MENYELAM: SATU HAL MENYEBALKAN, SISANYA MENYENANGKAN
Oleh: Mayawati NH (MyTrip Magazine)
Kami sepakat, satu-satunya hal paling menyebalkan dari menyelam adalah memakai wetsuit. Bahkan mencuci alat usai penyelaman terakhir setiap hari pun tidak semenyebalkan memakai wetsuit –apalagi dalam kondisi kering. Ada yang bilang hilang satu centong nasi atau terbakar sekian ratus kalori untuk kegiatan pasang wetsuit itu, saking menguras tenaganya!
Cuma satu itu yang menyebalkan dari menyelam! Iya cuma satu itu. Sisanya semua menyenangkan! Baik recreational dive maupun menyelam untuk bekerja, menyenangkan! Kegiatan di dalam airnya, jangan ditanya, apalagi kalau visibility bagus dan banyak ‘barang’ yang bisa dilihat. Tidak pernah ada penyelaman yang persis sama bahkan jika kita melakukannya di tempat yang sama sekalipun. Setiap kali turun, siap-siaplah mendapatkan pengalaman baru.
Kegiatan di atas (di darat atau di kapal kalau trip-nya adalah LOB/Live-On-Board) juga banyak dan tak pernah membosankan. Saya pribadi lebih suka LOB, seperti yang saya lakukan kali ini bersama tim Ekspedisi Terumbu Karang di Perairan Alor dan Flores Timur bersama WWF-Indonesia.
Meski fasilitas di kapal tidak senyaman kalau kita tinggal di resort atau hotel, tapi tinggal di kapal menawarkan dinamika tersendiri. Ruang main kami terbatas –KLM FRS Menami memang lebih besar daripada kapal LOB yang sering saya naiki, tapi tetap saja, namanya kapal pasti lebih terbatas— kami jadi lebih banyak ngobrol dan jadi cepat akrab.Apalagi kalau sinyal sudah mulai hilang. Obrolan bisa ngalor-ngidul ke mana-mana. Yang paling seru: ceng-ceng-an soal apa saja yang kita lihat dalam penyelaman. Sama dengan recreational dive, penyelaman ekspedisi ini juga dibagi ke dalam dua grup. Jadi grup yang satu nemu white tip shark sementara grup lain tidak - pun bisa jadi heboh.
Perjalanan di laut dengan kapal berhari-hari juga membuat kami melihat hal-hal menarik sepanjang perjalanan. Atraksi lumba-lumba melompat beriringan, yang membuat kami semua serempak berkumpul di dek depan kapal sambil mengangkat kamera dan menyerukan koor tanpa komando, adalah atraksi yang hampir selalu saya dapatkan dalam perjalanan LOB. Tulisan ini dibuat waktu kapal baru berlayar dua hari. Harapan saya tentu, nanti kalau kapal melewati Pulau Lembata, kami beruntung melihat penampakan paus biru.
Sunset spektakuler yang jatuh ke laut tak berbatas adalah bonus lain perjalanan diving dengan LOB. Berhubung kita berada di laut lepas, jadi kecil kemungkinannya sunset ketutup sesuatu seperti di kota. Kalaupun ketutup pulau, semburat merahnya masih bisa banget dinikmati.
Apalagi kalau LOB-nya di Indonesia Timur, beuuhhh semburat sunset-nya selalu membara bahkan saat mataharinya sudah masuk ke perut bumi. Bonus lainnya adalah pelangi, langit bertabur bintang dan milky way.
Duduk bengong memandangi laut lepas saat perjalanan menuju dan kembali dari titik selam, atau saat sore-sore usai penyelaman juga menjadi kegiatan wajib saya, yang sangat menyenangkan dari diving trip. Tenang... Seperti meditasi.
Buat saya satu lagi yang menyenangkan, kalau ada teman atau kru kapal yang bisa maingitar. Maka melantunlah lagu-lagu Manado, Ambon, dan Papua dari mulut saya. Emangnya bagus suara saya? Pede amat nyanyi? Nggak, tapi jadi lumayan kalau nyanyinya sambil kena tiupan angin laut. Hahaha.