WANITA TELINGA PANJANG TERAKHIR
Bagi masyarakat Dayak di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, tradisi dan budaya masih melekat dalam keseharian mereka guna meneruskan tradisi leluhur nenek moyang ketika menjalani kehidupan di dunia. Dimulai dari tata cara mengelola lahan dengan ritualnya karena kepercayaan adanya roh di khayangan yang selalu mengawasi kehidupan mereka.
Budaya bagi wanita Dayak termasuk kepercayaan dalam hal mempercantik diri. Mereka melakukannya dengan tato dan telinga panjang. Di Kabupaten Mahakam Ulu, masih banyak dijumpai wanita bertelinga panjang dengan anting ring perak atau besi yang menjuntai hingga ke bahu.
Bagi masyarakat Dayak Bahau, khususnya Suku Bahau Long Gelaat di Kampung Long Tuyoq, sebuah area yang terletak jauh di pedalaman Jantung Borneo di wilayah Kalimantan Timur, kebanyakan wanita berusia senja yang ada disana masih menjalankan tradisi bertelinga panjang ini, yang dalam bahasa lokal biasa disebut dengan telingaan aruuk.