SEMINAR CORAL 2.0: AJAK PEDULI LAUT KURANGI PLASTIK
Oleh: Dimas Prasetyo (Komunitas Marine Buddies Jakarta)
Seminar Conservation Education Travel (CORAL) 2.0 yang dilaksanakan pada 28 April berjalan sukses, buddies! Acara yang berlokasi di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ini dihadiri oleh 34 peserta yang mayoritas adalah mahasiswa yang berdomisili di Jakarta. Tahun ini Seminar CORAL 2.0 mengambil tema “Pencemaran Sampah di Laut dan Penanggulangannya” dengan tujuan mengenalkan bagaimana peran kita sebagai anak muda bisa semakin bijak dalam menggunakan plastik. Karena seperti yang kita tahu kalau sekarang sudah banyak sekali masalah yang ditimbulkan timbunan sampah plastik apalagi di laut kita.
Bersama dengan tiga narasumber yang ahli di bidangnya, Seminar CORAL 2.0 diapresiasi oleh peserta yang antusias ingin tahu cara mudah mengelola plastik. Darmawan Ahmad, Perkumpulan Masyarakat Selam Indonesia, bercerita kalau saat ini kita sudah terkontaminasi dengan plastik di kehidupan keseharian. “Plastik ini sudah ada di dunia sejak 111 tahun yang lalu. Apa yang kita gunakan sehari-hari jangan dipikir tidak menggunakan plastik, pasti ada. Saat ini mikroplastik merupakan ancaman yang lebih serius, dan salah satu negara yang terancam oleh keberadaan mikroplastik ini salah satunya china, di sungai yangtze 4 kg/m3 dari sungai isinya plastik,” jelasnya dalam materi yang dipaparkan.
Indarwati Aminuddin, Responsible Marine Tourism National Coordinator, WWF-Indonesia, menambahkan bahwa keluarga sangat berperan besar dalam penggunaan dan pengolahan plastik. Sebagai pihak yang selalu disibukan dengan aktivitas di lapang, Indarwati bercerita kalau sampah plastik kini memenjarakan kawasan wisata bahari di Indonesia. Saat sampah plastik di laut bisa saja itu dimakan ikan yang kita konsumsi setiap harinya. Kalau sudah begini kita akan makan apa?
“WWF menyampaikan pesan menjadi lebih mudah agar masyarakat semakin peduli pada lingkungan. Penghalang yang dirasakan ialah kita yang hidup di zaman modern ini, plastik ditemukan dimana-mana sehingga sulit untuk ditiadakan,” lanjutnya.
Sebagai seorang penggiat wisata bahari, Ramon Y. Tungka, bercerita bertapa tidak mudahnya mengajak orang di sekitar untuk peduli lingkungan akibat penggunaan plastik. “Merubah orang terdekat itu susah, tetapi ada yang lebih sulit lagi yaitu merubah diri kita, itu yang terjadi pada diri saya. Dari beberapa tahun sebelumnya saya mengubah konsep terhadap plastik ini,” ungkapnya sambil bercerita.
“Semua hal mengenai indonesia membuat saya terkesan. Hal yang sulit yang juga sulit diubah dari karakter bangsa kita adalah dengan memberikan contoh untuk mengurangi penggunaan plastik dengan menjadi pribadi yang lebih bisa bertanggung jawab. Misalnya, dengan membawa botol minum sendiri saat berwisata,” tambah Ramon.
Ada banyak yang bisa kita lakukan ya ternyata, buddies, untuk mengurangi penggunaan plastik? Yuk, mulai bijak dalam penggunaan plastik untuk bumi kita. Contoh yang sudah dipaparkan oleh para narasumber bisa kita lakukan loh! Sudah siap untuk jadi #TemanTamanLaut kan, buddies?