MENUTUP EKSPEDISI: KUE ULANG TAHUN DAN LEBE BAE AWARDS
Oleh: Nisa Syahidah (WWF-Indonesia)
Sore itu, ruang televisi di lantai dua Menami riuh sekali dengan suara gelak tawa peserta ekspedisi. Seluruh tim – baik kru kapal maupun peneliti, duduk mengular dan saling memijat pundak satu sama lain diiringi petikan gitar Om Ayom (WWF-Indonesia).
Irwan (WWF-Indonesia) tampak mengutak-atik laptopnya, menayangkan cuplikan demi cuplikan video sejak hari pertama kami berkenalan sampai mau berpisah. Perjalanan pancang selama tujuh belas hari itu, akhirnya resmi ditutup oleh Om Khaifin dan Mbak Novia (WWF-Indonesia).
Belum sampai matahari pada titik tertingginya tadi pagi, Menami telah sandar kembali di Pelabuhan Larantuka. Iya, hari ini, misi mengarungi Flores Timur dalam #XPDCALORFLOTIM sudah selesai. Tim peneliti sudah melakukan finalisasi data, menyisakan tiga titik penyelaman yang akan diamati besok oleh sebagian tim yang tinggal lebih lama.
“Happy birthday to you, happy birthday to you. Happy birthday, happy birthday. Happy birthday, to you,” Kasman (Reef Check Indonesia) menghampiri kerumunan kami dengan kue ulang tahun bergambar Doraemon di tangannya.
Lewat kue seadanya itu, kami merayakan ulang tahun peserta ekspedisi yang jatuh pada bulan Maret – April. Banyak rupanya – ada Om Izaak (DKP NTT), Pak Rusydi (Universitas Muhammadiyah Kupang), Fikri (WWF-Indonesia), Sila (Reef Check Indonesia), juga Kapten Saleh dan Sahdan, kru kapal Menami.
Tidak cukup sampai di situ. Pada hari terakhir ini, kami juga membagi-bagikan hadiah untuk peserta ekspedisi yang beruntung. Sejak hari pertama ekspedisi dibuka, setiap kali ada cukup sinyal internet, tim berlomba untuk mengunggah momen ekspedisi ke Instagram mereka dengan tagar #XPDCALORFLOTIM. Sila, Kasman (Reef Check Indonesia) dan Mas Bima (Escapade) bersorak ketika namanya keluar sebagai pemenang kompetisi Instagram, dan menerima cendera mata berlogo panda.
Masih ada satu lagi. Sejak pagi, kami membagi-bagikan secarik kertas pemungutan suara untuk tiga kategori Lebe Bae Awards, namanya. Sebuah penghargaan untuk mereka yang lebih baik – “lebe bae”.
Kategori pertama adalah Lebe Bae Entry Data – peneliti penginput data terbaik dari segi komitmen dan ketepatan waktu pengumpulan. Pemenang kategori ini adalah Pak Rusydi (Universitas Muhammadiyah Kupang), yang ditetapkan oleh hak veto Mbak Novia sebagai data manager.
Kategori kedua adalah Lebe Bae di Laut – untuk penyelam andalan tim ekspedisi; ia yang “lebe bae” di laut, baik itu soal kemampuan, keterampilan, sikap, maupun tingkat ketampanan saat berada di laut. Untuk kategori ini, nama Fikri (WWF-Indonesia) keluar sebagai pemenang pilihan Menami.
Kategori ketiga adalah Lebe Bae Kalau Ada Dia – untuk peserta pilihan hati terfavorit, yang kalau ada dia, segalanya menjadi lebih baik. Kusnanto (WWF-Indonesia), yang memang jadi sumber tawa harian peserta ekspedisi, memenangkan kategori satu ini.
Malam itu kami makan bersama di restoran tak jauh dari pelabuhan Larantuka. Merekami tak hanya Menami dan penghuninya, tapi juga sudut kota Larantuka untuk diingat lagi kemudian hari.