SENIMAN KAWAKAN DUKUNG PAGELARAN “GOLDEN PATH OF LOVE-PERSEMBAHAN CINTA UNTUK BUMI”
Sejumlah seniman kawakan Indonesia tercatat di daftar penampil pada pagelaran “Golden Path of Love-Persembahan Cinta Untuk Bumi” dalam rangka Perayaan 50 Tahun WWF-Indonesia. Tiga di antaranya adalah Ine Febriyanti, Nungki Kusumastuti, dan Tio Pakusadewo. Di dunia seni pertunjukan, tak ada yang meragukan kemampuan mereka.
Di sela sesi latihan terakhir pagelaran, Ciptanti Putri dari WWF-Indonesia berkesempatan bercakap-cakap dengan Ine Febriyanti, Nungki Kusumastuti, dan Tio Pakusadewo. Mereka mengungkapkan alasannya masing-masing menyempatkan diri tampil di pagelaran ini, dan harapan mereka bagi WWF-Indonesia di masa mendatang.
**************************
Saat ditemui, Ine Febriyanti sedang membaca skenarionya. Pelakon Miss Kedjora dalam “Opera Primadona” pada medio 2000 ini kebagian membaca puisi sambil berperan sebagai salah satu karakter Ibu Peri.
“Terus terang, ini kali pertama saya bersentuhan dengan pertunjukan hiburan. Biasanya saya berteater, pure art. Tapi karena ada misi memberi pencerahan kepada orang lain untuk lebih berempati kepada lingkungan, saya sangat senang bisa terlibat dalam pertunjukan ini. Saya berharap kontribusi saya bisa membantu agar pesannya sampai,” ujarnya lancar.
Ine sendiri mengaku tidak asing dengan kegiatan WWF-Indonesia. “Kebetulan suami saya dulu beberapa kali bekerja untuk WWF. Menurut saya WWF itu keren banget, karena concern terhadap kelestarian alam. Sekarang ini banyak orang menganiaya alam, mereka serakah dalam mengeksploitasi alam. Mudah-mudahan aksi WWF nyata dalam mengubah kebiasaan buruk manusia, tidak bersifat seremonial saja. Jangan sampai masyarakat terkesan hanya dengan kemasannya tetapi juga betul-betul diarahkan untuk aksi pelestarian alam yang nyata,” papar perempuan yang baru saja menjadi salah satu sutradara di sebuah film omnibus tentang korupsi.
Menurut Ine, masyarakat perlu menonton pagelaran ini. “Saya rasa secara umum manusia Jakarta harus banyak-banyak menonton pertunjukan seni agar hati mereka lebih lembut. Terlebih ada misi baik pengumpulan dana untuk konservasi alam, sesuatu yang baik sekali. Ini menjadi sebuah pertunjukan seni dengan propaganda yang baik,” pungkasnya.
**************************
Nungki Kusumastuti tampak cantik dan segar, bahkan usai latihan yang cukup melelahkan. Dosen di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta ini rupanya memiliki alasan yang luar biasa terkait keterlibatannya dalam pagelaran ‘Golden Path of Love-Persembahan Cinta Untuk Bumi’.
“Ini menjadi kontribusi dan dukungan saya dalam melestarikan dan menjaga alam Indonesia. Juga karena WWF-Indonesia ingin menyampaikan pesan-pesan konservasinya dalam bentuk kesenian, maka saya sebagai seniman mendukung dengan sepenuh hati,” jawabnya saat ditanya alasannya ikut tampil.
“Saya berperan sebagai Ibu Pertiwi yang harusnya menjaga alam semesta ini. Saya akan berakting dan sedikit melakukan gerakan menari, berinteraksi dengan para Ibu Peri,” jelas mantan penari di Istana Negara yang piawai berakting ini.
Ketika ditanya mengapa masyarakat perlu menonton pagelaran kolosal ini, pemeran Fitria dalam film fenomenal ‘Perempuan Dalam Pasungan’ ini menyatakan bahwa banyak filosofi baik yang terkandung di dalamnya. “Ada pesan untuk menjaga alam semesta karena kehidupan kita akan sangat kering dan sangat miskin kalau kita mengabaikan alam. Kemanusiaan kita menjadi utuh jika kita bisa menjaga alam semesta. Itu semua menjadi sari dari pesan WWF-Indonesia yang perlu didengar oleh penonton dan terangkai dalam pertunjukan nanti,” ujarnya. ""Yang lebih unik, penonton akan menjadi bagian dari pertunjukan. Penonton menjadi bagian yang kelak akan menjaga lingkungannya dengan baik,” tutup Nungki.
**************************
Meski bakal tampil membawakan prolog bersama Inayah Wahid di awal pagelaran, Tio Pakusadewo hari itu ditempatkan di sesi akhir latihan. Pria bernama lengkap Irwan Susetyo Pakusadewo yang memulai karir sinematografi dengan membintangi film arahan Garin Nugroho, “Cinta Dalam Sepotong Roti” ini tampak serius menekuri skenarionya.
“Saya menganggap WWF-Indonesia merupakan bagian dari apa yang juga saya perjuangkan, yakni melestarikan lingkungan alam Indonesia. Kalau saya kan, berjuang dalam kebudayaan. Tidak akan bisa tercipta tradisi dan kebudayaan yang indah dan dapat dinikmati sepanjang masa jika lingkungannya hancur. Jadi, gayung bersambut,” ungkap peraih Piala Citra untuk Pemeran Pria Terbaik Festival Film Indonesia 1991 dan 2009 ini, menjelaskan ketertarikannya ikut dalam pagelaran “Golden Path of Love-Persembahan Cinta Untuk Bumi”.
“Saya berharap WWF-Indonesia terus aktif bersinergi dengan aliansi komersial dalam program-programnya sehingga pekerjaannya berkelanjutan dengan lebih berpengharapan. Perjuangan memang harus dimulai dan diteruskan. Ke depannya, saya harap WWF-Indonesia dapat lebih profesional,” tutur Tio menanggapi pencapaian WWF-Indonesia selama 50 tahun berkegiatan di Indonesia.
****************************
Jangan lewatkan penampilan Ine Febriyanti, Nungki Kusumastuti, dan Tio Pakusadewo dalam pagelaran “Golden Path of Love-Persembahan Cinta Untuk Bumi” pada 22-23 Desember 2012, di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Untuk pemesanan tiket, hubungi Contact Center WWF-Indonesia di nomor telepon (021) 576 1076. Pembelian tiket secara online dapat dilakukan di wwfindonesia.multiply.com