PRAKTEK PEMBUATAN SAMBAL JULUNG DI DUSUN ARO, PETUANAN KATALOKA
Oleh: Aliana nafsal, Fisheries officer WWF Indonesia, IBAS
Kelompok Watu Mariri merupakan salah satu kelompok binaan WWF-Indonesia yang berada di Dusun Aroa, Petuanan Kataloka. Kelompok yang bergerak di bidang penangkapan dan pengolahan hasil tangkapan ikan julung-julung tersebut mengharuskan anggotanya untuk membayar iuran pokok sebagai akad masuk dan iuran wajib sesuai kesepakatan setiap bulannya. Pembentukan kelompok yang telah disahkan pada 26 September 2016 telah mengikuti pelatihan keuangan oleh WWF-Indonesia yang bertujuan agar laporan keuangan dari kelompok lebih teratur dan transparan. Namun, dalam pelaksanaannya laporan keuangan dari aktivitas pengolahan ikan julung-julung masih sebatas proses pengasapan yang dipasarkan di dalam lingkup Petuanan Kataloka, dan belum dipasarkan di luar Petuanan Kataloka. Harga pasar ikan julung segar dalam satu wayah dihargai Rp 10.000,00 sedangkan dalam bentuk asap satu wayah dihargai Rp 15.000,00 (1 wayah = 20 ekor).
Sebagian dari masyarakat Petuanan Kataloka yang bekerja di kebun pala kini mulai memanfaatkan sumber daya ikan julung-julung untuk menambah penghasilannya. Kaum laki-laki yang lebih banyak menghabiskan waktunya berlayar di perairan Pulau Gorom untuk menangkap ikan julung-julung juga biasanya mencari ikan karang dan layang di perairan Desa Aro.
Kelompok Watu Mariri dibentuk sebagai wadah untuk mendapatkan pelatihan dan pendidikan guna memajukkan usaha agar kesejahteraan kelompok meningkat. Anggota kelompok bersama dengan WWF-Indonesia berinisiatif melakukan praktik pembuatan “Sambal Julung” pada Agustus kemarin di Dusun Aro. Dalam pelaksanaan praktek pembuatan sambal julung, anggota Kelompok Watu Mariri terlihat sangat antusias. Hal ini bisa dilihat dari interaksi antar anggota saat mengikuti pelatihan bersama kawan-kawan WWF-Indonesia.
Sebelum proses penggorengan ikan julung-julung dimulai, anggota kelompok membagi tugas untuk menyiangi ikan dari kulit, kepala dan tulang, serta menyiapkan bumbu campuran untuk pengolahan sambal julung. Hampir semua bahan dasar untuk pembuatan sambal julung dibeli di Pasar Kataloka, kecuali ikan julung-julung yang didapatkan langsung dari hasil tangkap nelayan. Bumbu sambal julung yang terdiri dari tomat, terasi, bawang merah dan bawang putih, dan cilli (sebutan cabai untuk masyarakat Gorom) lebih dulu dikupas dan dicabut tangkainya.
Setelah semua ikan digoreng kemudian ikan julung-julung ditumbuk kasar sebelum dicampurkan ke dalam satu wadah berisi bumbu yang juga telah ditumbuk dan diaduk merata. Dalam proses pembuatan sambal julung anggota kelompok tidak membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang banyak. Sambal julung juga dibuat tanpa menggunakan bahan dasar Monosidium Glutamet (MSG) karena rasa ikannya yang gurih. Rencananya sambal julung akan dipasarkan dalam bentuk kemasan plastik untuk dijadikan oleh-oleh khas Petuanan Kataloka. Harapannya, kegiatan pelatihan pengembangan kapasitas anggota kelompok dapat dilakukan secara berkala, agar masyarakat menjadi berdaya untuk meningkatkan pendapatannya, Kelompok Watu Mariri juga dibentuk untuk menjaga agar ikan julung tetap lestari dengan pengelolaan yang ramah lingkungan.