MINYAK KELAPA SAWIT DI MATA KONSUMEN
Adalah menarik untuk mencari tahu sejauh mana pemahaman konsumen tentang minyak kelapa sawit dan permasalahannya. RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) melakukan survey persepsi konsumen mengenai minyak kelapa sawit berkelanjutan. Menurut hasil survey, terungkap bahwa ternyata masih banyak anggota masyarakat yang belum memahami konsep produk yang berkelanjutan. Pengetahuan konsumen mengenai akibat–akibat lingkungan dan sosial yang ditimbulkan oleh produk yang mereka konsumsi setiap hari masih sangat minim.
Lipstik, pasta gigi, hingga sabun cuci
Ditemukan fakta, sebagian besar masyarakat masih mengidentifikasi minyak sawit hanya sebagai bahan baku minyak goreng, margarin, dan produk makanan lainnya. Sangat sedikit orang yang menyadari bahwa minyak sawit merupakan bahan baku beragam produk yang tidak melulu makanan, seperti produk-produk kecantikan, produk perawatan kesehatan, serta produk rumah tangga seperti deterjen.
Hasil survey mengungkap betapa tergantungnya masyarakat terhadap minyak goreng, yang memang lebih murah dibanding minyak nabati lainnya dan dianggap memiliki nilai gizi serta vitamin yang baik untuk kesehatan. Hasil survey yang dilakukan di Medan, Palembang, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, dan Surabaya juga menemukan bahwa selama ini masyarakat membeli produk yang mengandung minyak sawit hanya dengan mempertimbangkan popularitas merek, manfaat tambahan, serta harga dan promo. Label RSPO belum dikenal luas dan isu lingkungan hidup masih tak terpikirkan saat memilih produk-produk berbasis minyak sawit.
Sebagian besar masyarakat juga masih melihat industri minyak sawit secara positif karena efeknya terhadap perkembangan ekonomi, dalam hal penambahan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan petani kecil. Informasi mengenai industri minyak sawit yang menjadi penyebab kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan juga tak tersebar merata, karena masih ada yang berpikir bahwa industri minyak sawit telah memberi kontribusi secara positif terhadap lingkungan, dengan mempertimbangkan bahwa kelapa sawit termasuk pohon, dan pohon dapat mengurangi polusi udara. Isu sosial yang diakibatkan oleh industri minyak sawit seperti hak-hak hidup suku pedalaman yang terampas serta perebutan lahan antara masyarakat di area perkebunan sawit dengan perusahaan-perusahaan sawit juga tidak sampai ke telinga sebagian besar konsumen.
Sosialisasi adalah sebuah keharusan
Hasil survey RSPO ini akan menjadi acuan WWF dalam mensosialisasikan isu lingkungan yang diakibatkan industri minyak sawit yang tidak bertanggung jawab kepada masyarakat, dan mengajak masyarakat untuk memahami pentingnya mengonsumi produk berbasis minyak sawit yang berkelanjutan.
Sudah saatnya masyarakat luas disadarkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan akan produk-produk berbasis minyak sawit tidak perlu dengan mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan akibat kehancuran lingkungan dan hilangnya keadilan sosial. Inilah konsep sustainability atau berkelanjutan.
WWF merasa terpanggil untuk terus menulis dan menyebarkan informasi mengenai seluk beluk minyak sawit dan apa saja kriteria minyak sawit yang berkelanjutan itu. Salah satu langkah nyatanya adalah mengajak masyarakat untuk memilih produk-produk dari perkebunan kepala sawit yang dikelola secara berkelanjutan melalui kampanye #BeliYangBaik di change.org