INISIASI PENGEMBANGAN INDIKATOR EAFM PERAIRAN UMUM DARATAN
Oleh: M. Maskur Tamanyira
WWF-Indonesia dan Direktorat Sumber Daya Ikan Kementerian Kelautandan Perikanan (Dir. SDI KKP) yang bekerja sama dengan Pusat Kajian Studi Pesisir dan Lautan – Institut Pertanian Bogor (PKSPL – IPB) dan Indonesian Network for Fisheries Resources Management (INFREM) pada tanggal 12 Agustus kemarin mengadakan diskusi bersama para peneliti, akademisi, dan perwakilan birokrasi membahas tentang pengelolaan sumber daya ikan di perairan umum daratan. Direktur SDI KKP Tony Ruchimat yang mewakili Direktur Jenderal Perikanan Tangkap menyampaikan bahwa sumber daya ikan di Perairan Umum Daratan dapat menjadi penyokong kebutuhan protein bagi masyarakat yang tinggal di seputar kawasan daerah aliran sungai (DAS), sepadan danau, dan sungai.
Bertempat di PKSPL-IPB, Abdullah Habibi dari WWF-Indonesia berbagi cerita mengenai pengelolaan berbasis ekosistem pada perikanan laut yang telah lebih dahulu diaplikasikan. Ecosystem Approach to Fisheries Management - EAFM di Indonesia diaplikasikan dengan menggunakan indikator untuk menilai kinerja pengelolaan perikanan. EAFM perikanan laut juga menjadi salah satu pertimbangan untuk membangun Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI). Berdasarkan hal tersebut tim National Working Group EAFM berencana mereduplikasi langkah-langkah EAFM perikanan laut untuk diterapkan pada perikanan perairan umum daratan.
Endi Setiadi Kartamihardja, dari Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan berbagi pendapat mengenai bagaimana pengelolaan perikanan pada perairan umum daratan yang baik dan berkelanjutan dengan konsep dasar yang mengkombinasikan panduan pengelolaan berbasis EAFM pada perikanan laut. Enam domain yang digunakan pada indikator EAFM perikanan laut dinilai penting dan digunakan dalam mengidentifikasi kinerja pengelolaan perairan umum daratan, antara lain adalah domain Sumber Daya Ikan, Habitat, Teknologi Penangkapan Ikan, Sosial, Ekonomi, dan Kelembagaan. Selanjutnya masing-masing domain tersebut diisi secara bersama dengan seluruh pakar yang hadir untuk menentukan indikator yang dapat mampu menggambarkan kondisi setiap domain di lapangan. Setelah menyepakati masing-masing domain dan indikator di dalamnya, seluruh undangan yang hadir juga diajak untuk menentukan langkah lanjutan dari inisiasi membangun skema EAFM di perairan darat ini.
Selanjutnya PKSPL akan menguji indikator tersebut seperti penilaian indikator EAFM yang ada di perikanan laut, sesuai dengan masukan dari diskusi. Kajian ilmiah awal terhadap beberapa titik lokasi perairan darat yang dijadikan percontohan di Indonesia juga akan diselenggarakan terpadu antara Sub-Direktorat Perairan Umum Daratan Direktorat Sumber Daya Ikan KKP, PKSPL IPB, dan WWF-Indonesia.