MAKASSAR TARGETKAN PENGELOLAAN PERIKANAN BERKELANJUTAN PADA 2017
Pengelolaan perikanan berkelanjutan menghasilkan salah satu produk, yaitu ikan ramah lingkungan, atau yang dikenal selama ini dengan sustainable seafood/sustainable fisheries product. Hasil penting lainnya adalah perbaikan habitat dan ekosistem yang menjadi dasar utama kelestarian stok ikan di dalamnya. Stok ikan dan ekosistem yang lestari akan menjamin berlangsungnya mata pencaharian nelayan serta bisnis perikanan tangkap secara keseluruhan.
Secara geografis, letak Kota Makassar merupakan pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia, dan menjadi salah satu pintu gerbang ekspor hasil perdagangan perikanan secara umum. Menyadari potensi serta peluang untuk memajukan industri perikanan yang berkelanjutan, WWF-Indonesia bersama Yayasan Mattirotasi dan Learning Center EAFM Universitas Hasanuddin, yang didukung oleh Pemerintah Kota dan Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Kota Makassar telah melakukan inisiasi melalui diskusi intensif sejak akhir bulan Desember 2014 hingga awal Januari 2015. Diskusi tersebut menghasilkan beberapa rencana kegiatan pengelolaan perikanan berkelanjutan untuk periode tahun 2015 - 2017.
Menurut Kepala Bidang Kelautan Perikanan – Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Peternakan (DKP3), Bapak Syafri, S.Pi, M.Si, para pemangku kepentingan perikanan di Makassar sangat menyadari pentingnya pengelolaan potensi perikanan dan ancaman kerusakan sumber daya perikanan yang sudah terjadi di depan mata. Pemerintah Kota Makassar juga setuju untuk memimpin program ini dan akan dimasukkan dalam anggaran pemerintah dan dinas.
Rencana program pengelolaan perikanan berkelanjutan di Kota Makassar secara garis besar dibagi dalam lima kelompok kegiatan. Pertama, kebijakan pengelolaan perikanan berkelanjutan yang meliputi perikanan tangkap, budi daya, dan pascapanen. Kebijakan ini akan mengawal semua proses kegiatan perikanan berkelanjutan di Kota Makassar.
Kedua, sustainable seafood festival. Festival ini diharapkan menjadi pendorong sosialisasi produk perikanan ramah lingkungan di kalangan publik. Kegiatan yang akan menjadi kali kedua diselenggarakan ini, kembali akan melibatkan kelompok dampingan nelayan Jaringan Nusantara sebagai produsen ikan karang ramah lingkungan dari Kabupaten Takalar.
Ketiga, pendirian perusahaan penjualan ikan ramah lingkungan. Perusahaan yang direncanakan berbentuk pasar ikan akan menampung hasil tangkapan ikan ramah lingkungan dari nelayan kecil yang menggunakan pancing. Pasar ikan ini diharapkan menjadi poros bisnis perikanan berkelanjutan yang dapat memberikan harga premium kepada nelayan ramah lingkungan. Selain itu, dapat juga menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kota Makassar melalui retribusi perikanan.
Dua kegiatan berikutnya sangat berhubungan dengan nelayan, yaitu penguatan kapasitas kelompok nelayan dan masyarakat serta pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) oleh Kelompok Pengawas Masyarakat (POKMASWAS) pada 11 pulau-pulau kecil di perairan Kota Makassar. Dua kegiatan ini menjadi ujung tombak kesuksesan program pada tingkat lapangan karena berinteraksi langsung dengan habitat dan ekosistem laut.
Penangkapan ikan ramah lingkungan dan pengawasan kawasan konservasi yang dikawal dengan peraturan, serta didukung oleh bisnis perikanan yang kuat akan menjadikan Kota Makassar sebagai salah satu penghasil produk perikanan yang ramah lingkungan di Indonesia.
Penulis : Muhammad Yusuf (Fisheries Science and Training Coordinator)