MINGGU HIJAU BERSAMA PANDA MOBILE
Oleh: Natalia Trita Agnika & Pratama Aditya
Alam adalah milik kita bersama, tanpa mengenal suku, agama, ras, jabatan, atau tingkat ekonomi. Karena itu, semua orang memiliki hak untuk menikmati alam yang asri dan indah. Semua orang pun memiliki kewajiban yang sama untuk menjaga dan melestarikan alam dan segala isinya. Panda Mobile, truk edukasi lingkungan hidup milik WWF-Indonesia menyambut dengan senang hati segala undangan dari berbagai pihak untuk berbagi informasi seputar lingkungan hidup, seperti undangan dari Paroki St. Ignatius Loyola, Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu (05/06) silam.
Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Seksi Lingkungan Hidup Paroki St. Ignatius Loyola mengadakan beberapa kegiatan dengan tema “Green Sunday”. Salah satu target peserta kegiatan ini adalah kelompok Bina Iman Anak (BIA) dan Bina Iman Remaja (BIR). Panda Mobile WWF-Indonesia diundang untuk menumbuhkan kecintaan dan kepedulian anak-anak terhadap lingkungan hidup. Melalui sebuah dongeng yang dibawakan oleh Kak Ryan, anak-anak mengetahui dampak negatif dari sampah plastik terhadap keberlangsungan hidup penyu.
Dengan cara yang mengasyikkan, pesan-pesan konservasi pun ditanamkan kepada mereka. Sebut saja permainan engklek dan spaceship. Melalu permainan engklek bertema harimau, anak-anak makin mengenal harimau, peranannya dalam ekosistem, dan bagaimana cara untuk melestarikannya. Sedangkan dalam permainan spaceship, para remaja diajak untuk berdiskusi dan mulai memikirkan masa mendatang bila keadaan Bumi rusak. Mereka juga diajak mewarnai dan menonton film tentang lingkungan hidup.
Kehadiran Panda Mobile di Paroki St. Ignatius Loyola, Menteng, tersebut bukanlah yang pertama kali. Kunjungan tersebut merupakan kali kedua sejak tahun 2015 dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Umat paroki menyambut positif kehadiran truk edukasi lingkungan hidup milik WWF-Indonesia karena kegiatan jadi makin menarik. Pihak gereja juga mengungkapkan bahwa mereka berniat memberikan edukasi lingkungan yang lebih baik kepada banyak orang terutama lingkungan di sekitar mereka.
“Banyak orang yang dengan mudahnya membuang sampah sembarangan namun tidak memikirkan apa akibatnya ke depan bagi dirinya dan orang lain. Lewat acara tahunan ini, bersama WWF kita berharap akan ada perubahan nantinya, tidak hanya terkait sampah tetapi juga pengertian mengenai pentingnya gaya hidup hijau,” harap Shinta Handjani Aliwarga, panitia kegiatan Hari Lingkungan Hidup di Paroki St. Ignatius Loyola.
Gerakan menyelamatkan Bumi tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Semua elemen harus bergandengan tangan untuk menciptakan Bumi yang lebih baik bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Pendekatan secara persuasif di kalangan umat beragama untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup merupakan salah satu cara yang efektif.