“DOLEN SING UAPIIK!” BERSAMA MARINE BUDDIES SURABAYA
Oleh: Andriani V. Tobing
Marine Buddies Surabaya, bersama M Radio 98.8 FM Surabaya, kembali lagi melalui aksi pertemanan cerdas yang kedua. Pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Oleh karena itu, Marine Buddies Surabaya mengajak publik untuk mengenali tentang kawasan konservasi bahari serta tentang aplikasi terbaru, yaitu Marine Buddies.
Acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru untuk mengenali, mengunjungi dan mengawasi Kawasan Konservasi Bahari di Indonesia. Tidak hanya kawasan bahari saja tetapi kawasan lindung pun juga diangkat dalam aksi ini, salah satunya kawasan hutan mangrove Wonorejo Surabaya yang sedang menjadi topik hangat akhir-akhir ini.
“Kondisi hutan Mangrove Wonorejo mengalami permasalahan yang kompleks dimana banyaknya bangunan rumah yang dibangun oleh oknum yang tidak paham dengan batas wilayah yang telah ditentukan dalam peraturan,” tegas Bapak Hermawan Some selaku Konsursium Rumah Mangrove Surabaya dan Koordinator Nol Sampah Surabaya. Tidak hanya itu saja, jika tidak ada teman-teman yang menghalangi pembangunan yang akan menghabiskan tanaman mangrove yang ditanam di situ, tanaman itu pasti akan berubah jadi batu-batu yang akan dipakai untuk proses pembangunan.
Penjelasan mengenai Pengenalan Wilayah Konservasi Surabaya dan Sekitarnya ini pun semakin hangat ketika dipaparkan bahwa kawasan mangrove sendiri memiliki peran yang penting dalam keberlangsungan hidup kita, salah satunya sebagai tempat habitat dari satwa yang berasal dari ekosistem tersebut maupun yang melakukan migrasi ke tempat tersebut. Salah satu satwa yang dimaksud yaitu burung Bubut Jawa, monyet ekor panjang dan kucing bakau yang merupakan hewan langka dan sulit untuk ditemukan.
Tanaman Mangrove pun memiliki fungsi yang lain yaitu menahan abrasi, mencegah intruisi air laut, dan menyerap polutan seperti logam berat dan menjadikan sebagai nutrien. Namun, ancamannya tidak berhenti di pengalihan lahan, ada juga sampah. Jika tanaman mangrove mati, maka sampah tersebut akan terus terhanyut sampai di pembuangan akhir yaitu laut dimana laut merupakan tempat terjadinya siklus hidrologi. Bisa dibayangkan kalau sampah menumpuk di laut semua dan biota laut pun terancam punah serta ekosistemnya pun terganggu.
Hasilnya? Siklus hidrologi juga terganggu dan hal ini lah menyebabkan terjadinya global warming dan climate change. Jika dari gaya hidup sendiri belum berubah bagaimana dengan kasus adanya perubahan kawasan konservasi mangrove menjadi kawasan pemukiman.
Untuk sesi kedua disampaikan oleh Mas Dwi Aryo Tjiptohandono selaku Marine and Fisheries Campaign Coordinator WWF-Indonesia. Sesi ini menjelaskan mengenai Konservasi Perairan Indonesia dan Aplikasi Android Marine Buddies. Sesi ini menjelaskan mengenai kawasan konservasi di daerah laut yang masuk dalam kawasan konservasi bahari dimana tidak sembarang orang dapat kunjungi begitu saja. Indonesia memiliki 165 kawasan konservasi bahari dan Jawa Timur sendiri memiliki 4 kawasan konservasi bahari yaitu Situbondo, Sidoarjo, Pasuruan, dan Sumenep.
Fakta dari wisatawan baik domestik maupun asing yaitu mereka hanya menikmati pemandangan dan memanfaatkannya dengan cara hura-hura. Apa yang terjadi? They littered anywhere without thinking the impact of it!!!. Banyak hal yang ditemukan selain sampah yang berserakan seperti perburuan liar, hewan mamalia yang terdampar di daratan dan lain-lain. Bagaimana cara untuk mengatasi hal tersebut? Apakah dengan cara teriak atau memberi tanda SOS dengan batu? Yang jelas jawabannya tidak.
Ada salah satu cara untuk memberikan laporan mengenai kondisi kawasan konservasi bahari tersebut, yaitu aplikasi Marine Buddies yang tersedia di Google Playstore. Aplikasi ini akan memberitahu bahwa anda memasuki wilayah kawasan konservasi bahari atau tidak. Jika iya, teman-teman akan mengisi pilihan mengenai kondisi yang ada di kawasan tersebut serta dapat melaporkan kejadian yang aktivitas bahari yang tidak bertanggung jawab dan harus segera diatasi oleh pemerintah setempat.
Teman-teman juga dapat memberikan peringkat serta ulasan mengenai lokasi tersebut dengan harapan hasilnya ini nanti dapat diangkat dan ditunjukkan ke pemerintah setempat serta mendapatkan perhatian yang lebih terutama di bagian pengelolaannya. Itulah mengapa aplikasi ini digunakan dengan tujuan mengenali kawasan tersebut masuk dalam katagori kawasan konservasi bahari atau tidak, mengunjungi untuk melihat kondisi yang ada di kawasan tersebut, dan mengawasi apakah ada hal-hal yang mengganjal dan perlu untuk dilaporkan melalui aplikasi ini. Jadilah traveller yang baik ya, guys. Kita boleh refreshing sejenak dengan mengunjungi tempat-tempat seperti pantai dan laut tapi jangan lupa untuk cek tempat tersebut apakah termasuk dalam kawasan konservasi bahari atau tidak. Be a smart traveller!
Setelah sesi ini selesai dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Bagi yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari MC mendapatkan merchandise menarik dari Marine Buddies Surabaya. So, nggak hanya pembicara yang dapat bingkisan, pesertanya juga kok (hehehee...). Kesimpulan yang didapat dari talkshow ini hanya satu yaitu jadilah traveller yang baik dengan tidak meninggalkan sampah di tempat yang dikunjungi dan meningkatkan rasa kepedulian terhadap kawasan lindung seperti hutan mangrove demi keberlangsungan hidup manusia. God creates this earth and it doesn’t need us but we do.
So, kalau nggak memulai merubah gaya hidup kita dengan cara yang sederhana seperti diet plastik dan membawa tumbler, siapa lagi? Mulailah dari diri sendiri kemudian tularkan kepada orang lain. Masa depan kita, anak-anak kita dan cucu kita, ada di tangan kita sendiri.