MENDAKI MERBABU, MENYUARAKAN CINTA BUMI
Pagi baru mulai di kaki Gunung Merbabu, tapi suasana sekitar basecamp pendakian jalur Selo, Boyolali pada Selasa, 27 Mei 2025 sudah sangat sibuk. Sejak pukul 07.00, sepuluh anggota komunitas pendukung WWF-Indonesia, Members of Nature (MoNa) yang terpilih mengikuti trip membership, MoNa Kelana The Series: Mountain, beserta sejumlah figur publik yang didapuk sebagai MoNa Warrior memulai rangkaian kegiatan dengan menanam pohon bersama Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni. Aksi ini adalah bentuk komitmen pelestarian alam yang mereka genggam sejak awal perjalanan.
Usai tanam pohon bersama, Menteri Raja Juli melepas rombongan peserta MoNa Kelana. Udara sejuk dan langit berawan menemani langkah mereka dalam pendakian. Meski sempat ada kekhawatiran karena hujan turun beberapa hari sebelumnya, jalur pendakian Gunung Merbabu hari itu justru bersahabat: tidak berdebu, tanahnya cukup padat, dan nyaman dilalui.
Di Pos 1, pertemuan dengan alam liar sebenarnya dimulai. Saat beristirahat, peserta disambut oleh kehadiran beberapa monyet, sebuah kejutan kecil yang menghangatkan suasana. Dalam perjalanan menuju Pos 2, sekawanan lutung juga tampak dari kejauhan. "Berkesan banget bisa melihat wildlife di habitat aslinya," ungkap Sahabat MoNa, Cathalina Chang.
Perjumpaan dengan satwa liar itu hanyalah awal yang mengantar peserta menemukan wajah asli alam pada langkah-langkah berikutnya. Selepas Pos 2, mereka mendapati jalur penuh tantangan dengan tanjakan curam dan terjal yang menguras tenaga. Trek tanpa ruang datar juga dihadapi dalam perjalanan summit attack. Namun, akhirnya, lelah pun terbayar oleh panorama luar biasa: lautan awan dan pemandangan Gunung Merapi, Sindoro, Sumbing, hingga Lawu.
MoNa Kelana adalah rangkaian perjalanan yang dirancang untuk memperdalam hubungan manusia dan alam. Dengan menghadirkan pengalaman ini kepada para peserta, harapannya setiap individu dapat lebih memahami pentingnya menjaga keberlangsungan Bumi dan menyebarkan pesan “sekecil apa pun aksimu, #LoNgaruhKok” seluas-luasnya.
Kegiatan yang diinisiasi MoNa Warrior Della Dartyan dan WWF-Indonesia ini juga didukung oleh Agoda, National Geographic Indonesia hingga Golden Rama Tours & Travel. Dalam perjalanan ini, Agoda juga memiliki misi senada MoNa Kelana yaitu untuk mengajak para traveler untuk jalan-jalan sambil berdampak. Caranya dengan turut terlibat dalam upaya pelestarian hutan hujan, pemantauan satwa liar, dan penanaman pohon lewat kampanye Agoda Eco Deals. Sementara National Geographic Indonesia melihat MoNa Kelana sebagai IP (Intellectual Property) yang bisa memberikan panggung lebih besar bagi isu perubahan iklim dan perempuan.
Maka, lebih dari sekadar petualangan fisik seperti mendaki gunung, program ini membuka ruang untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan melalui aksi nyata. Selain perjalanan bersama, peserta juga bermeditasi bersama meditation coach, Poppy. Dengan meminum dan menghirup aroma teh hangat yang membantu relaksasi, peserta diajak menyampaikan rasa cinta dan terima kasih kepada alam. Meditasi ini menjadi jembatan sunyi yang memperkuat koneksi dengan Gunung Merbabu dan dengan diri sendiri.
Saat perjalanan turun, peserta pun diajak ikut memungut sampah yang ditemui di sepanjang jalur pendakian. Sebuah pengingat bahwa mencintai alam bukan hanya tentang menikmati keindahannya, tetapi juga menjaga dan merawatnya. Sambil bergerak untuk lingkungan, mereka terus merekam dalam gawai untuk disebarkan semua orang.
Adanya aksi pungut sampah inilah yang membuat seorang pendaki seperti Fei Febri percaya pada nilai-nilai yang diangkat MoNa Kelana dan ikut serta dalam trip ke Merbabu. “Karena aku cukup resah dengan kondisi gunung saat ini yang kotor di mana-mana. Kalau seorang Fei doang yang ngomong, paling sekelompok orang saja yang tahu. Tapi kalau ini dilakukan oleh bareng-bareng dan bersama influencer pasti gaungnya besar,” ujarnya.
Pada MoNa Kelana kali ini, setiap individu seakan menyatu dengan alam, mengenal diri, merayakan kebersamaan, dan menanamkan arti pentingnya pelestarian lingkungan yang akan selalu hidup dalam ingatan. “Rasanya pulang bukan cuma bawa capek, tapi juga hati yang penuh,” ucap Sahabat MoNa, Ivana Angelia. Ungkapan itu seakan mewakili isi hati peserta lainnya yang juga kembali ke rutinitas dengan membawa pelajaran bermakna yang melekat.