PERAN EKOSISTEM DAN VEGETASI
Meningkatnya temperatur global akibat perubahan iklim membuat para pakar meteorologi mempergiat penelitian tentang iklim, termasuk fenomena urban heat island. Selain Zhang, sejumlah ilmuwan badan antariksa Amerika Serikat NASA meneliti bagaimana pengaruh lanskap perkotaan terhadap intensitas urban heat Island.
Mereka menemukan bahwa intensitas heat island yang diciptaKan oleh sebuah kota amat dipengaruhi oleh ekosistem daerah itu sebelum kota tersebut didirikan serta iklim regional Daerah urban yang dibangun di wilayah yang gersang menunjukkan tingkat pemanasan yang Jauh lebih rendah dibandingkan dengan daerah pinggirannya daripada kota yang dibangun di tengah hutan dan beriklim sedang.
""Penempatan dan struktur kota serta apa yang ada di sana sebelumnya amat menentukan,"" kata Marc Imhoff pakar biologi dan ahli pengindraan jarak jauh di Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt, Amerika. Jumlah diferensial panas antara kota dan lingkungan sekitarnya amat bergantung pada seberapa banyak permukaannya ditumbuhi pepohonan dan vegetasi.
Temuan para peneliti Goddard tersebut dipresentasikan dalam pertemuan American Geophysical Union di San Francisco pertengahan Desember tahun lalu.
Fenomena heat island effect pertama kali ditemukan pada 1800-an ketika para ilmuwan memantau kota-kota yang semakin panas daripada daerah pinggiran di sekitarnya.
Permukaan tanah di perkotaan yang tertutup aspal beton dan material lain menyerap lebih banyak radiasi matahari pada siang hari. Ketika malam tiba sebagian besar panas itu dilepaskan kembali ke udara kota menciptakan gelembung panas di atas kota tersebut yang dapat mencapai 13 derajat Celsius lebih tinggi daripada temperatur daerah pinggirannya.