LOKAKARYA PTSK BAGI PENDIDIK PERBATASAN KALIMANTAN UTARA
Pernahkah kamu mendengar suatu daerah bernama Krayan? Krayan adalah suatu daerah yang terletak di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang masuk ke dalam kategori wilayah 3T—terdepan, terluar, dan terpinggir Indonesia. Wilayah 3T adalah tapal batas teritorial Republik Indonesia yang identik dengan karakter sangat jauh, sulit dijangkau dan cenderung terhambat dari berbagai aspek seperti pembangunan, ekonomi, hingga pendidikan. Walau pun demikian, wilayah ini memiliki kekayaan alam dan budaya yang tinggi, serta masih amat terjaga, selayaknya Krayan.
Berlokasi di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, akses untuk mencapai dataran Krayan tidaklah mudah. Sejauh ini, kita hanya bisa menjangkau Krayan menggunakan pesawat kecil yang jadwal penerbangannya pun sangat terbatas. Letaknya yang lebih berdekatan dengan negara tetangga, membuat masyarakat Krayan lebih banyak mendapatkan kebutuhan pokok dari negeri kelantan itu dibanding dari tanah merah putih.
Bagaimana dengan pendidikan di Krayan? Berdasarkan Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah, Krayan memiliki 34 sekolah dasar dan menengah dengan total guru sebanyak 311 guru. Sulitnya akses menuju Krayan membuat para pendidik di wilayah ini sangat jarang mendapatkan pelatihan atau lokakarya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sana. Buku pelajaran pun sangat terbatas dan kurang memadai untuk mendukung dan menunjang proses belajar mengajar.
Bersama UPT Pendidikan Krayan dan beberapa kepala sekolah serta guru, WWF-Indonesia melalui pendanaan dari WWF-Jepang melakukan program peningkatan kapasitas tentang Penelitian Tindakan Sekolah dan Kelas (PTSK) pada 25-27 Februari 2020 lalu. PTSK adalah penelitian praktis untuk memperbaiki mutu pendidikan melalui manajemen, pembelajaran dan pengajaran sekolah dan kelas, melalui suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan praktik belajar mengajar. Harapannya program ini dapat meningkatkan semangat, inovasi dan kreativitas pengajar dalam mengimplementasi serta adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
Lokakarya yang dilaksanakan selama 3 hari ini diikuti oleh 25 kepala sekolah dan beberapa guru yang berasal dari 5 kecamatan di wilayah Krayan. Pada kegiatan tersebut, UPT Pendidikan Krayan Oktavianus Ramli memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Ramli mengatakan bahwa lokakarya ini menjadi kesempatan bagi para pengajar di Krayan dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Pada pelaksanaan lokakarya, para peserta sempat mengalami kendala dalam kegiatan pengetikan proposal menggunakan komputer. Hal ini karena para pengajar Krayan sangat jarang menggunakan komputer dalam kegiatan sehari-harinya mengajar. Namun begitu, hal ini tidak menyurutkan semangat mereka. Para peserta tetap antusias mengikuti rangkaian kegiatan lokakarya hingga selesai. Pada hari terakhir, setiap kelompok peserta melengkapi proposal yang telah disusun dan didiskusikan bersama kelompoknya. Setelah itu, proposal yang telah disusun juga dipresentasika ke depan kelompok lain, kepala UPT Pendidikan Krayan dan Bpk Hendry perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan.
Harapannya dengan kegiatan ini, guru dapat mengajar dengan metode yang menarik dan para murid juga dapat menikmati proses pembelajaran di sekolah. Kepala sekolah dan para guru dapat melakukan penelitian tindakan sekolah dan kelas di sekolah masing-masing, sehingga proses belajar dan pembelajaran terdokumentasikan dengan baik sebagai acuan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Dengan demikian mutu pendidikan di wilayah perbatasan dapat terus meningkat.