WAJAH LABIAN -LEBOYAN DITAMPILKAN DI FORUM INTERNASIONAL HOB
Konservasi alam, budaya, dan dinamika pembangunan dalam pandangan masyarakat lokal di jantung Borneo.
Balikpapan – Kelompok Kerja Heart of Borneo (Pokja HoB) Kalimantan Timur dengan WWF-Indonesia dan Photovoices International, pada tanggal 20 -23 September 2011 menyelenggarakan sebuah pameran fotografi, peluncuran buku dan diskusi interaktif bertajuk “Potret Diri Labian Leboyan – Pelestarian Jantung Borneo oleh Masyarakat Lokal”.
Menampilkan karya-karya fotografi masyarakat di daerah terpencil di Borneo, pameran yang berlokasi di Hotel Novotel Balikpapan ini merupakan bagian dari rangkaian side event pertemuan tahunan tiga negara inisiator Heart of Borneo yang ke-5 (The 5th Heart of Borneo Trilateral Meeting). Pameran foto yang dijadwalkan akan dibuka oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Kalimantan Timur, Muhammad Sa’bani, juga dihadiri oleh Direktur Program Kelautan WWF-Indonesia, Wawan Ridwan.
Pameran fotografi karya masyarakat di enam desa sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Labian-Leboyan – kawasan penghubung Taman Nasional Danau Sentarum dan Taman Nasional Betung Kerihun – tersebut mendokumentasikan gambaran keseharian masyarakat yang tinggal di kawasan kaya keragaman hayati di Borneo, khususnya di daerah tangkapan air penting di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Hasil karya fotografi ini juga merekam keadaan lingkungan, nilai-nilai budaya tradisional dan harapan serta berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat setempat.
Pada hari pertama dibukanya pameran ini (20/9) diluncurkan juga buku setebal 151 halaman yang memuat karya fotografi masyarakat berjudul “Potret Diri Lebian Leboyan”. Peluncuran buku tersebut kemudian dilanjutkan dengan sebuah talkshow atau diskusi interaktif bertajuk serupa. Talkshow fotografi yang mengundang publik, media dan komunitas fotografi tersebut dimaksudkan sebagai upaya berbagi informasi tentang konservasi di kawasan Heart of Borneo. Pengajar fotografi komunitas sekaligus pegiat konservasi WWF-Indonesia Jimmy Syahirsyah, Presiden Photovoices International Ann McBride Norton, perwakilan dari National Geographic Indonesia Bayu Dwi Mardana, perwakilan masyarakat Lebian Leboyan KalBar (Marsiana Dayun dan Lemena Maria Riyong), perwakilan masyarakat Muara Mea dan Berong Kalteng (Jaya Pura dan Yotam), serta foto model dan Supporter Kehormatan WWF-Indonesia Davina Hariyadi hadir sebagai pembicara.
“Penguatan masyarakat melalui fotografi diharapkan dapat menjadi media yang berdaya guna bagi pembelajaran bersama antara masyarakat, pemda, maupun lembaga dan pihak terkait lainnya untuk mendorong pengelolaan dan perlindungan sumberdaya alam secara berkelanjutan,” kata Drs. H. Abang Tambul Husin, Bupati Kapuas Hulu dalam sambutan tertulisnya. Karya fotografi masyarakat dalam program Photovoices ini menurutnya sangat sejalan dengan semangat Kabupaten Kapuas Hulu sebagai Kabupaten Konservasi pertama di Indonesia.
Koordinator Nasional Program Heart of Borneo WWF-Indonesia Wisnu Rusmantoro menyatakan bahwa aspirasi masyarakat setempat adalah aset penting dalam merumuskan strategi dan kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang lestari, khususnya di kawasan Heart of Borneo. “Kegiatan fotografi Photovoices ini adalah salah satu cara yang efektif untuk memperkaya informasi dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan mendukung proses perencanaan pembangunan berkelanjutan”.
Menurutnya, WWF sangat percaya bahwa program konservasi dan upaya pembangunan berkelanjutan yang menjadi salah satu semangat penting Program Heart of Borneo yang dideklarasikan oleh 3 negara: Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia, dapat berjalan dengan baik jika semua pelaku pembangunan mau belajar dari pengetahuan dan kearifan sosial budaya masyarakat setempat.
