MENGENAL UPAYA KONSERVASI HUTAN INDONESIA DI BUMI PANDA
Oleh: Sani Firmansyah (Koordinator Bumi Panda)
Himpunan Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Kehutanan berkunjung ke Bumi Panda WWF-Indonesia pada Minggu (30/10) silam. Mereka ingin mengenal serta memperluas wawasan mengenai upaya konservasi yang dilakukan oleh WWF-Indonesia terhadap hutan di Indonesia. Kegiatan dimulai dengan tur keliling Bumi Panda dimana para mahasiswa dikenalkan tentang ‘spesies payung’ atau satwa yang menjadi fokus konservasi WWF-Indonesia.
Ketika mereka berkeliling Bumi Panda, beberapa pertanyaan pun bermunculan, di antaranya datang dari Yarzuqh, mahasiswa semester 3, Fakultas Kehutanan Institut Teknologi Bandung. “Kak, saya sering mendengar, selain perburuan, perubahan fungsi hutan juga berpengaruh terhadap menurunnya populasi hewan yang ada di dalam. Pertanyaannya, bagaimana itu bisa terjadi?” tanyanya. “Jadi hubungannya mengapa hal itu bisa terjadi, karena berdasarkan data, satu individu gajah Sumatera untuk memenuhi kebutuhannya diperlukan makan hingga 200 kg. Bayangkan jika tutupan hutan terus berkurang. Gajah Sumatera akan kesulitan mencari makan, begitu pun dengan dengan spesies lainnya,” jawab Sani memberikan penjelasan. Tur keliling Bumi Panda berakhir di Experience Room. Di ruangan itu terlihat sejarah perjalanan konservasi WWF-Indonesia sejak tahun 1962 hingga capaiannya tahun 2014.
Diskusi kemudian berlanjut di Resources Center. Volunteer Bumi Panda memberikan penjelasan program #BeliYangBaik. Pemaparan tentang program yang mengajak publik untuk lebih berani bertanya mengenai asal produk yang hendak dibeli ini sangat menarik perhatian para mahasiswa.
“Dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan serta mendukung program #BeliYangBaik, dimana program ini bertujuan untuk mendorong produsen dan konsumen agar dapat menghasilkan serta menggunakan produk yang berlabel mamah lingkungan (ecolabel). Salah satu contoh ecolabel adalah label FSC (Forest Stewardship Council) untuk produk-produk turunan dari bahan baku pohon,” terang Sani.
Mahasiswa serta masyarakat luas juga dapat turut menjaga kelestarian hutan melalui gaya hidup sehari-hari yang ramah lingkungan. Misalnya, mahasiswa banyak sekali mengkonsumsi kertas, tisu, dan pensil. Jika publik mulai peduli untuk menggunakan produk yang berlabel FSC dimana material yang digunakan berasal dari hutan yang lestari, degradasi hutan dapat dihindari dan spesies yang ada di dalamnya dapat tetap terjaga.
Kegiatan ditutup dengan menonton video cuplikan upaya konservasi lainnya untuk memudahkan para mahasiswa menyerap informasi tentang berbagai upaya konservasi. “Dari kunjungan ini banyak sekali yang kami pelajari. Harapannya, melalui Bumi Panda ini, nantinya WWF-Indonesia juga dapat mendukung serta mengarahkan kami agar dapat menyebarluaskan informasi konservasi ini sehingga kami sebagai mahasiswa dapat berperan dalam menjaga alam ini,” harap Mischa, mahasiswi Fakultas Kehutanan, Institut Teknologi Bandung.