PAUS PILOT TERDAMPAR DI OHOILILIR MALUKU TENGGARA
Oleh: Taufik Abdillah dan Veronica Louhenapessy
Setelah 4 hari paus terjebak, seorang warga Ohoililir melapor ke kantor WWF-Indonesia Inner Banda Arc. Kejadian ini merupakan kali pertama paus terjebak di perairan Desa Ohoililir, namun tidak di Pulau Kei Kecil. Sekitar 1,5 tahun yang lalu, seejor paus yang tidak teridentifikasi jenisnya dilaporkan terdampar di Pulau Ngaf yang tak jauh dari Desa Ohoililir.
Sesampainya Tim WWF di lokasi cahaya sudah sangat minim. Paus berenang sekitar 700 meter dari bibir pantai. Sepintas terlihat bekas luka gores di punggung paus, namun mamalia itu terlihat masih mampu berenang secara aktif di antara tali-tali budidaya rumput laut dan secara teratur mengambil napas ke permukaan. Karena kondisi semakin gelap dan tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan apapun, kami pulang dengan bekal foto paus di bawah air yang diambil oleh seorang turis Perancis. Kami berpesan pada warga WWF dan staff DKP akan kembali esok hari untuk menggiring paus ke laut dalam.
Paus berukuran sekitar 4 meter ini merupakan spesies paus pilot (Globicephala macrorhynchus) yang umum ditemukan di perairan tropis dan subtropis. Paus pilot hidup berkelompok dan sangat jarang berenang sendiri. Paus di perairan Desa Ohoililir ini diduga terpisah karena mengejar cumi hingga ke dangkalan yang dikelilingi oleh rataan terumbu karang. Akibatnya, paus mengalami disorientasi arah dan tidak bisa kembali ke laut lepas.
Jam 8 pagi keesokan harinya, kami menerima kabar buruk. Paus dikabarkan sudah dalam kondisi sekarat karena terjerat jaring warga saat berusaha keluar dari dangkalan. Tim WWF segera menuju lokasi untuk membantu menyelamatkan paus. Sayangnya saat tim kami sampai paus telah mati di bibir pantai. Menurut penuturan warga, mereka sempat berusaha membebaskan paus tersebut dari jeratan.
Upaya tersebut gagal dan kondisi paus terlihat makin memburuk. Warga khawatir jika paus mati di perairan, kandungan minyak pada tubuh paus akan merusak rumput laut mereka. Dengan berat hati warga memutuskan mengikat ekor paus yang sudah sekarat dan menyeretnya hingga ke tepi pantai. Paus yang telah mati kemudian dibagikan ke semua warga desa untuk mereka konsumsi.
Setelah 5 hari terjebak di dangkalan Pantai Ohoililir, paus pilot tidak berhasil diselamatkan. Walaupun kejadian paus terdampar di Kepulauan Kei sangat jarang terjadi, WWF mempertimbangkan untuk melakukan pelatihan penanganan mamalia laut terdampar ke warga pesisir. Inisiatif warga untuk memberitahu WWF adalah awal yang baik. Disarankan agar warga segera melaporkan kejadian seperti ini kepada pihak yang berwenang seperti DKP atau PSDKP agar biota laut yang terdampar dapat terselamatkan.
Pembaca yang ingin mengetahui cara penanganan mamalia laut terdampar bisa mengunduh panduannya di sini