MEMBUKA HATI BAGI ALAM
Oleh: Donna Christine Simon
Saya menghabiskan masa kecil di daerah perkebunan kelapa sawit di Sandakan, Sabah. Setiap hari yang saya lihat adalah perkebunan kelapa sawit. Di sanalah saya menghabiskan waktu dan bermain dengan teman-teman. Ketika beranjak dewasa, saya sesungguhnya tidak tertarik pada isu lingkungan. Namun, saya menerima tawaran untuk kuliah di Jurusan Biologi Konservasi di Malaysia University, Sabah, padahal saya tidak punya pengetahuan mengenai konservasi sama sekali. Di tahun pertama, saya ragu-ragu pada pilihan yang saya buat dan memercayai bahwa saya menjalani sesuatu yang tidak saya sukai.
Perjalanan penelitian pertama saya adalah ke Tawau Hills Park. Di sana saya mencari berbagai macam jenis katak. Kami pergi ke hutan selama lima hari setiap malamnya, bergelimang lumpur, digigit nyamuk dan lintah, bahkan setengah dari tubuh kami terendam air sambil terus berjalan di sepanjang sungai dan bertahan dalam dingin. Di malam pertama, saya mengeluh karena tak tahan dengan lumpur, berkeringat, dinginnya udara, dan berjalan di sekitar hutan dengan setengah tubuh basah kuyub. Buat saya, katak hanyalah katak! Saya bisa menemukan mereka di mana-mana, bahkan di got di depan rumah saya. Tak ada yang istimewa pada seekor katak bagi saya.
Esoknya, saya bangun pagi-pagi untuk memeriksa tangkapan semalam. Betapa terkejutnya saya! Ternyata katak memiliki warna tubuh yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada yang warnanya hitam, hijau, merah, bahkan jingga. Struktur kepala mereka juga berbeda dan salah satu katak ternyata memiliki tanduk! Itu adalah jenis katak bertanduk Kalimantan yang hanya dapat ditemukan di Kalimantan. Sungguh hasil tangkapan yang menakjubkan!
Pada malam kedua, muncul perasaan yang berbeda dalam diri saya. Saya menikmati saat-saat menyusuri sungai dan sangat bersemangat mencari katak-katak yang bersembunyi di bawah batu dan di pohon, serta ketika menemukan pantulan mata mereka yang diterpa cahaya obor yang kami gunakan. Kami juga berhasil menemukan katak raksasa Bufo juxtasper (seperti pada gambar) yang hanya dapat ditemukan di Asia Tenggara. Jenis tersebut adalah katak terbesar yang pernah saya lihat!
Lewat pengalaman ini saya mulai menemukan hal yang berbeda dan merasa bersemangat untuk mengungkap apa saja yang dimiliki hutan hujan kami. Saya berubah dari seseorang yang tidak berminat dengan alam menjadi seseorang yang menikmati keindahan alam dan saat ini bekerja untuk melestarikan spesies unik di dunia, yakni Orangutan.
Kalau Anda tertarik untuk menjelajahi alam Sabah, kunjungi salah satu kawasan konservasi kami, seperti Danum Valley yang juga dinominasikan sebagai situs warisan dunia, Tawau Hills Park yang merupakan tempat di mana pohon tropis tertinggi di dunia dapat ditemukan, Maliau Basin atau juga dikenal sebagai Lost World of Sabah, dan masih banyak lagi tempat menarik lainnya.
Donna Christine Simon, Ahli Biologi Lapangan bagi Orangutan, WWF-Malaysia (Kantor Sabah)