SECERCAH CAHAYA LED UNTUK NELAYAN SELAYAR
Oleh: Agus Jaenudin (Bycatch Assistant, WWF-Indonesia)
Berawal dari survey yang dilakukan pada tahun 2015 dan awal tahun 2017, perairan sekitar Kepulauan Selayar menjadi salah satu lokasi yang memiliki potensi bycatch Endangered, Threatened, Protected (ETP). Berdasarkan hal tersebut, WWF-Indonesia melakukan kegiatan pendampingan kepada nelayan di Kepulauan Selayar mengenai Better Management Practices (BMP) Bycatch Penyu.
Dengan harapan agar nelayan di Kepulauan Selayar dapat melakukan penanganan yang tepat terhadap penyu yang tidak sengaja tertangkap alat penangkap ikan khususnya jaring insang, sosialisasi ini juga tidak hanya bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai penanganan penyu namun juga menggali informasi lebih dalam mengenai potensi penyu yang berada di Kepulauan Selayar. Sosialisasi tidak hanya dilakukan kepada nelayan namun juga ke Kepala Desa, siswa SMK Kelautan, dan beberapa stakeholder terkait lainnya.
Keberadaan Penyu di sekitar perairan Kepulauan Selayar relatif mudah ditemui, baik yang sedang berenang di perairan maupun yang naik ke pantai untuk bertelur. Tidak hanya nelayan, beberapa siswa SMK Kelautan juga mengaku sering melihat kemunculan penyu. “Saya sering melihat penyu, bunyi nya ‘Hosshh’ saat penyu muncul ke atas permukaan air” tutur salah satu siswa di SMK Kelautan Selayar membagikan pengalamannya saat ikut beralayar bersama orang tuanya yang juga nelayan.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Desa Bontoborusu, bahwa penyu sering terlihat bahkan dianggap seperti hama karena jika tertangkap pada jaring maka jaring tersebut akan dipotong dan rusak. Meskipun keberadaan penyu relatif banyak, namun secara umum nelayan tidak menargetkan penyu sebagai tangkapan utama karena kekhawatiran akan ditangkap dan dihukum oleh pihak yang berwenang. Kejadian tersebut berdasar pada pengalaman beberapa nelayan yang ditangkap dan dihukum karena terbukti menangkap penyu.
Hal ini menjadi sebuah dilema bagi nelayan karena wilayah penangkapan mereka merupakan tempat ruaya hewan yang dilindungi. Walaupun nelayan lokal secara umum sudah memiliki kesadaran untuk tidak menangkap penyu dengan sengaja, namun pengawasan harus tetap dilakukan dan terus ditingkatkan karena adanya nelayan dari daerah lain yang melakukan penangkapan di perairan Kepulauan Selayar yang belum terlacak atau terbukti menangkap penyu. Selain itu, aktivitas perburuan telur penyu di pantai masih terjadi walaupun sudah menurun dibanding beberapa tahun sebelumnya.
Seiring berlangsungnya kegiatan sosialisasi dan pendampingan kepada nelayan tentang penanganan bycatch penyu, program selanjutnya yang akan dilakukan oleh WWF-Indonesia bersama dengan NOAA dalam upaya mitigasi bycatch Penyu di Kepulauan Selayar adalah ujicoba pemasangan lampu LED berwarna hijau pada alat penangkap ikan jaring insang atau Gillnet.
Gillnet yang digunakan untuk ujicoba terdiri dari dua unit. Satu unit sebagai tempat pemasangan lampu LED dan satu lainnya sebagai kontrol atau tanpa perlakukan apapun. Kedua gillnet tersebut dioperasikan pada waktu yang sama dan pada perairan yang berdekatan. Lampu LED dipasang pada tali ris atas gillnet dengan jarak antar lampu sejauh 10 meter. Hasil tangkapan dari gillnet yang dipasang lampu akan dibandingkan dengan hasil tangkapan gillnet kontrol. Pemasangan lampu LED pada gillnet diharapkan menjadi salah satu solusi untuk menghindari bycatch penyu sehingga mengurangi resiko kerusakan jaring akibat ada penyu yang tertangkap.