KOMITMEN NELAYAN SELAYAR TANGANI BYCATCH PENYU SEMAKIN MENINGKAT
Oleh: Darwan Saputra (Bycatch Hook and Line Asisstant, WWF-Indonesia)
“Gele kulle ri angka panyyu iyaa ri jolloro ka kale-kalengku, ka bakka ki anjo panyyu sissik,” ucap Daeng Malik, nelayan pancing (handline) dari Desa Bonto Lebang, Kecamatan Bontoharu, dalam bahasa Selayar.
Ukuran penyu sisik ini cukup besar, sehingga tidak bisa saya naikkan sendiri ke atas kapal, katanya. Ia baru saja memeriksa kondisi penyu sisik yang tak sengaja tertangkap (bycatch) di pancingnya.
Panjang karapas penyu sisik ini mencapai 0,8 meter. Mata pancing milik Daeng Malik tersangkut di sirip kanan bagian depan tubuhnya. Daeng Malik mendekatkan kapal ke arah penyu untuk mengurangi rasa sakit pada biota Endangered, Threatened, Protected (ETP) ini.
Setelah dipastikan dalam kondisi baik, ia pun memotong tali pancing dan melepaskan penyu kembali ke lautan demi keberlansungan hidup penyu tersebut.
Daeng Malik baru saja mempraktikkan penanganan terbaik pada penyu yang tertangkap secara tidak sengaja, dengan tepat dan sesuai Better Management Practices (BMP) Penanganan Bycatch Penyu WWF-Indonesia.
Pada kasus Daeng Malik, penyu langsung dilepas dari alat penangkapan ikan (API). Hal ini dapat dilakukan ketika penyu dalam kondisi cukup sehat.
“Penyu sisik yang tertangkap di jaring insang (gill net) saya,” cerita senada dari Daeng Yusra dari Desa Parak. “Saya sempat angkat jaring ke atas kapal untuk melepaskan penyunya. Saya langsung lepaskan ke laut karena kondisinya baik, dilihat dari kepakan sirip penyu,” imbuh ia.
Di Selayar, memang masih banyak penyu yang secara tidak sengaja tertangkap di gill net, sero, bagan perahu, maupun pancing nelayan.
Karenanya, sejak bulan Februari hingga Agustus 2017, WWF-Indonesia memberikan pedampingan kepada nelayan di sembilan desa di Selayar, yaitu Bonto Lebang, Kahu-kahu Bonto Borusu, Binanga Sombaia, Parak, Barugaia, Mekar Indah, Buki, dan Maharayya.
Nelayan dilatih menangani bycatch penyu dan memastikan kepatuhan mereka terhadap BMP Penanganan Bycatch Penyu WWF-Indonesia. Melalui pelatihan yang meliputi teori dan praktik, kami terus memberikan pemahaman bahwa perlindungan dan penanganan (handling) tepat pada bycatch penyu sangat vital bagi kelangsungan hidup penyu.
Dengan melestarikan penyu, nelayan berperan besar untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut dan sumber kehidupan masyarakat pesisir.
Dari hasil pre-test dan post-test yang kami gelar, tingkat pemahaman nelayan mengenai penanganan bycatch penyu terbukti cukup baik, dengan rata-rata 64,09%.
Dalam kurun waktu Maret hingga Agustus, kami juga menilai peningkatan pemahaman teknis penanganan bycatch penyu terhadap 158 nelayan dampingan. Rata-rata capaian awal adalah 32%. Sementara, hasil penilaian kedua untuk 30 orang nelayan, menghasilkan skor rata-rata 50,93%.
Memang, nelayan yang didampingi masih perlu pemahaman dan pendampingan secara berkala baik dari segi penanganan penyu yang tertangkap tidak sengaja maupun dari proses pencatatan (logbook) yang menyimpan lokasi yang sering tertangkap penyu, ukuran, dan jenis penyu itu sendiri.
Dari hasil kedua penilaian tersebut, kepatuhan pada mekanisme penanganan penyu masih perlu ditingkatkan. Agar nelayan Selayar tetap konsisten menangani penyu yang tertangkap tidak sengaja dengan tepat. Tak hanya saat pelatihan, tetapi juga di kapal-kapal di lautan.