WWF-HSBC DORONG PETANI SAWIT SINTANG BERSERTIFIKAT
Sintang - WWF-Indonesia Program Kalbar bersama Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) Indonesia berkolaborasi menguatkan petani dalam implementasi praktik kelapa sawit berkelanjutan di Sintang. Program ini diharapkan dapat bermuara pada perolehan sertifikat petani sawit swadaya.
Bupati Sintang Jarot Winarno dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Bupati Askiman menyambut baik inisiatif ini. “Kita berharap para petani dapat menjalankan aktivitas bisnisnya secara berkelanjutan,” katanya pada Peluncuran Program Menuju Sertifikasi – Penguatan Peran Petani dalam Implementasi Praktik Kelapa Sawit Berkelanjutan di Sintang, Selasa (27/2/2018).
Bupati menjelaskan, WWF-Indonesia telah hadir di Sintang dalam kurun waktu yang cukup lama. Banyak kontribusi telah diberikan kepada Pemerintah Sintang dalam mendukung pembangunan. Mulai dari perencanaan wilayah sampai dengan peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat.
“Kami berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan oleh WWF dan HSBC yang kita launching ini. Semoga pengelolaan kebun kelapa sawit swadaya ini menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan perekonomian petani. Kegiatan ini nantinya akan berkolaborasi dan bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Sintang dalam implementasi proyek di lapangan,” katanya.
Kurun waktu lima tahun terakhir, jelas Bupati, struktur perekonomian Kabupaten Sintang masih didominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, serta industri.
Pemerintahan Sintang saat ini sedang menitikberatkan pengembangan perkebunan pada lima komoditas, yaitu kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan lada. Para petani memegang peranan penting karena sebagian komoditas ini telah dikembangkan oleh masyarakat. Komoditas ini pula yang menjadi penggerak ekonomi masyarakat.
Head of Corporate Sustainability HSBC Nuni Sutyoko mengatakan bahwa kelapa sawit merupakan komoditas subsektor perkebunan yang dituntut menjalankan praktik berkelanjutan dalam pengelolaannya. “Tiga aspek penting itu adalah ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketiganya menjadi pilar penting untuk diseimbangkan,” katanya.
Lebih lanjut Nuni menjelaskan bahwa perkebunan kelapa sawit juga melibatkan banyak pihak dalam tata kelolanya. “Salah satu aktor utama di dalamnya adalah petani swadaya. Mereka memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan,” ucap Nuni.
Nuni menegaskan, peningkatan kapasitas petani swadaya merupakan langkah penting dalam upaya menjadikan mereka sebagai penggerak utama perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di tingkat tapak. “HSBC berkomitmen untuk membantu petani swadaya dalam mewujudkan hal tersebut,” jelasnya.
Sementara Direktur Kalimantan WWF-Indonesia Irwan Gunawan juga menambahkan bahwa Provinsi Kalimantan Barat memegang peranan penting sebagai produsen minyak sawit terbesar di Pulau Kalimantan. Secara statistik, perkebunan kelapa sawit di Kalbar mencakup areal kurang lebih seluar 1.455.182 hektar. Sebagian besar dioperasikan oleh petani kelapa sawit dan petani kecil yang memiliki sekitar 25 persen dari total luas lahan tertanam.
Untuk menjawab tantangan tersebut, kata Irwan, WWF dan HSBC pada tanggal 30 Juni 2014 telah menandatangani sebuah kesepakatan untuk memperkuat platform petani kecil menuju praktik kelapa sawit lestari di Sintang. “Program ini sudah berjalan dan saat ini akan dilakukan diseminasi proses serta pencapaian dari program tersebut kepada para pihak di Sintang,” urainya.
Irwan menegaskan bahwa HSBC dan WWF terus berkomitmen untuk membantu petani swadaya kelapa sawit di Sintang. Bentuk komitmen tersebut adalah melanjutkan kerja sama dalam mendukung petani swadaya yang tergabung dalam Koperasi Produksi Rimba Harapan untuk tiga tahun ke depan (2018-2020).
Tujuan utama dari intervensi tiga tahun yang akan datang adalah memberdayakan petani swadaya kelapa sawit mendapatkan sertifikasi RSPO dan ISPO. Selain itu, program ini menyasar penguatan ketahanan ekonomi bagi anggota koperasi dengan mengidentifikasi dan membangun rencana bisnis untuk pendapatan alternatif yang berkelanjutan.
Hal lain yang tak kalah pentingnya dari program ini adalah mempertahankan dan meningkatkan dukungan dari pemerintah daerah serta melanjutkan pengembangan kapasitas untuk aktor kunci, serta meningkatkan pembelajaran dengan mendokumentasikan proses secara komprehensif yang akan disebarluaskan untuk digunakan sebagai alat promosi praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.