INDONESIA TINGKATKAN STANDAR PERIKANAN BUDI DAYA
Penulis : Dwi Aryo Tjiptohandono (Marine & Fisheries Campaign Coordinator)
Bogor – Untuk meningkatkan standar mutu perikanan budi daya secara berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (DJPB-KKP) prioritaskan penyusunan dan pengembangan budi daya perikanan melalui pendekatan ekosistem.
“Perikanan budi daya merupakan komoditas yang mendukung secara langsung program ketahanan pangan dan gizi, sehingga KKP berupaya untuk mewujudkan tersebut melalui peningkatan mutu produksi perikanan budi daya yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam sambutannya pada acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara DJPB-KKP dan WWF Indonesia tentang Pengelolaan Perikanan Budi Daya yang Berkelanjutan, Bertanggung Jawab dan berdasarkan Pendekatan Ekosistem di Hotel Santika, Bogor, pada 2 September lalu.
Melalui nota kerja sama selama tiga tahun tersebut, WWF Indonesia akan mendukung optimalisasi dan efektivitas peningkatan produksi serta pengelolaan perikanan budi daya yang berkelanjutan dengan berlandaskan pendekatan ekosistem dan Ekonomi Biru (Blue Economy). Beberapa kegiatan utama yang siap untuk dilaksanakan antara lain, program perbaikan perikanan budi daya melalui penerapan Praktik Pengelolaan Terbaik (Best Management Practice/BMP), sinkronisasi standar Cara Pembudidayaan Ikan yang Baik yang diselaraskan dengan prinsip Aquaculture Stewardship Council (ASC), penyusunan Pedoman Umum Budi Daya Perikanan Melalui Pendekatan Ekosistem (Ecosystem Approach to Aquaculture/EAA), serta pembinaan dan pendampingan pelaku usaha budi daya untuk meningkatkan produksi dan kualitas perikanan.
“Sesuai dengan tiga pilar kelautan dan perikanan yang harus mengarah pada kedaulatan, kemandirian, dan keberlanjutan, penerapan perikanan budi daya melalui pendekatan ekosistem dapat mencegah dampak kerugian yang ditimbulkan dari peningkatan eksploitasi perikanan melalui budi daya sesuai dengan arahan FAO yang telah menginisiasi dokumen tata cara pengelolaan perikanan yang bertanggungjawab,” tambahnya.
Direktur Program Coral Triangle WWF Indonesia Wawan Ridwan mengatakan, “WWF Indonesia siap mendukung upaya pemerintah, dalam hal ini KKP, untuk meningkatkan standar, kualitas, dan produksi perikanan budi daya karena perikanan budi daya adalah masa kini dan masa depan dari bisnis perikanan dunia. Oleh karena itu, perbaikan perikanan budi daya wajib memerhatikan setiap fungsi, daya dukung serta kelestarian ekosistem laut, tawar, dan payau dengan memperkuat tata kelola perikanan yang menyeluruh dan efektif.”
Data FAO “The State of World Fisheries and Aquaculture” tahun 2014 menampilkan angka produksi perikanan budi daya dunia melesat dari 49 juta ton pada tahun 2007, menjadi 66 juta ton pada tahun 2012. Berdasarkan Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan produksi perikanan budi daya tahun 2014 baik dari rumput laut dan ikan/udang adalah sebesar 14,52 juta ton. Adapun target capaian produksi perikanan budi daya tahun 2015-2019 sebesar 33,036 juta ton dengan total nilai mencapai Rp 356,824 Triliyun.
Untuk mendukung perbaikan sektor perikanan menuju keberlanjutan, WWF-Indonesia telah menyusun dan mensosialisasikan panduan mengenai praktek perikanan yang lebih baik dalam serial dokumen BMP (Better Management Practices) perikanan budidaya, perikanan tangkap dan tangkapan sampingan kepada pengusaha dan nelayan di wilayah kerjanya. Panduan ini bertujuan untuk membantu para nelayan dalam menangkap biota serta bagi para pembudidaya untuk menyediakan komoditas perikanan secara ramah lingkungan dan berkelanjutan, termasuk proses penanganan dan pengemasannya. Selain itu, WWF juga bekerjasama dengan JARING Nusantara untuk melebarkan jangkauan dalam perbaikan perikanan skala kecil.