HARI KE 8 : SEKILAS MENGENAI KEGIATAN PENYELAMAN DI ALOR
oleh Sukmaraharja Aulia
Dalam perjalanan menyusuri wilayah pesisir di Pulau Alor dan Flores Timur dengan tujuan untuk mengetahui kefektitivitasan pengelolaan setelah ditetapkannya zonasi KKPD di wilayah Kabupaten Alor, pada awal-awal minggu pertama kami (tim) memilih beberapa lokasi atau sampel pada beberapa wilayah di Kabupaten Alor. Dalam perjalanan menyusuri pesisir Alor banyak sekali hal-hal yang menarik yang bisa diceritakan seperti perjumpaan saya (tim) dengan mamalia laut (lumba-lumba), tercatat dalam seminggu awal perjalanan kami dijumpai pertemuan dengan mamalia laut (lumba-lumba) sebanyak 3-4 kali perjumpaan.
Kegiatan survei ekologi ini dilakukan menggunakan metode point intercept transek (PIT) dan belt transect untuk mengetahui kondisi tutupan substrat dasar perairan serta kelimpahan dan biomassa beberapa jenis ikan target yang dilakukan pada dua kedalaman, yaitu dangkal dan dalam (3 meter dan 10 meter).
Berdasarkan hasil observasi oleh tim di beberapa titik wilayah Kabupaten Alor, cukup banyak dijumpai beberapa jenis karang lunak (soft coral) dengan jenis Sarcophyton dan Xenia menutupi substrat dasar perairan. Ditemui juga kerusakan karang yang disebabkan oleh kegiatan pengeboman, kondisi tersebut patut disayangkan. menginggat kondisi terumbu karang yang mengalami kerusakan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih dan kembali pada kondisi baik, sedangkan untuk jenis ikan target banyak sekali dijumpai spesies dari famili ikan karang Caesionidae (Fussiler) Pterocaesio tile, Caesio lunaris dan Caesio teres.
Ikan karang jenis ini secara umum memiliki sifat berkelompok dan membentuk schooling pada kolom perairan. Hal ini terkait dengan pola makan ikan tersebut yang mencari plankton pada kolom perairan. Beberapa biota karismatik juga ditemukan selama pengamatan oleh tim seperti dua jenis spesies hiu black tip (Carccharinus melanopterus) dan white tip (Triaenodon obesus)serta spesies ikan napoleon (Cheilinus undulatus). Beberapa tantangan dan kesulitan yang dialami tim ketika di lapangan umumnya adalah terkait kondisi perairan Alor yang memiliki arus dan gelombang cukup kuat pada beberapa lokasi stasiun peneltian, sehingga dibutuhkan tingkat kewaspadaan dan kehati-hatian ketika melakukan pendataan ekosistem terumbu karang.
Sebagai bagian dari jejaring kawasan konservasi perairan, perairan Solor Alor menyimpan potensi ekosistem terumbu karang yang cukup besar. Usaha pelestarian seperti kegiatan pendataan mengenai kondisi ekosistem terumbu karang sangat perlu dilakukan, serta beberapa kegiatan yang meningkatkan kesadartahuan masyarakat terhadap pentingnya menjaga dan memanfaatkan suatu ekosistem secara lestari dan berkelanjutan.