KERJA SAMA PENGGIAT BUDI DAYA UDANG WINDU DI KAB. PINRANG MELAKSANAKAN AIP
Oleh Agis Riyani dan Idham Malik
WWF-Indonesia telah melibatkan diri dalam program perbaikan budi daya (Aquaculture Improvement Program – AIP) udang windu di Kabupaten Pinrang sejak pertengahan 2013 dengan melakukan koordinasi secara intens dengan para tokoh budidaya udang di Kecamatan Suppa. Selain itu, untuk menunjang perikanan budi daya udang windu yang bertanggung jawab di Kab. Pinrang, berbagai koordinasi dan pendekatan juga dilakukan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan setempat, penyuluh perikanan setempat, serta kelompok-kelompok pembudidaya udang windu yang berada di kawasan minapolitan .Pada September 2014, WWF-Indonesia pun terintegrasi dengan ke dalam Badan Koordinasi Pengelolaan Kawasan Minapolitan Lowita (Lotangsalo, Wiringtasi, dan Tasiwali’e) Kab. Pinrang.
Kabupaten Pinrang sendiri dipilih sebagai salah satu lokasi untuk melakukan perbaikan perikanan budi daya karena produksi udang windu yang selalu meningkat dan produktivitasnya terus bertahan. Kabupaten yang terletak 185 kilometer arah Utara dari Makassar dan memiliki garis pantai sepanjang 93 km ini juga merupakan salah satu daerah pemasok udang windu terbesar di Sulawesi Selatan. Hasil produksi udang windu tersebut dipasok dari kawasan tambak yang terbagi di lima kecamatan, yaitu Suppa (2.203 ha), Lasinrang (1.5675 ha), Mattirosompe (4.131 ha), Cempa (2.341 ha), Duampanua (5.101 ha), dan Lembang (339 ha).
Pada 20 – 21 Desember 2014, dilaksanakan Pelatihan (Better Management Practices) BMP Budidaya Udang Windu untuk para petambak di dalam dan luar kawasan minapolitan Kab. Pinrang. Pelatihan tersebut melibatkan para petambak dari Desa Tasiwali’e, Desa Wiringtasi, Desa Lanrisang untuk Kecamatan Suppa dan Desa Patobong dari Kecamatan Mattirosompe, serta beberapa Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Perikanan dari Kec. Suppa. Hari pertama pelatihan diisi oleh pemberian materi BMP Budidaya Udang dan materi tentang lingkungan dan aplikasi Probiotik RICA Windu di kelas. Kemudian hari kedua dilanjtkan dengan kunjungan ke lapangan, dimulai dari kunjungan ke hatchery udang windu, diskusi dengan petambak di lokasi tambak kultur pronhima suppa, dan terakhir ke lokasi kultur probiotik RICA dan lokasi tambak aplikasi probiotik RICA yang ditutup dengan diskusi dengan petambak yang telah memanfaatkan probiotik tersebut untuk perbaikan kualitas air tambak. Hasil dari pelatihan dua hari tersebut yaitu peserta memahami dan akan melaksanakan panduan BMP Budidaya Udang windu, serta tertarik untuk mengembangkan pakan alami Pronhima Suppa dan probiotik RICA untuk meningkatkan produksi udang windu dan memperbaiki lingkungan perairan tambak.
Sebelum pelatihan ini, WWF-Indonesia bersama DKP Kab. Pinrang juga telah menyelenggarakan sosialisasi BMP kepada para pembudidaya yang dihadiri oleh para petambak, staf dari DKP, serta PPL Perikanan pada Maret 2014 dan dilanjutkan dengan pelatihan BMP Budidaya Udang Windu khusus untuk PPL Perikanan di Kabupaten Pinrang dan Provinsi Sulawesi Selatan pada Juni 2014. Pelatihan untuk PPL Perikanan tersebut bertujuan untuk mengenalkan praktik-praktik budi daya udang windu yang sesuai dengan BMP dan metoda survei untuk analisa kesenjangan antara BMP dan standar ASC-Shrimp dengan kondisi nyata di lapangan. Peran penyuluh perikanan di sini sangat penting sebagai garda terdepan dalam sosialisasi praktik budi daya yang bertanggung jawab, karena mereka lah yang sering berinteraksi dengan para pembudidaya.