“Memahami tradisi dan kepercayaan sebuah komunitas merupakan hal penting yang dapat membantu kita dalam membuat strategi pembangunan berkesinambungan dan untuk melindungi sumberdaya alam yang ada. Hal terpenting dari hasil karya masyarakat yang luar biasa ini adalah dapat menjadi informasi penting bagi pemerintah, serta dapat memberikan edukasi bagi masyarakat luar tentang keragaman hayati dan budaya masyarakat. Diharapkan hal ini dapat memupuk solidaritas antar masyarakat untuk saling memahami dan membangun pengertian serta menerima keragaman budaya sebagai bagian kekayaan kita semua, ungkap Ann McBride Norton, Presiden Photovoices International.
Sejalan dengan tema pertemuan tingkat negara Trilateral Heart of Borneo Meeting yang kelima di Balikpapan “Sustainable Tourism: When Nature and Culture Blends”, WWF-Indonesia bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah dan Kelompok Kerja Heart of Borneo Kalteng meluncurkan buku yang memuat potensi wisata Kalimantan Tengah berjudul “The Jewel of Central Borneo”. Ditampilkan dalam dua bahasa – Inggris dan Bahasa Indonesia- buku berwarna setebal 157 halaman ini diharapkan dapat membantu membuka peluang pengembangan daerah-daerah tujuan wisata alam di Kalteng yang selama ini masih belum dikenal.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
- Saraswati, Koordinator Program Photovoices Indonesia, HP: 08124649728, Saraswati@Photovoicesinternational.org Kantor Photovoices Project: Jl. By Pass Ngurah Rai No 121X Denpasar-Bali
- Elisabeth Wetik, WWF-Indonesia National Communications Officer, Heart of Borneo Program. Hp: 0813 987 13882, ewetik@wwf.or.id
- Dita Ramadhani, WWF-Indonesia, Hp 082110079992, dramadhani@wwf.or.id
- Nina Nuraisyiah, WWF Indonesia Central Kalimantan Communication Coordinator. Telp ( 0536) 3236997. Email nnuraisyiah@wwf.or.id
Catatan untuk Redaksi:
Tentang WWF Indonesia
WWF adalah organisasi konservasi global yang mandiri dan didirikan pada tahun 1961 di Swiss, dengan hampir 5 juta suporter dan memiliki jaringan yang aktif di lebih dari 100 negara. Di Indonesia bergiat sebagai organisasi nasional berbentuk yayasan dan bekerja di lebih dari 25 wilayah kerja lapangan di17 provinsi. Misi WWF-Indonesia adalah menyelamatkankeanekaragaman hayati dan mengurangi dampak ekologis aktivitas manusia melalui: mempromosikan etika konservasi yang kuat, kesadartahuan dan upaya-upaya konservasi di kalangan masyarakat Indonesia; memfasilitasi upaya multipihak untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan prosesproses ekologis pada skala ekoregion; melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakan hokum yang mendukung konservasi; dan menggalakkan konservasi untuk kesejahteraan manusia melalui pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Selebihnya tentang WWF-Indonesia dapat mengunjungi website http://wwf.or.id/ dan situs keanggotaan WWF-Indonesia di http://supporterwwf.org/
Tentang Heart of Borneo
Heart of Borneo adalah sebuah inisiatif yang dirancang sebagai program pemanfaatan berkelanjutan dan konservasi yang bertujuan mempertahankan keberlanjutan manfaat salah satu hutan terbaik yang masih tersisa di Borneo bagi kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang. Cakupan kerja Heart of Borneo membentang pada rangkaian dataran tinggi Borneo yang terhubung secara langsung dengan dataran rendah di bawahnya. Wilayah kerja ini melintasi Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia, kawasan Heart of Borneo mencakup 3 provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Kabupaten Kapuas Hulu termasuk di dalam kawasan Heart of Borneo. Silakan kunjungi situsnya di www.wwf.or.id/hob.
Tentang Photovoices International
Photovoices merupakan sebuah program yang melibatkan partisipasi masyarakat dengan menyediakan kamera digital kepada masyarakat lokal untuk mendokumentasikan apa yang mereka hargai tentang alam dan budaya, sebagai sebuah cara untuk memberikan informasi sebagai salah satu bahan acuan bagi pemerintah dalam pembuatan kebijakan pelestarian diwilayah tersebut. Program Photovoices di Kapuas Hulu merupakan program ketiga di Indonesia. Dengan slogan “Memberdayakan Masyarakat melalui Fotografi”, aktivitas Photovoices Labian Leboyan ini merupakan program bersama Photovoices International dengan yayasan WWF-Indonesia bekerjasama dengan National Geographic Indonesia, The Ford Foundation dan Pemda Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi situsnya di www.photovoicesinternational.org.