa Temin.
Pesisir Pulau Seira di bagian timur, selatan, dan barat ditutupi oleh mangrove dengan kerapatan tinggi, berlumpur, dan mempunyai padang lamun di beberapa titik. Sedangkan, bagian utara Pulau Seira berpasir putih dan bertebing batu. Masyarakat melakukan budidaya rumput laut di pesisir utara pulau, karena kondisi arus dan salinitas air yang sesuai.
Dalam hal menangkap ikan, selain alat tangkap sederhana, masyarakat juga menggunakan keramba apung dan keramba tancap di bagian barat hingga utara perairan Seira. Cumi dan ikan puri melimpah di pesisir pulau, sehingga hiu paus sering bermunculan di perairannya. Biota Endangered, Threatened, Protected (ETP) seperti penyu, dugong, dan lumba – lumba menjadikan daerah ini sebagai jalur migrasi dan area pakan (feeding area) mereka.
Luasnya tutupan terumbu karang yang berkondisi baik menjadikan kawasan perairan Wermaktian mempunyai populasi ikan karang yang bervariasi. Ikan sakuda, kakap, baronang, cakalang, kerapu, lobster, dan kerang– kerangan mendominasi perairan Wermaktian.
Teripang dan lola adalah hasil laut utama yang terkenal dari Pulau Seira. Di beberapa pesisir pulau, kedua komoditas ini dilindungi melalui “sasi”, pembatasan pemanfaatan sumber daya melalui pelarangan pengambilan sumber daya laut dalam jangka waktu tertentu.
Masyarakat Seira cukup memahami besarnya potensi wilayah mereka. Mulai menyadari pentingnya konservasi, mereka bersikap kooperatif dalam bersama-sama menyusun peta kawasan dan kalender aktivitas dalam pemetaan cepat ini.
Peta kawasan ini penting, untuk memberikan posisi serta hubungan antar berbagai kondisi fisik serta fenomena yang terjadi di ruang warga. Dengan menempatkan warga sebagai pemberi informasi utama, banyak informasi spesifik atau khas Pulau Seira diharapkan terungkap – hal-hal yang mungkin luput dari pengamatan orang luar.