PANDA MOBILE EDUKASI ANAK SEKOLAH MINGGU GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
Oleh: Dwina Sagita Nova (Volunteer Panda Mobile) & Pratama Aditya (Koordinator Panda Mobile)
Panda Mobile WWF-Indonesia kembali mengunjungi Gereja Santa Maria Imakulata yang terletak bilangan Kalideres, Jakarta Barat. Seperti di gereja lain pada umumnya, setiap Minggu ada kegiatan ibadah dan sekolah minggu untuk anak-anak jemaat yang hadir. Kegiatan sekolah minggu selalu diisi kegiatan dengan tema berbeda setiap minggunya. Kali ini, Seksi Lingkungan Hidup Paroki Santa Maria Imakulata Kalideres menyelenggarakan kegiatan dengan tema “Pets Day” dan turut mengundang WWF-Indonesia Panda Mobile untuk hadir. Kegiatan yang digelar pada Minggu (08/10) tersebut diikuti oleh sekitar 200 anak.
Namun sayangnya kali ini Panda Mobile tidak membawa truk edukasi. Konten tentang lingkungan hidup disampaikan di dalam ruangan kelas. Akan tetapi para peserta tetap terlihat gembira. Seperti pada kunjungan sebelumnya, rasa penasaran menghampiri mereka kala para volunteer Panda Mobile datang dan mempersiapkan semua materi untuk kegiatan. Pada kunjungan kali ini, tim Panda Mobile hanya menyuguhkan tiga kegiatan, yaitu storytelling, menonton film, dan pengamatan air menggunakan fasilitas laboratorium air mengingat waktu yang diberikan hanya sekitar 90 menit.
Kegiatan dimulai dengan perkenalan oleh volunteer Panda Mobile WWF-Indonesia dan dilanjutkan dengan kegiatan menonton film untuk seluruh peserta dalam satu ruangan besar. Irfan Alfian, salah seorang volunteer Panda Mobile bertugas memandu kegiatan ini. Film yang diputar bervariasi, mulai dari film mengenai satwa-satwa liar terancam punah yang dilindungi WWF-Indonesia, film mengenai perbandingan manusia dan satwa, dan film mengenai efek yang akan ditimbulkan manusia apabila merusak alam. Kegiatan ini berlangsung selama 30 menit.
Selanjutnya para peserta diajak untuk mendengarkan dongeng yang dibawakan oleh storyteller dari WWF-Indonesia, yaitu Kak Ryan. Dongeng kali ini bertema “Orangutan, Harimau, dan Pemburu”. Para peserta memerhatikan dengan seksama dan juga penuh keriangan. Saking gemasnya, ada beberapa anak yang mencoba untuk merebut boneka yang digunakan kak Ryan.
“Kalian tahu apa yang terjadi kalau binatang peliharaan kalian adalah satwa liar atau satwa yang biasa hidup di alam liar, seperti monyet, kucing hutan, dll? Itu akan merusak keseimbangan alam dan nantinya manusia juga yang akan merugi,” ujar Kak Ryan.
Kegiatan Panda Mobile ditutup dengan pengamatan air. Sebagian peserta yang berumur 10-15 tahun mengikuti kegiatan pengamatan air bersama dengan Sani Firmansyah dan Mecca. Para peserta diajarkan bagaimana caranya menggunakan mikroskop, pH meter, dan kertas lakmus. Tak lupa mereka dijelaskan bahayanya pencemaran air bagi satwa dan manusia sendiri. Beberapa orangtua yang hadir di sesi tersebut juga mengamati cara kerja pengujian air serta bakteri yang terpampang di layar monitor. Para orangtua juga dihimbau agar lebih memerhatikan lingkungan, khususnya air sebagai sumber utama kehidupan.