KONSULTASI PUBLIK MASTERPLAN PARIWISATA TN KOMODO TARGETKAN WISATA BERKELANJUTAN
oleh Jensi Sartin, Komodo MPA Coordinator
“Masterplan pariwisata ini harus menjadi pegangan bagi peningkatan kapasitas pengelola kawasan untuk mengurangi dampak ekologis dari pengelolaan kepariwisataan,” demikian disampaikan Direktur Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam (PIKA), Ir. Listya Kusumawardhani, M.Sc saat membuka acara Konsultasi Publik Masterplan Pariwisata Taman Nasional (TN) Komodo, di Labuan Bajo (12/06/2017) yang difasilitasi WWF-Indonesia.
Dalam pemaparan dokumen masterplan mewakili tim penyusun, Hendrikus Rani Siga, Kepala Seksi II TN Komodo, menjabarkan potensi strategis TN Komodo untuk menjadi ekowisata kelas dunia di hadapan BTN Komodo, Pemda Manggarai Barat, penanggung jawab Labuan Bajo Pokja 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar, kepala desa dalam kawasan TN Komodo, perwakilan operator selam, perwakilan nelayan, Komodo Survival Program, PHRI, ASITA, HPI, serta pegiat wisata lainnya.
“Keunikan dan potensi TN Komodo sudah diakui secara internasional dengan statusnya sebagai Situs Warisan Dunia dan Cagar Man and Biosphere,” papar Hendrikus.
Tren kunjungan wisata di TN Komodo menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Sebagai Destinasi Pariwisata Prioritas sesuai arahan Presiden, TN Komodo ditargetkan untuk menerima total kunjungan wisatawan mancanegara setara 500.000 orang, pada akhir tahun 2019.
“Hal ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk memastikan agar kunjungan wisata ini tidak mengakibatkan dampak negatif pada TN Komodo, dan tidak melampaui daya dukung kawasan,” ungkap Hendrikus.
Per 2016, total kunjungan mencapai 107.000, 73%-nya ialah wisatawan mancanegara. Artinya setiap 5 wisatawan, 1 di antaranya ialah wisatawan nusantara. Data 4 tahun terakhir menunjukkan wisatawan yang berkunjung berasal dari 104 negara.
Namun, menariknya, kini, ada kecenderungan kunjungan domestik yang semakin meningkat. “Dari hasil analisis kunjungan wisatawan berdasarkan asal negara dalam 4 tahun terakhir (2012-2015), wisatawan nusantara mendominasi kunjungan,” papar Hendrikus.
Tren peningkatan wisatawan ini juga diikuti dengan bertambahnya kunjungan kapal pesiar. “Total kunjungan ini berkontribusi sekitar 10% dari total jumlah wisatawan pada lima tahun terakhir. Tercatat ada 60 kapal pesiar yang pernah singgah di Komodo,” jelas Hendrikus.
Masterplan Pariwisata TN Komodo ditargetkan akan menjawab 6 aspek utama terkait pariwisata di TN Komodo, yaitu (1) dampak perubahan yang masih dapat ditolerir akibat kunjungan wisatawan (2) indikator acuan bagi pengelolaan pariwisata (3) aksi untuk mencegah dampak negatif dari kunjungan wisatawan (4) Sistem monitoring dampak kunjungan wisatawan (5) Peran para pihak; dan (6) Strategi TN Komodo dalam memastikan keberlanjutan pariwisata.
Masterplan ini mendapat sambutan positif dari para pihak terkait dan pemerintah daerah setempat. “Kami berharap, melalui masterplan ini, target kunjungan yang ditetapkan pemerintah dipertimbangkan dan dikelola dengan baik. Perlu perhitungan dan pengaturan terkait daya dukung (carrying capacity),” tegas Fajarudin, pegiat wisata lokal.
”Contohnya lokasi penyelaman Batu Bolong dan Manta Point yang menjadi favorit semua trip penyelaman, berapa yang mampu ditampung? Harus ada pengaturan praktek wisata untuk lokasi yang relatif kecil ini,” lanjut Fajarudin.
“Setiap masukan dari publik dan para pihak akan memperkuat dokumen masterplan ini. Solusi dan ide-ide terkait pengelolaan daya tarik wisata seperti sistem buka tutup atau sistem antrian masuk, serta pengaturan lainnya akan dipertimbangkan secara matang,” terang Sudiyono, Kepala BTN Komodo.
“Bahkan sambil dokumen ini dikerjakan, BTN Komodo juga sudah mulai menata pelaksanaan pariwisata, serta penyediaan infrastruktur,” ungkapnya, menutup acara hari itu.