WWF LUNCURKAN KAMPANYE “MYCORALTRIANGLE”
Jakarta, Indonesia - The World Wide Fund for Nature (WWF) meluncurkan kampanye regional yang mendorong individu untuk mengadopsi spot virtual di kawasan Segitiga Terumbu Karang, pusat kehidupan laut dunia.
Kampanye inovatif berbasis media online “MyCoralTriangle” memanfaatkan fungsi media sosial, serangkaian iklan cetak, serta iklan komersial tv berdurasi 30 detik. yang mengajak publik mengunjungi website www.panda.org/mycoraltriangle. Di situs ini,kita dapat mendukung upaya konservasi dengan “mengadopsi” satu blok area (spot) di kawasan Coral Triangle seharga 5 US$. Dana yang dikumpulkan nantinya akan digunakan untuk membiayai kerja konservasi WWF di kawasan tersebut, termasuk Wakatobi dan Abun.
Coral Triangle adalah kawasan perairan yang meliputi enam negara yakni Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Pulau Solomon, dan Timor Leste. Enam dari tujuh spesies penyu di dunia hidup di kawasan ini. Spesies laut lainnya seperti paus, lumba-lumba, ikan duyung, serta hiu paus, ikan terbesar di dunia, turut menambah deret panjang daftar kekayaan hayati laut yang dimilikinya.
Lebih dari 120 juta orang hidup bergantung pada sumber daya lautnya sebagai sumber pakan dan mata pencaharian mereka.
“Segitiga Terumbu Karang adalah sumber utama suplai tuna dunia. Dari wilayah inilah, tuna yang ditemui di pasar-pasar lokal dan meja makan kita didatangkan. Besar kemungkinan hidangan seafood yang tersaji di restoran kesukaan Anda pun berasal dari kawasan Segitga Terumbu Karang, sebagai pusat dari ribuan spesies ikan karang dunia,” ungkap Head of the WWF Coral Triangle Programme, Dr. Lida Pet-Soede.
“Hanya dengan 5 US$, setara dengan harga secangkir kopi hangat di sore hari, Anda dapat berinvestasi di Segitiga Terumbu Karang, kawasan yang tengah menghadapiancaman serius seperti penangkapan ikan tak terkendali dan perubahan iklim, “ imbuh Lida.
Tingginya ancaman: komitmen Anda salah satu solusinya
Terletak di jantung Asia Pasifik dengan laju ekonomi yang berkembang pesat, Segitiga Terumbu Karang mengalami tekanan yang maha dahsyat dari dinamika finansial negara-negara yang mengelilinginya.Tingginya permintaan makanan laut telah menyebabkan nelayan-nelayan tuna serta ikan karang lainnya terpaksa menangkap dalam jumlah besar, bahkan lebih besar dari kemampuan ikan-ikan tersebut untuk berkembang biak. Bahkan tidak sedikit yang ditangkap dengan cara-cara yang merusak ekosistem laut.Masyarakat pun turut merasakan kegentingan yang terjadi, selain perubahan iklim yang kini secara dramatis telah mengubah hidup jutaan manusia.
Sebagai upaya untuk menanggulangi ancaman-ancaman tersebut, WWF menjalin kemitraan dengan perusahaan multinasional, pemerintah, universitas, peneliti, dan kelompok nelayan dalam mengembangkan kerja konservasi di wilayah itu.
“Kami berupaya untuk mengeliminir praktik-praktik perikanan destruktif dan ilegal, membantu keenam negara mengimplementasikan rencana pengelolaan berkelanjutan dalam pemanfaatan kawasan perairan lintas negara tersebut guna melindungi kawasan perairan laut dan wilayah pesisir. Tidak hanya itu, kami juga berupaya mengurangi jumlah tangkapan sampingan serta mendorong manajemen sumber daya alam dan ekowisata berkelanjutan yang berbasis masyarakat,” jelas Direktur Eksekutif WWF-Indonesia Dr. Efransjah.
Melalui rekaman video bersama tiga orang Direktur Eksekutif WWF lainnya, Dr. Efransjah juga mengajak seluruh warga dunia khususnya warga Indonesia untuk turut ambil bagian dalam mensukseskan kerja konservasi di wilayah kaya keanekaragaman hayati laut itu.
“Kita memiliki peran strategis dalam mendorong suksesnya upaya konservasi di Segitiga Terumbu Karang mengingat kawasan perairan Indonesia adalah yang terluas di perairan lintas negara tersebut. Ini bukanlah inisiatif tunggal, namun sebuah upaya bersama. Dukungan dan komitmen Anda adalah angin segar bagi masa depan yang lebih baik di warisan bahari dunia ini,” imbuhnya.
MyCoralTriangle akan diluncurkan bersamaan pada 3 November di Hongkong, Indonesia, Filipina, dan Malaysia.
Kampanye ini adalah kolaborasi WWF Coral Triangle Program, Dentsu Asia, WWF-Indonesia, WWF-Malaysia, WWF-Filipina, WWF-Hongkong, dan the Asia Pacific Growth Team (APGT) serta didukung oleh WWF-International.
Kunjungi www.wwf.or.id/mycoraltriangle dan berikan dukungan kita untuk masa depan bumi yang lebih baik.
-----------------
Catatan untuk Editor:
Tentang Coral Triangle
Istilah Segitiga Terumbu Karang (The Coral Triangle) baru mengemuka pada tahun 2009 setelah The World Ocean Conference diselenggarakan. Wilayah ini menyimpan kekayaan hayati laut yang sangat tinggi. 76 % spesies terumbu karang dunia bisa ditemukan di tempat ini, termasuk spesies bernilai ekonomi tinggi seperti tuna, paus, lumba-lumba, hiu dan penyu. The Coral Triangle juga menjadi nursery area di mana ikan-ikan dan spesies laut lainnya bertelur dan tumbuh dewasa, sebelum mereka berkelana ke seluruh dunia. Oleh karenanya, area ini menjadi sangat penting bagi siklus hidup spesies laut.
WWF bekerjasama dengan pemerintah, kelompok masyarakat, pelaku bisnis, dan konsumen mendorong pembangunan berkelanjutan di wilayah ini. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: www.panda.org/coraltriangle
Informasi selengkapnya hubungi:
- Paolo P. Mangahas, Communications Manager, WWF Coral Triangle Programme, Email: pmangahas@wwf.org.my
- Shintya Kurniawan, Media Development Officer, WWF-Indonesia, Email: SKurniawan@wwf.or.id