EARTH HOUR JAYAPURA: DARI UJUNG TIMUR INDONESIA, “INI AKSIKU! MANA AKSIMU?”
Oleh: Andhiani M. Kumalasari (Communication, Campaign, and Outreach Coordinator, WWF-Indonesia Program Papua)
“Dari ujung paling timur Indonesia, ini aksiku! Mana aksimu?” pekik lantang dari Plt Walikota Jayapura, Daniel Pahabol pada akhir sambutannya dalam acara selebrasi Earth Hour 2017 yang dilaksanakan di aula utama Kantor Walikota Jayapura pada Sabtu (25/03) yang lalu. Tahun ini, Earth Hour untuk pertama kalinya dirayakan di Papua, tepatnya di Jayapura. Daniel mewakili Pemerintah Kota Jayapura menyampaikan dukungan sekaligus mengapresiasi kegiatan Earth Hour karena memberikan andil untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Terkait dengan aksi nyata untuk memerangi perubahan iklim, Daniel menjelaskan bahwa kantor Walikota Jayapura telah dilengkapi dengan instalasi solar panel sebagai bentuk pemanfaatan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Lebih lanjut, melalui Dinas Lingkungan Hidup, Kota Jayapura juga telah melaksanakan program bank sampah.
Dalam sambutannya, Piter Roki Aloisius selaku Northern Guinea Leader, WWF-Indonesia Program Papua menjelaskan, “Karena ini pertama kali diselenggarakan di Jayapura bahkan Papua, jadi yang perlu dipahami adalah aksi mematikan lampu selama satu jam merupakan aksi simbolis untuk perayaan Earth Hour. Namun tujuan utamanya bukan hanya sebatas itu. Selanjutnya, memang harus ada aksi-aksi nyata untuk konservasi dan pengelolaan lingkungan.”
Untuk perayaan Earth Hour 2017, Pemerintah Kota Jayapura juga mengeluarkan surat edaran kepada beberapa kantor instansi pemerintah, perusahaan, dan tempat ibadah untuk melakukan pemadaman lampu selama satu jam. Tanggal 25 Maret 2017 tepat pukul 20.30 WIT, ada sembilan gedung yang ikut berpartisipasi untuk melakukan switch off selama satu jam, yaitu kompleks perkantoran Pemda Kota Jayapura, kantor Walikota Jayapura, kantor redaksi Cenderawasih Pos, kantor Pusat Bank Papua, kantor PLN Regional Maluku dan Papua, gedung DPRD Kota Jayapura, kantor PDAM Kota Jayapura, ikon kota tulisan “Jayapura City”, dan Masjid Al Akham- Furia.
Pada waktu yang bersamaan, WWF-Indonesia Program Papua juga menyelenggarakan kegiatan We Love The Forest Camping. Kegiatan ini dilaksanakan di lokasi ekowisata bird watching, Isyo Hill, Kampung Rhepang Muaif – Nimbokrang, Kabupaten Jayapura. Kegiatan ini sekaligus ditujukan untuk membentuk komunitas Earth Hour Jayapura. Komunitas ini seperti halnya komunitas Earth Hour di kota-kota lainnya, diharapkan dapat menjadi salah satu agen perubahan untuk melakukan aksi-aksi nyata kegiatan konservasi dan pengelolaan lingkungan hidup.
Pada malam perayaan Earth Hour, diterangi nyala obor yang membentuk gugusan tulisan 60+, peserta kegiatan yang mayoritas adalah anak-anak SMA melakukan pertunjukan seni teater, drama, dan pembacaan puisi tentang pentingnya mencintai hutan Papua. Acara ini juga mendapat dukungan dari Komunitas Sekolah Menulis Papua dan Komunitas Fotografi – Kelas Pagi Papua.
“Tema hutan dipilih karena sangat kontekstual di Papua. Terutama aksi untuk pelestarian dan pengelolaan hutan berkelanjutan. Mengingat hutan Papua merupakan benteng terakhir hutan di Indonesia yang bisa diandalkan untuk memerangi dampak perubahan iklim,” tambah Roki.