KERJA SAMA WWF DENGAN LSM LOKAL DI UJUNG BARAT INDONESIA
Oleh Agis Riyani dan Wahju Subachri
WWF-Indonesia menggandeng kelompok AAC (Aceh Aquaculture Cooperative), sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal di Aceh. AAC merupakan salah satu dari anggota JARING-Nusantara (JARNUS) yang bergabung sejak Februari 2013. JARNUS sendiri adalah jaringan yang dibentuk berdasarkan inisiasi dari WWF-Indonesia bersama beberapa yayasan atau non-government organization (NGO) lokal yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Anggota-anggota JARNUS ini diharapkan dapat memfasilitasi penyelesaian berbagai masalah permasalahan yang ada di pesisir dan laut Indonesia, seperti sumber daya perikanan yang semakin menurun, upaya perbaikan perikanan yang minim, terancamnya ketahanan pangan di sektor perikanan, serta semakin meningkatnya kebutuan konsumsi ikan di Indonesia. Sebagai salah satu anggota JARNUS, AAC pun menerapkan praktik-praktik budi daya udang windu yang bertanggung jawab sesuai dengan panduan BMP (Better Management Practices) dan ASC (Aquaculture Stewardship Council).
Salah satu tambak binaan AAC terletak di Desa Bantayan, Kecamatan Simpang Ulim, Aceh. Lokasi ini dipilih sebagai salah satu tempat untuk melakukan program perbaikan budidaya karena menyimpan potensi produksi udang windu yang berkualitas baik. Tambak-tambak anggota AAC memiliki kedalaman tambak yang pas dengan budi daya udang windu, memiliki tanggul yang sesuai, dan lokasi area pertambakan juga masih memiliki greenbelt (tanaman mangrove) di sepanjang pertambakan. Mangrove berperan besar untuk mengurangi konsentrasi logam berat, baik di sedimen maupun air kolam tambak, juga sebagai tempat udang mencari makan secara alami.
Survei awal terhadap AAC sudah dilakukan oleh tim perikanan WWF-Indonesia. Dari survei yang dilakukan, didapatkan tingkat kepatuhan kelompok AAC terhadap panduan BMP sekitar 30%. Hasil survei tersebut dijadikan referensi untuk melakukan program perbaikan perikanan budi daya (Aquaculture Improvement Program - AIP). Selanjutnya, WWF-Indonesia bersama AAC berusaha terus meningkatkan persentase tingkat pemahaman dan kepatuhan anggota kelompok AAC terhadap panduan BMP Budidaya Udang Windu.
Setelah kelompok AAC melakukan praktik-praktik budi daya udang windu yang bertanggung jawab sesuai panduan BMP, diharapkan produksi budi daya udang windu dapat terus meningkat. Selain itu, juga dapat menjaga keberadaan produk budi daya udang windu yang merupakan spesies asli udang Indonesia.