MASYARAKAT KOTA PONTIANAK PUNYA PEMAHAMAN BAIK TENTANG ORANGUTAN
PONTIANAK – WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat melakukan sosialisasi sekaligus survei cepat tingkat pemahaman publik terkait perlindungan orangutan di areal Car Free Day (CFD) Jl. A. Yani Pontianak pada Rabu (21/8/2016), dalam rangka peringatan Hari Orangutan Sedunia.
Saat ini, Orangutan Borneo oleh IUCN ditetapkan sebagai spesies yang sangat terancam punah (critically endangered). Di Kalimantan Barat keberadaan orangutan sekarang hanya di kantong-kantong habitat dengan populasi yang berukuran kecil dan habitat alaminya kian menyusut sebagai dampak perluasan areal dan pemanfaatan hutan secara berlebihan. Berkurangnya populasi orangutan berbanding lurus dengan meningkatnya ancaman bagi spesies dilindungi tersebut, seperti konversi lahan, kebakaran hutan dan lahan, perdagangan ilegal, dan perburuan liar.
“Aksi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Orangutan Sedunia yang jatuh pada tanggal 19 Agustus setiap tahunnya. Kegiatan ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai orangutan kepada masyarakat Kota Pontianak, serta mengukur pemahaman publik terhadap orangutan dan perlindungannya”, ujar Pawan-Kubu Species Officer, WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat, Dewi Puspita Sari.
Survei dilakukan pada 50 responden yang ditemui secara acak di areal CFD dari berbagai profesi seperti pelajar, mahasiswa, pegawai, polisi serta swasta. 48 orang dari total responden mengetahui tentang orangutan serta dapat membedakannya melalui gambar.
“Ini orangutan. Saya tahu orangutan, tapi tidak pernah melihat orangutan secara langsung,” ujar karyawan swasta asal Pontianak, Retno.
Survei cepat yang dilakukan juga untuk mengetahui pendapat publik terkait ancaman terhadap orangutan. Kebakaran hutan dan lahan menurut masyarakat Kota Pontianak menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan populasi dan habitat orangutan.
“Karena masuknya perusahaan, menurut saya kebakaran lahan menjadi ancaman utamanya. Seperti sekarang ini sudah mulai ada kebakaran lahan,” ucap mahasiswa asal Sekadau, Kandar.
Secara umum, dari responden yang dimintai pendapatnya, tingkat pemahaman terkait perlindungan orangutan sudah cukup baik. Masyarakat Kota Pontianak bisa dikatakan cukup familiar dengan isu perlindungan orangutan yang sudah banyak disoroti oleh media maupun dari kegiatan sosialisasi yang dilakukan pemerintah atau lembaga terkait.
“Sebagai salah satu lembaga yang bekerja untuk isu lingkungan dan konservasi, WWF-Indonesia ingin agar upaya perlindungan orangutan dapat dilakukan dengan dukungan dari para pihak, termasuk masyarakat. Semakin besar dukungan, semakin besar upaya yang dapat dilakukan, dan semakin besar pula dampak yang bisa kita ciptakan demi kelestarian orangutan sebagai spesies kunci kesehatan ekosistem,” papar Kalimantan Regional Leader, WWF-Indonesia, M. Hermayani Putera.
“Kita sebagai orang Kalimantan seharusnya lebih peduli untuk melestarikan orangutan, bukannya orang dari luar Kalimantan atau dari luar Indonesia, mudah-mudahan kita juga bisa. Harapannya, tidak ada lagi perburuan liar dan pembakaran hutan atau lahan, termasuk masyarakat yang memelihara orangutan,” kata Retno.