Sejatinya hiu dan pari memiliki kesamaan. Mereka merupakan Ikan Bertulang Rawan (Elasmobranchii). Dari sekitar 1,250 jenis hiu dan pari di dunia, 218 di antaranya ditemukan di Indonesia.
Predator tingkat atas dari rantai makanan laut ini memiliki peran besar dalam menentukan keseimbangan jaring-jaring makanan di bawah mereka. Apabila mereka punah maka populasi ikan kecil dapat meningkat tak terkendali. Hal ini juga berdampak ke mikroorganisme sebagai makanan ikan kecil yang ikut hilang dikarenakan jumlahnya yang lebih sedikit dari predatornya.
Hiu dan pari memiliki komposisi sirip yang sama. Hal ini yang membuatnya menjadi sasaran berburu untuk memenuhi kebutuhan pasar. Sirip pari sendiri memiliki harga Rp.1.500.000/kg, sehingga nelayan bersemangat untuk memburu sirip pari. Hingga saat ini pari berstatus kritis menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).
WWF membuat sebuah kampanye bernama Save Our Sharks atau disingkat SOSharks. Kampanye ini memiliki misi mengurangi dan menghentikan perdagangan serta konsumsi hiu dan pari. SOSharks berupaya meningkatkan komitmen publik terhadap pemasalahan ini, salah satunya dengan menjadi bagian dari Shark Buddies.
Kami juga telah membuat Sharkulator. Sebuah aplikasi kalkulator untuk menghitung jumlah hiu dan pari yang bisa diselamatkan ketika orang memilih untuk tidak mengonsumsi hiu. Penggunaan Sharkulator diharapkan bisa menurunkan konsumsi hiu terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, dan Makassar.
