TULARKAN SEMANGAT MENELITI KEPADA PARA PENELITI MUDA
Oleh: Vinni Nurizky (Bycatch and Sharks Conservation Assistant)
Seperti pagi di hari-hari sebelumnya, saya ngantor seperti biasa. Hanya saja pada 10 Agustus kemarin saya tidak mengarahkan kaki menuju Graha Simatupang, kantor WWF-Indonesia, namun bersiap menuju ke Taman Bermain Jungleland yang berada di kawasan Sentul, Bogor. Bukan untuk bermain loh! Melainkan untuk menghadiri acara peresmian pembukaan Bogor Youth Science Festival (BYSF) 2017, sebuah rangkaian kegiatan pameran dan lomba karya ilmiah yang diselenggarakan oleh Jungleland Adventure Theme Park. Saya hadir bersama Dwi Ariyogagautama, yang akrab disapa Mas Yoga, Koordinator Program Bycatch and Sharks Conservation Coordinator WWF-Indonesia, sebagai pengisi materi talkshow pada siang harinya.
“Kami mencoba buat wadah baru untuk para peneliti muda memperkenalkan kreasi dan inovasi yang sudah dirancang. Rencananya acara ini akan diadakan rutin setiap tahun”, ujar Johanna Hehakaja, General Manager Jungleland Adventure Theme Park, disela memberikan sambutan. Hadir juga perwakilan dari Dinas Pendidikan Kab. Bogor, dan pihak Walikota Bogor sebagai tamu undangan. Setelah sambutan disampaikan, kami menikmati suguhan alunan paduan musik tradisional dengan musik modern yang dibawakan oleh band Indie. Indah! Saya bisa melihat kaki seorang siswa SMA yang duduk tepat disebelah saya bergerak naik turun dan posisi jarinya yang mengerucut seolah dia sedang ikut memainkan gitar. Setelah pembukaan selesai kami dipersilahkan melihat-lihat hasil karya ilmiah peserta lomba yang dipamerkan.
“Ayam-ayam di kandang ini nanti gak akan kelaparan kalau pemiliknya lupa kasih makan, karena sudah diatur dengan mesin supaya makanan keluar pada jam-jam tertentu. Mesinnya juga hemat energi karena menggunakan energi matahari sebagai sumbernya,” tukas Ihsan semangat menunjukkan bagian prototipe kandang hemat energi temuannya. Selain Ihsan, ada sekitar 20 peserta lain dengan belasan karya yang juga terlihat sibuk menjelaskan keunggulan temuannya.
Sederhana, Murah dan Mudah Didapat
WWF-Indonesia secara khusus diundang oleh Jungleland Adventure Themepark untuk berbagi pengalaman menjadi peneliti, dan tentu saja mengenai bagaimana mengimplementasikan teknologi dalam penelitian-penelitian yang dilakukan. “Ditemukan fakta bahwa hiu sensitif terhadap medan magnet, pada kasus yang banyak terjadi di perikanan kita, hiu banyak tersangkut di kail long line milik kapal-kapal nelayan. Nah, upaya kami adalah memodifikasi kail pancingnya dengan menambahkan magnet supaya hiu menjauhi kailnya,” lanjut Mas Yoga.
Dalam presentasinya, Mas Yoga menceritakan pengalaman selama menjadi peneliti di WWF-Indonesia, seperti tugas dalam mengurangi jumlah hewan terancam punah yang banyak tertangkap secara tidak sengaja di jaring atau pancing tangkapan sampingan atau bycatch. Penyu, Hiu, dan Pari menjadi tiga spesies kunci yang menjadi fokus penelitian.
Saat Mas Yoga menunjukkan Lampu LED sebagai salah satu teknologi mitigasi yang dikembangkan untuk membantu penyu melihat jaring, terdengar decak kagum dari salah seorang siswi SMA dari belakang. “Mata penyu sangat baik melihat warna hijau. Cara kerjanya, lampu ini kita sangkutkan di jaring nelayan, jadi penyu bisa melihat jaring dan akan menjauhi jaring. Lampu ini kita tambahkan sensor jadi bila sensornya terkena air, lampunya otomatis menyala. Ini bisa nyala karena tangan saya keringetan”, terang mas Yoga diikuti tawa peserta Talkshow.
Pembawaan Mas Yoga yang santai, membuat para siswa merasa enjoy dan tidak bosan memperhatikan presentasi. Apalagi, materi yang disampaikan tentang biota laut, siapa sih yang tidak suka laut?
Karena talkshow yang sangat seru menjadikan sesi tanya jawab molor dari waktu yang ditentukan. Berkat antusiasme yang begitu tinggi, banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta talkshow. Di akhir diskusi, WWF-Indonesia memberikan merchandise kepada beberapa peserta yang bisa menjawab pertanyaan seputar materi presentasi. “Intinya, teruslah berinovasi. Dan ciptakan sesuatu dengan prinsip yang menguntungkan juga menjawab permasalahan masyarakat, dan yang paling penting mudah didapat atau dapat dibuat dengan harga terjangkau”, tutup Mas Yoga.