SAYANGI DAN JAGALAH ALAM
TARAKAN – Wakil Walikota Kota Tarakan, Khaeruddin Arief Hidayat mengingatkan agar semua pihak dapat menyayangi alam se-bagaimana menyayangi diri sendiri. Dengan demikian alam akan membalasnya dengan kasih saying dan mem-berikan manfaatnya. Tetapi bila tidak, maka bencana yang akan didapatkan oleh manusia.Hal ini ungkapkanya saat membuka Seminar Sehari dengan tema “Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan, Heart of Borneo (HoB)” yang di-selenggarakan oleh WWF-Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tarakan.
Menurut Areif, aspek lingkungan sangat penting sekali dalam proses membentuk suatu karakter generasi muda, sehingga lebih peka serta peduli terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. “Tuhan mengajarkan kita untuk saling menyayangi terhadap mahkluk ciptaanya, baik kepada sesama manusia maupun mahkluk hidup yang ada di alam semesta ini tidak terkecuali tumbuh – tumbuhan yang ada di lingkungan kita. Pada intinya, bila kita menyayangi alam maka alam akan menyayangi kita, begitupula sebaliknya, bila alam kita rusak maka alam akan memberikan bencana kepada kita, baik itu banjir, tanah longsor, kabut asap dan lain sebagainya,” terang Khaeruddin, Senin (20/10) di convention hall lantai tujuh gedung rektorat Universitas Borneo, Tarakan.
Oleh sebab itu, para peserta diharapkan komitmennya untuk menerapkan metode belajar yang digunakan selama sosialisasi dan dapat diimplementasikan dalam konsep pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. “Tarakan merupakan sebuah pulau yang kecil, karena itu perlu kita rawat sebaik-baiknya. Bila tidak kita rawat dari sekarang niscaya ke depan akan tenggelam. Hal ini sudah terlihat dari abrasi pantai Amal yang cukup mengkhawatirkan. Mari kita jaga bersama dengan merawat lingkungan tetap asri dan nyaman,” ucapnya.
Sementara itu, perwakilan WWF-Indonesia Arman menjelaskan, pen-didikan untuk pembangunan ber-kelanjutan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam mewujudkan program pembangunan yang berkelanjutan dalam aspek pendidikan dan pembelajaran.
Terkait hal itu, WWF-Indonesia bermitra dengan para penggiat pendidikan untuk menerapkan model pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, yang salah satunya di kawasan Jantung Kalimantan atau HoB. “Program ini didasari kawasan HoB memiliki tingkat degradasi kawasan hutan Kalimantan cukup tinggi. Dalam program ini tidak hanya melatih para guru tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah tingkat pertama, tetapi juga melakukan pengayaan metode pembelajaran serta pendampingan sekolah dalam penerapan Education for Sustainable Development (ESD),” urainya.
Tujuan penerapan ESD di kawasan HoB yang memiliki modal sosial dan modal sumber daya alam yang sangat tinggi adalah untuk menciptakan kondisi pengelolaan SDA yang berkelanjutan di suatu wilayah. ESD yang diterapkan di HoB diupayakan melalui pendekatan secara menyeluruh ke sekolah – sekolah. Hal ini untuk mencakup semua yang terlibat dalam menejemen di sekolah mulai dari proses belajar mengajar, hingga orang tua dan pemangku kepentingan yang berhubungan dengan pihak sekolah.
Perubahan yang sangat mendasar setelah menerapkan ESD di kawasan HoB adalah program ini membantu sekolah untuk menyusun dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan perubahan pengelolaan dan penataan lingkungan sekolah menjadi lebih baik.
sumber: Koran Kaltim