VILLA, GAJAH KECIL YANG PENURUT ITU TELAH TIADA
Oleh Syamsidar dan Dyah Ekarini
Pekanbaru (15/03)-Masih lekat dalam ingatan kami saat bertemu Villa, seekor gajah jantan kecil berumur 3 tahun, sebulan lalu. Villa yang lucu dan penurut tersebut baru 8 bulan tinggal di Taman Nasional Tesso Nilo, mengikuti induknya yang sedang dalam masa pelatihan Flying Squad. Kabar mengejutkan itu datang pada malam hari tanggal 11 Maret 2012, ketika Villa dikabarkan menghembuskan nafasnya yang terakhir di depan Abdul Azhari, mahout (perawat gajah) yang setia merawatnya di pinggiran Taman Nasional Tesso Nilo.
Azhari mengatakan bahwa Villa tidak mau makan sejak dua hari sebelum kematiannya. Hal ini membuat Azhari sangat khawatir dengan kondisi Villa. Ia pun memberikan makanan tambahan berupa buah-buahan dan air gula sesuai dengan saran dokter hewan, namun kondisi Villa tak kunjung membaik. Novi, induk Villa, pun tidak dapat berbuat banyak selain memandangi anaknya.
Villa dan Novi berasal dari taman rekreasi di Tanjung Balai Asahan. Villa lahir di taman hiburan tersebut pada tahun 2010 dari gajah Novi dan gajah Dono (25 tahun). Berhubung masa izin pemakaian gajah yang diberikan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau (BBKSDA) telah habis serta mengingat perlunya gajah untuk menjadi tim pengusir gajah liar atau disebut Flying Squad, maka ketiga anggota keluarga ini pun dibawa ke Taman Nasional Tesso Nilo pada bulan Agustus 2011 lalu.
Saat dibawa ke Tesso Nilo, fisik ketiga gajah terlihat kurus. Bobot tubuh Novi dan Dono lambat laun membaik , begitu juga Villa. Namun pertumbuhan Villa terlihat lebih lambat. Walaupun bertubuh kurus, Villa tidak pernah bertingkah saat mengikuti patroli dan selalu berada di samping induknya sambil sesekali menyusu. Ria, seekor gajah betina di Flying Squad WWF pun terlihat sangat menyayangi Villa. Ia juga selalu mengawasi Villa saat patroli dan memastikan Villa tidak tertinggal di belakang iring-iringan.
Novi, dan Dono adalah gajah-gajah yang dipersiapkan BBKSDA Riau untuk menjadi anggota tim Flying Squad yang akan ditempatkan di Desa Pangkalan Gondai, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau. Desa ini berada di sekitar TN. Tesso Nilo dan merupakan daerah jelajah gajah yang berada di kawasan konservasi tersebut. Frekuensi kedatangan gajah liar ke pemukiman atau perkebunan di sekitar desa ini cukup tinggi oleh karena itu disepakati perlu dioperasikan satu tim Flying Squad yang dikelola oleh Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo dengan dukungan PT. Musim Mas, perusahaan sawit.
Sementara dipersiapkan menjadi tim Flying Squad atau tim pengusir gajah liar, ketiga gajah ini bergabung dan berlatih bersama tim Flying Squad WWF-BBKSDA Riau. Kedua orang tua Villa, Novi dan Dono perlahan diperkenalkan dengan kegiatan rutin yang dilakukan oleh empat gajah Flying Squad WWF-BBKSDA Riau yang beroperasi di Desa Lubuk Kembang Bunga, seperti berpatroli dan pengusiran gajah liar. Villa juga sering diikutsertakan dalam patroli karena patroli merupakan ajang sosialisasi bagi gajah-gajah dan juga menyehatkan karena gajah- gajah mendapat banyak variasi makanan alami sepanjang jalur patrol terutama di dalam hutan.
Tim medis dari BBKSDA Riau bersama Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo dan WWF Program Riau melakukan autopsi terhadap Villa pada Senin sore (12 Maret 2012). Drh. Rini Deswita yang memeriksa Villa mengatakan, dinding usus Villa terlihat memerah. Hal ini menunjukkan gajah ini mengalami infeksi sistem pencernaan. Dari patologi anatomi, ususnya sudah rusak sehingga kemampuan menyerap makanan sudah berkurang. Sakit Villa memang sudah sangat kronis, terlihat dari pendarahan dan tumbuh butir-butir kantong pada dinding usus luar.
Kondisi ususnya sudah parah, pada gajah yang keracunan sekalipun tidak seperti ini, tambah drh. Rini.
Setelah autopsi selesai dilakukan, beberapa sampel organ dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Direktur Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo, Yuliantoni menyatakan,""Kami sangat menyesali kematian Villa. Kami telah berusaha memberikan perawatan yang baik untuknya selama berada di Taman Nasional Tesso Nilo."" Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo, lanjutnya, selain berkomitmen untuk memfungsikan gajah lebih berdaya guna dengan menjadi tim Flying Squad juga melakukan perawatan terhadap ketiga gajah tersebut sesuai yang disarankan dokter hewan.