UD PULAU MAS DAN KONTRIBUSI UNTUK KEBERLANJUTAN SPESIES LOBSTER
by: Anindita Sekar Jati (Seafood Savers Communication Assistant, WWF-Indonesia)
Keamanan pangan bergantung pada keberlanjutan lingkungan. Tanpa keamanan pangan, mustahil bagi manusia untuk bertahan hidup. Dibutuhkan kontribusi dari berbagai pihak untuk mendukung keberlanjutan demi kepentingan bersama.
Dengan kondisi lingkungan seperti sekarang, keamanan pangan terancam oleh berbagai macam hal. Dalam industri perikanan misalnya, ekploitasi besar-besaran mengancam keberlanjutan spesies, dan sering kali, metode penangkapan yang tidak bertanggungjawab juga merusak habitat alami. Tentunya setiap pihak memiliki andil dalam hal tersebut.
Eksploitasi dan perusakan habitat bukan hanya tanggungjawab produsen dan nelayan, namun juga konsumen yang secara tidak langsung mendukung terjadinya hal tersebut melalui permintaan yang terus meningkat. Komoditas lobster misalnya, kepopuleran lobster sebagai bahan makanan yang nikmat, memacu permintaan untuk terus meningkat. Permintaan yang membabi buta terkadang memancing terjadinya eksploitasi besar-besaran, padahal lobster memiliki siklus yang cukup panjang terhitung dari umur anakan, yaitu 3-4 tahun, hal ini dapat mengancam keberlanjutan spesies. Tidak hanya eksploitasi, metode penangkapan yang tidak bersahabat, juga bertanggungjawab atas kerusakan habitat alami lobster.
Menanggapi isu tersebut, UD Pulau Mas, perusahaan yang telah terlibat dalam upaya perbaikan perikanan karang, mendaftarkan komoditas lobsternya dalam Seafood Savers. Perusahaan yang telah tergabung dalam Seafood Savers selama kurang lebih dua setengah tahun ini berkomitmen untuk memperbaiki praktik praktik perikanan lobsternya.
Perusahaan yang bergerak di bidang eksport komoditas ini sudah beroperasi selama lebih dari sepuluh tahun. Dengan 2500 nelayan anggotanya, UD Pulau Mas memproduksi kurang lebih empat puluh ton lobster setiap tahunnya. Didukung dengan kapasitas armada berukuran <3 GT, nelayan UD Pulau Mas melakukan aktifitas penangkapan menggunakan jerat lobster. Lobster-lobster hidup tangkapan nelayan UD Pulau Mas lalu di eksport ke Hong Kong sebagai negara tujuan utama.
Dengan mendaftarkan komoditas lobsternya ke dalam Seafood Savers, UD Pulau Mas akan melakukan serangkaian upaya perbaikan perikanan, sesuai dengan standar Marine Stewardship Council (MSC). Upaya-upaya yang akan diterapkan diharapkan dapat menghasilkan sebuah dinamika produksi yang bertanggungjawab dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat dalam aktifitas ekonomi ini, dari produsen, komoditas, sampai konsumen. Langkah awal ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi industri perikanan lain untuk terus berupaya memperbaiki praktik perikanan demi keberlanjutan spesies dan keamanan pangan bagi semua.