MENGAWAL KONSERVASI DENGAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP SEJAK DINI
Penulis: Rinto Andhi Suncoko (Social Development Coordinator, WWF-Indonesia Program Southern Eastern Sulawesi Subseascape/SESS)
Kutipan “Education is the most powerful weapon which you can use to change the world” dari Nelson Mandela makin menguatkan pendapat bahwa pendidikan merupakan motor perubahan dunia. Tak terkecuali pendidikan lingkungan hidup dalam konteks pengetahuan pelestarian alam. Di Indonesia sendiri, Pendidikan Lingkungan Hidup—atau disingkat PLH—mulai muncul pada tahun 1986-an yang pada saat itu bernama Pendidikan Lingkungan Hidup dan Kependudukan.
Salah satu program kerja WWF-Indonesia Program Southern Eastern Sulawesi Subseascape/SESS adalah mendukung pemerintah dalam pengelolaan kawasan Konservasi Taman Nasional Wakatobi, yaitu pendidikan lingkungan melalui PLH. WWF-Indonesia Program SESS bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Wakatobi. Melalui Forum Musyawarah Guru Muatan Lokal Daerah (FMGML) Wakatobi, melakukan revisi dan desiminasi bahan ajar PLH Kelautan dan Budaya Maritim Wakatobi untuk tahun Ajaran 2017/2018. Materi PLH yang direvisi merupakan materi mata pelajaran muatan lokal untuk pendidikan dasar (kelas 1-6 SD) dan pendidikan menengah (kelas 7-9 SMP). Materi ajar PLH sebagai muatan lokal Kelautan dan Budaya Maritim Wakatobi yang direvisi disesuaikan dengan standar kurikulum 2013 (K-13). Proses pengerjaan revisi dan desminasi materi PLH ini berlangsung selama bulan April hingga Juni 2016 lalu.
Selain FMGML Wakatobi, WWF-Indonesia Program SESS juga menggandeng Jaringan Guru Biru (JGB) serta Forum-Forum Pulau di Wakatobi untuk ikut dalam proses revisi dan desminasi. Ada beberapa tahapan yang dilakukan bersama dalam proses tersebut, yaitu: 1) Pihak FMGML membuka diskusi bersama dan menggali persepsi dari Forum Pulau, Dikbudpora Wakatobi dan Balai Taman Nasional Wakatobi; 2) Melakukan workshop sosialisasi PLH Mulok Kelautan dan Budaya Maritim Wakatobi serta standar K-13 dan peningkatan kapasitas pengajar mulok Kelautan dan Budaya Maritim Wakatobi yang dihadiri Kepala Dikbudpora Kabupaten Wakatobi dan Kepala SPTN I Taman Nasional Wakatobi; 3) Tim FMGML melakukan koreksi, revisi, dan penambahan materi PLH Mulok Kelautan dan Budaya Maritim Wakatobi bersama Jaringan Guru Biru dan Forum Pulau; 4) Melakukan workshop tentang desiminasi dan sosialisasi hasil penyusunan PLH Mulok Kelautan dan Budaya Bahari Wakatobi yang dihadiri oleh Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi, perwakilan dari Dikbudpora Wakatobi dan forum guru muatan lokal se-Wakatobi; dan 5) Tim FMGML bersama dengan Dikbudpora melakukan peninjuan kembali SK Bupati Wakatobi untuk implementasi PLH pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Kegiatan revisi dan desiminasi PLH Kelautan dan Budaya Maritim Wakatobi mendapat respon positif dari berbagai pihak, terutama Balai Taman Nasional Wakatobi dan Dikbudpora.
“WWF SESS membantu kami dalam hal program pendidikan konservasi. Harapannya supaya anak-anak didik yang masih duduk dibangku sekolah, sudah diperkenalkan sejak dini tentang potensi keanekaragaman hayati dan sumberdaya kelautan di Taman Nasional Wakatobi. Masalah pendidikan ini sangat penting, memperkenalkan keanekaragaman biota laut sejak usia dini, dibanding memperkenalkan ke orang dewasa, jadi repot dan susah masuknya. Saya sambut baik WWF SESS membuat kegiatan-kegiatan seperti ini, kebetulan WWF SESS adalah mitra kami sejak dulu dan sangat konsen di bidang konservasi,” ujar Pak Gunung Sinanga, Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi.
Sambutan baik pun datang dari Kepala Dinas Dikbudpora Wakatobi, Pak La Ode Puasa.
“Kami dari Dikdbudpora sangat berterima kasih telah dibantu oleh WWF SESS untuk merevisi bahan ajar muatan lokal Kelautan dan Budaya Maritim Wakatobi. Konten materi PLH Kelautan dan Budaya Maritim Wakatobi yang sekarang lebih bersifat lokalitas, luas dan mencakup aspek adat istiadat dan budaya Wakatobi dari keempat pulau di Wakatobi.”
Perkembangan kegiatan revisi dan desiminasi saat ini sudah memasuki proses verifikasi dan penyempurnaan dari pihak Tim FMGML dan Dikbudpora Wakatobi. Selanjutnya akan dicetak dan diperbanyak untuk kepentingan proses belajar mengajar di sekolah pendidikan dasar dan pendidikan menengah pertama. Dikbudpora Wakatobi akan membantu untuk percetakan dan publikasi. Semoga dalam waktu dekat buku PLH Muatan Lokal Kelautan dan Budaya Maritim Wakatobi, dapat digandakan dan diimplementasikan pada lingkungan pendidikan dasar dan menengah pertama di Wakatobi.