HASIL TIDAK MAKSIMAL, PETAMBAK UDANG WINDU ACEH BERLATIH PRAKTIK BMP
Udang menjadi salah satu favorit menu dalam sajian seafood. Salah satu jenis udang yang diminati adalah udang windu, yang memiliki ukuran lebih besar dan tentunya nikmat ketika disantap. Provinsi Aceh, menjadi salah satu wilayah Indonesia yang masih marak melakukan praktik budi daya udang windu. Tahun 2011 tercatat, lebih dari 5.000 ton udang windu telah dihasilkan dari Aceh. (Sumber data : Pusat Data, Statistik, dan Informasi – KKP)
Desa Bantayan yang masuk ke dalam Kecamatan Simpang Ulim, Aceh Timur, menjadi salah satu sentra Udang Windu di Aceh. Banyaknya tambak Udang Windu yang masih beroperasi dengan sistem tradisional, yaitu menebang mangrove untuk membuka lahan dan pemakaian bahan yang tidak semestinya. Hal tersebut membuat Pak Ridwan, anggota kelompok Sarena Udeung menginginkan pendampingan dan pengarahan kepada petambak untuk mengingkatkan hasil dan kualitas panen.
Berlatih Penerapan BMP
Harapan petambak yang diwakili Pak Ridwan terwujud, akhir April lalu WWF-Indonesia difasilitasi oleh Aceh Aquaculture Cooperative (AAC) menggelar pelatihan budi daya. Materi yang diberikan kepada petambak berupa cara-cara budi daya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Seperti pelatihan budi daya lainnya, Better Management Pratice (BMP), menjadi acuan materi yang disampaikan.
Pada pelatihan dilakukan uji pengetahuan kepada peserta sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan dengan mengisi pre-test dan post-test. Antusiasme ditunjukkan peserta melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hingga pengakuan praktik budi daya yang selama ini diterapkan.
Salah satu yang menarik adalah pengutaraan dari Pak Busra, petambak Udang Windu “Kita yang masih menggunakan bahan-bahan kimia, sehingga hasil yang kita peroleh tidak seperti yang kita harapkan”. Petambak lain menambahkan, seandainya dari dulu telah menerapkan BMP budi daya Udang Windu, maka pencemaran lingkungan tidak akan separah saat ini.
Kata terakhir dari Mirwanda, Sekretaris Kelompok Sarena Udeung “Kalau bukan kita siapa lagi? Dan kalau bukan sekarang kapan lagi? Mari kita berkolaborasi dalam wadah Kelompok untuk menerapkan praktik budi daya Udang Windu yang mengacu pada BMP di desa kita ini.”
Penulis: Said Rahmad Annesva (Field Fasilitator for Aquaculture Program)