PEMUDA DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Oleh: Hijrah Nasir, Communication and Education Officer WWF Indonesia, Southern Sumatra Program
Pemuda merupakan tonggak penting dalam pembangunan. Begitu pentingnya peranan pemuda, Soekarno presiden pertama RI, pernah berkata, “berikan saya 10 pemuda dan saya akan mengubah dunia”. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah pemuda yang cukup besar. 1/3 dari jumlah penduduk Indonesia atau 65 juta adalah anak muda. Sehingga mereka menjadi potensi penting dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Sayangnya potensi besar ini belum banyak dimanfaatkan dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada karena pengetahuan dan keterampilan yang terbatas.
Oleh sebab itu konsep yang dikembangkan dalam Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, salah satunya adalah mendorong pemuda mengambil peranan dalam pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan. Melalui program ESD, WWF melakukan pelatihan peningkatan kapasitas anak muda dalam pengelolaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia saat ini dan generasi mendatang.
WWF Indonesia melibatkan pemuda yang tinggal berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Kecamatan Ulubelu, Tanggamus, Provinsi Lampung. Pelatihan dengan tema “Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan: Pemuda dan Pengelolaan Sumber Daya Lokal” ini berlangsung dari tanggal 26 – 29 Maret 2018 bertempat di Balai Desa Ngarip, Ulubelu. Pelatihan ini dihadiri oleh 26 orang dari 4 desa yakni Desa Ngarip, Datarajan, Sukamaju, dan Karangrejo. 3 dari desa tersebut merupakan desa yang didampingi oleh WWF Indonesia lewat program Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas para pemuda dalam mengelola sumber daya lokal secara mandiri dan berkelanjutan, meningkatkan peran serta pemuda dalam pengembangan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, serta penguatan usaha komunitas, khususnya komunitas pemuda.
Selama 4 hari pemuda belajar tentang isu konservasi dengan melihat lebih dalam tentang peran dan fungsi manusia dalam kehidupan. Materi ini difasilitasi oleh Chairul Saleh dari WWF Indonesia. Materi lain adalah komunikasi interpersonal dan pemetaan potensi sumber daya lokal yang meliputi Sumber Daya Alam, Sumber Daya buatan, ekonomi dan sosial budaya yang disampaikan oleh Heri A.S. Selain itu, peserta juga belajar tentang kewirausahaan hijau dan kaitannya dengan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan yang dibawakan oleh Rini R. Andriani dari WWF Indonesia.
Dalam kesempatan ini beberapa fasilitator WWF yang merupakan masyarakat lokal desa tersebut diajak berbagi pengalaman kepada pemuda tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sudah dilakukan selama ini, khususnya dalam bidang pertanian organik dan kewirausahaan hijau. Mereka berbagi pengetahuan tentang upaya pertanian dan wirausaha yang sudah dikembangkan yang mendorong pada konsep pembangunan keberlanjutan.
Selain itu, peserta juga diajak untuk melakukan observasi lapangan ke lokasi yang selama ini didampingi oleh WWF, antara lain kelompok usaha gula aren, Koperasi Srikandi yang memproduksi bubuk kopi dan kelompok sayuran organik yang digerakkan oleh perempuan desa, dan kelompok agroforestry yang melakukan usaha restorasi hutan dan mengembangkan usaha susu kambing. Observasi lapangan ini diharapkan bisa menginspirasi pemuda untuk membangun usaha di desa dalam rangka pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Di akhir sesi, kelompok pemuda di masing-masing desa belajar membuat project plan yang akan dikerjakan selama 3 bulan setelah pelaksanaan pelatihan ini.