PENINGKATAN NILAI JUAL PRODUK PERIKANAN RAMAH LINGKUNGAN DENGAN PELATIHAN FILLET IKAN KERAPU - KAKAP KOPERASI NELAYAN TIMUR JAYA
Oleh: Fransiska Sonya Puspita (Capture Fisheries Assistant)
Permintaan akan produk perikanan yang ramah lingkungan kini semakin meningkat. Ini diperkuat dengan hasil survey yang dilakukan oleh WWF-Indonesia bersama Nielsen Survey tahun 2017, yaitu 63% konsumen Indonesia bersedia membeli produk ramah lingkungan dengan harga yang lebih tinggi. Permintaan akan produk ramah lingkungan tersebut juga terjadi pada produk komoditas seafood dalam bentuk olahan, seperti fillet ikan. Fillet ikan yang praktis serta hemat membuat konsumen lebih melirik untuk membeli dibandingkan produk utuhnya.
Menurut pandangan Tia Soviana, Quality Control Fish ‘n Blues, saat ini konsumen lebih membutuhkan produk olahan seafood yang siap makan. “Rata-rata konsumen kami di Jakarta membutuhkan produk ikan yang siap pakai tanpa perlu repot membersihkan ikannya,” jelasnya lagi. Fish ‘n blues sebagai penyedia produk olahan seafood ramah lingkungan turut berperan untuk memenuhi permintaan konsumen akan hal tersebut. Untuk terus tersedianya komoditas perikanan yang ramah lingkungan perlu dimulai dengan meningkatkan kapasitas nelayan di lapangan.
Sebagai salah satu kota penghasil komoditas kerapu – kakap, Kota Probolinggo juga memiliki potensi perikanan tangkap yang tinggi. Tecatat bahwa jumlah produksinya kerapu mencapai 83,564 ton dan 614,979 ton untuk ikan kakap selama satu triwulan (Dinas Perikanan, 2018). Hal ini menjadikan kerapu – kakap menjadi komoditas populer di Kota Probolinggo, sehingga pada Februari 2017 lalu WWF-Indonesia bersama Dinas Perikanan Kota Probolinggo melakukan pelatihan Better Management Practices (BMP) Kerapu - Kakap hasil tangkap pada Koperasi Nelayan Timur Jaya (NTJ). Dari hasil pelatihan BMP diketahui bahwa penerapan kepatuhan BMP telah mencapai angka 83,2 dimana pengorganisasian dan kelembagaan koperasi menjadi salah satu hal yang masih perlu dilakukan pendampingan. Pada kesempatannya, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (KUMPP) Kota Probolinggo juga menyatakan bahwa sistem administrasi dan pengelolaan keuangan koperasi juga perlu diperbaiki.
Sebagai koperasi dampingan, nelayan koperasi NTJ telah menjual produk seafood yang ramah lingkungan dalam bentuk utuh (whole product) ke Fish ‘n Blues. Maka untuk meningkatkan kapasitas nelayan untuk menjual produk seafood yang lebih bervariasi sangat perlu dilakukan pelatihan proses fillet ikan kerapu - kakap.
Pada 18 Desember 2017 lalu, Dinas Perikanan Kota Probolinggo bersama WWF Indonesia serta Fish ‘n Blues berkolaborasi dengan SMKN 4 Probolinggo melakukan pelatihan proses fillet ikan kerapu-kakap kepada Koperasi NTJ di SMKN 4 Probolinggo. Pelatihan yang dihadiri oleh nelayan anggota Koperasi NTJ, Dinas KUMPP Kota Probolinggo dan Penyuluh Perikanan berjalan sukses. Peserta diberikan materi berupa proses pembuatan fillet ikan serta cara pengolahan limbah yang dihasilkan dari proses fillet ikan. Selain itu, peserta juga diajak langsung untuk mempraktikkan cara membuat fillet ikan.
Pemberian materi dan praktik pembuatan fillet ikan dipandu oleh Novita Sari Biafri, S. St.Pi dan Yenny Dwi Martika, S.Pi. Antusiasme peserta terlihat pada saat materi mau pun dalam mempraktikkan proses pembuatan fillet ikan. “Potensi ikan di Probolinggo cukup terlihat, tapi masih banyak yang belum dimanfaatkan. Pemanfaatannya hanya sekitar 30% dan hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan pasar lokal saja. Pelatihan ini sangat penting untuk membantu nelayan dalam meningkatkan nilai jual akan produk seafood mereka”, ungkap Budi Krisyanto, M.Si, Kepala Dinas Perikanan Kota Probolinggo.
Harapannya pelatihan ini dapat meningkatkan nilai jual serta dapat memenuhi permintaan akan produk olahan hasil dari tangkapan yang ramah lingkungan, sehingga manfaat secara ekonomi dalam konsistensi penerapan BMP dapat dirasakan secara langsung oleh nelayan yang tergabung dalam Koperasi NTJ.