SELAMATKAN PENYU, HIDUPKAN KEMBALI IKON “TELUK PENYU”
Oleh Wahyu Teguh Prawira
Cilacap merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki potensi perikanan tangkap cukup besar dengan total produksi ikan pelagis besar (tuna) sebesar 102,62 ton di tahun 2013, dengan total armada sejumlah 750 kapal yang terdiri dari pancing/rawai (longline), jaring insang (gill net), pukat kantong (seine net), bubu (portable trap), dan penampung (sumber: Data Statistik TPI Cilacap). Kota yang berhadapan dengan Pulau Nusa Kambangan ini memiliki ikon daerah yang cukup tersohor, yaitu Teluk Penyu. Menurut masyarakat setempat, dulunya kita dapat dengan mudah menjumpai penyu yang singgah atau sekedar melintas mencari makan di sekitar Teluk Penyu. Namun, kini keberadaan penyu di sana hanya tinggal cerita saja.
Didorong oleh tingginya tingkat interaksi penyu dengan aktivitas penangkapan ikan di Cilacap yang secara tidak langsung berdampak terhadap menurunnya jumlah populasi penyu, serta semakin banyaknya jumlah kapal penangkap ikan dengan alat tangkap longline dan gill net yang berbasis di Cilacap, tim perikanan WWF-Indonesia pada akhir September lalu berinisiatif untuk melakukan kegiatan sosialisasi dan pelatihan penanganan bycatch penyu di atas kapal. Kegiatan yang diikuti oleh 53 orang peserta ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat perikanan mengenai hewan laut yang dilindungi beserta ancaman dan jumlah populasinya saat ini. Ternyata, masih banyak nelayan yang tidak mengetahui bahwa beberapa spesies laut seperti jenis hiu, penyu, pari manta berstatus dilindungi. Oleh karenanya, tak heran jika masih banyak dijumpai penyu dan hiu yang diperjualbelikan oleh nelayan. Di sini lah peran masyarakat dibutuhkan sebagai pengawas untuk melaporkan tindakan jual beli hewan laut yang dilindungi dan terancam punah kepada instansi atau aparat berwenang, seperti Dinas Kelautan Perikanan (DKP), Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Ditjen PHKA), atau Polair setempat.
Kepala Operasional DKP Cilacap, Yuwono yang turut hadir dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang dalam proses perancangan untuk pembuatan semacam suaka atau tempat penangkaran telur penyu untuk selanjutnya tukik yang telah menetas dilepaskan kembali ke laut. “Kami yakin bahwa masih ada penyu yang tersisa di Cilacap dan kami ingin menghidupkan kembali cerita mengenai Teluk Penyu dengan jumlah penyu yang banyak,” ujarnya dengan tegas.
Kegiatan pelatihan dan sosialisasi ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat perikanan untuk menjaga hewan-hewan laut yang dilindungi dan terancam punah dengan memberikan kesempatan hewan-hewan tersebut tetap hidup di alamya, salah satunya dengan memberikan penanganan yang tepat ketika tertangkap secara tidak sengaja pada aktivitas penangkapan ikan.