KAMPANYE ORANGUTAN DIGELAR DI KUBU RAYA
Oleh Lia Safitri
KUBU RAYA (16/02) – “Selamat Pagi!”, sapaan hangat Koordinator Komunikasi WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat, Syahirsyah (Jimmy), membuka acara “Kampanye Kesadaran Lingkungan Hidup” yang pagi itu dihelat di hall SMU Bhayangkari, Kubu Raya. Kampanye di kalangan pelajar perkotaan (urban citizen campaign) kali ini baru pertamakalinya digelar di Kabupaten Kubu Raya. WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat biasanya mengadakan kampanye lingkungan hidup utamanya di wilayah-wilayah kerja di Kabupaten Kapuas Hulu.
Sekitar 100 orang pelajar SMU Bhayangkari sudah memadati hall dan tampak antusias untuk mengikuti event yang diorganisasi oleh beberapa siswa Kelas III dari SMU Bhayangkari sendiri, serta difasilitasi oleh WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat. Jimmy memulai dengan melemparkan beberapa pertanyaan seputar lingkungan di Kalimantan Barat sebagai opening act. Acara kemudian dibuka dengan Kata Sambutan dari Kepala Sekolah SMU Bhayangkari, Siti Fatimah. Dalam sambutannya beliau menyerukan kepada para siswa SMU Bahyangkari untuk terus giat belajar dan berprestasi, serta menerapkan gaya hidup berwawasan hijau.
“Kami berharap program ataupun kegiatan seperti ini bisa berlanjut ke depannya, mungkin pihak WWF juga bisa membantu pihak sekolah membangun kerangka program lingkungan di sekolah sebagai bagian dari pendidikan karakter (wirausaha, ekonomi, lingkungan) yang saat ini sudah diwajibkan untuk sekolah-sekolah”, ujarnya.
Acara dilanjutkan dengan pengantar dari WWF-Indonesia dalam bentuk video Public Service Announcement (PSA) yang diproduksi oleh WWF-UK yang merangkum berbagai persoalan dan ancaman terhadap lingkungan di seluruh belahan dunia, dan kemudian disambung dengan Kata Sambutan oleh Manajer Program Kalimantan Barat, WWF-Indonesia, M. Hermayani Putera. Dikatakan oleh M. Hermayani Putera dalam sambutannya bahwa “Secara institusi, WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat menyambut baik inisiatif dari siswa SMU Bhayangkari yang mengundang kami serta mengajak teman-temannya untuk peduli terhadap isu lingkungan, dimana mereka juga sudah mulai untuk menerapkannya di lingkungan sekolah ini, seperti mulai menerapkan motor cooling, memperbanyak tanaman hijau di lingkungan sekolah, mengelola sampah, dan lain-lain. Peran WWF adalah mendinamisasikan hal tersebut kepada masyarakat umum di luar lingkungan sekolah untuk bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari”, lengkapnya.
Para siswa semakin ramai memadati hall kegiatan yang sedang berlangsung. Kuis dan merchandise menarik dari WWF kembali digelar oleh Jimmy. Para siswa diminta untuk merespon dan mengemukakan pendapatnya mengenai lingkungan hidup, khususnya di Kalimantan Barat, baik potensi maupun ancaman serta permasalahannya, dan bagaimana mereka menyikapi hal tersebut.
Memasuki sesi kedua, acara dibuka dengan pemutaran film berjudul ‘Rimba’ produksi Bornean Orangutan Survival (BOS) tentang kasus penjualan dan pemeliharaan orangutan serta bagaimana kemudian orangutan tersebut direhabilitasi dan direintroduksi kembali ke hutan. Semua siswa menyaksikan film tersebut dengan seksama. Kuis dengan hadiah menarik berupa boneka orangutan berhasil dimenangkan oleh salah satu siswa setelah memberikan reinterpretasi terhadap film yang baru saja diputar. Sebagai pendukung film mengenai pengenalan konservasi orangutan, Jimmy kemudian menyampaikan presentasi tentang ‘Konservasi Orangutan di Kapuas Hulu’. Beberapa informasi penting terkait seperti sub spesies, genetika, reproduksi, perilaku, populasi, habitat, ancaman, serta aturan perlindungan yang melindungi orangutan disampaikan dalam presentasi tersebut, sehingga para siswa mengetahui dan memahami mengapa kita harus melindungi orangutan yang populasinya semakin berkurang dan terancam di alam.
Presentasi penutup disampaikan oleh Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, WWF-Indonesia, Anas Nashrullah mengenai ‘Perubahan Iklim dan Green Lifestyle’. Dalam presentasinya, Anas menyampaikan beberapa hal tentang skema efek gas rumah kaca sebagai penyebab terjadinya pemanasan global di dunia, kemudian hal-hal apa saja terkait gaya hidup berwawasan hijau yang bisa diterapkan oleh para siswa, baik di lingkungan sekolah, di lingkungan luar sekolah, maupun di rumah sendiri yang bisa menyumbang terhadap penurunan emisi CO2 ke udara sehingga turut berkontribusi untuk mencegah pemanasan bumi lebih lanjut.
Di akhir kegiatan kampanye, WWF-Indonesia membagi-bagikan merchandise berupa tas berbahan kain dari Program HoB (Heart of Borneo) sebagai pengganti plastik jika berbelanja ke pusat-pusat perbelanjaan – salah satu upaya sederhana untuk menerapkan gaya hidup berwawasan hijau.“Kita melihat adanya upaya proaktif dari para siswa untuk mulai memasukkan isu-isu konservasi di sekolah melalui kegiatan seperti ini. Yang menarik dari SMU Bhayangkari adalah walaupun kita tidak bisa 100% menarik orang untuk terlibat dalam diskusi dengan sajian-sajian materi visual menarik yang sudah kita siapkan dan cara pendekatan melalui kuis, tetapi paling tidak 30% siswa sangat serius untuk mendengarkan materi-materi sampai selesai. Mungkin kita juga perlu melakukan hal serupa di sekolah-sekolah lain di Kalimantan Barat untuk memperkenalkan konservasi sedini mungkin”, tandas Jimmy.